Sukses

Miris, Pegawai Facebook Tinggal di Garasi Selama 3 Tahun

Pasangan suami istri yang merupakan pegawai Facebook mengaku tinggal di sebuah garasi mobil selama tiga tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah miris kehidupan karyawan perusahaan teknologi besar kembali mengemuka. Kali ini, pasangan suami istri yang bekerja di salah satu kafetaria Facebook, tinggal di sebuah garasi mobil di Menlo Park, California, Amerika Serikat (AS), selama tiga tahun terakhir.

Kehidupan pasangan bernama Victor (29) dan Nicole (26) menjadi sorotan terutama karena tidak sesuai dengan misi Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg. Ia beberapa waktu belakangan mengelilingi Amerika Serikat (AS) untuk memenuhi tantangan pribadinya pada tahun ini, dengan tujuan mempelajari tantangan dan harapan orang-orang.

Selama perjalanannya, ia melakukan berbagai hal termasuk mengendarai traktor, bertemu dengan para pecandu kokain, hingga soal ketimpangan sosial. Namun, bagi Nicole, perjalanan Zuckerberg itu memunculkan suatu pertanyaan penting, "Apakah ia (Zuckerberg) akan datang ke sini?"

Dua orang pegawai kafetaria Facebook, Victor dan Nicole, bersama tiga anak mereka tinggal di sebuah garasi mobil selama tiga tahun (Foto: Andrew Burton / The Guardian)

Tempat tinggal Nicole dan keluarganya hanya berjarak beberapa kilometer dari rumah Zuckerberg di Palo Alto, atau beberapa blok dari kantor pusat Facebook di Menlo Park. Nicole dan Victor bersama tiga anak mereka, tinggal di sebuah garasi yang ukurannya muat untuk dua mobil.

"Dia (Zuckerberg) tidak harus keliling dunia. Dia seharusnya mempelajari apa yang ada di kota ini," tutur Nicole, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (27/7/2017).

Keluarga itu tinggal di samping rumah orangtua Victor selama tiga tahun terakhir. Di dalamnya ada tiga kasur di dekat dinding, dan sebuah coffee table sebagai pembatas antara ruang tidur dan ruang keluarga. Kemudian, mereka juga menggantung pakaian dengan rapi di dekat pintu garasi.

Kehidupan yang dijalani Nicole dan Victor tidaklah mudah, terutama karena anak-anak mereka masih kecil dengan usia sembilan, delapan, dan empat tahun. "Anak perempuan kami terus bertanya kapan dia bisa memiliki ruangan sendiri dan kami tidak tahu harus bilang apa," kata Nicole.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ingin Kehidupan yang Lebih Baik

Nicole dan Victor terus berusaha mendapatkan hidup yang lebih layak. Mereka bersama sekitar 500 pegawai kafetaria Facebook lainnya bergabung dengan serikat pekerja, Unite Here Local 19, pada Jumat (21/7/2017). Tujuan kelompok ini adalah untuk mendapatkan standar kehidupan yang lebih baik.

Facebook dan perusahaan layanan makanan bernama Flagship Facility Service, menentang serikat pekerja tersebut. Flagship Facility Services adalah kontraktor yang mempekerjakan Nicole dan Victor.

Bekerja pada kontraktor layanan makanan Facebook, gaji yang didapatkan para pegawainya cukup tinggi. Nicole mendapatkan US$ 19,85 per jam sebagai kepala shift dan Victor US$ 17,85. Pendapatan mereka lebih tinggi dibandingkan bayaran minimum per jam untuk kontraktor yang ditetapkan Facebook pada 2015, yaitu sebesar US$ 15.

Terlepas dari besaran pendapatan, kehidupan Nicole dan keluarga tidak berubah menjadi lebih baik. Penyebab utamanya karena biaya hidup yang tinggi di Menlo Park.

Nicole dan Victor kesulitan membayar asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaan mereka. Bahkan, mereka juga kerap kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian bagi anak-anaknya. Victor pernah meminjam uang dari ibunya untuk menyelenggarakan pesta ulang tahun salah satu anak perempuannya. Ia juga sampai meminjam uang kepada seorang teman untuk ke dokter gigi.

Selain kesulitan materi, mereka juga harus menghadapi kendala lain saat sedang bekerja. Ketimpangan kelas antara pegawai Facebook, "the techies", dan pegawai kontrak terasa sangat besar. "Mereka memandang kami seakan kami lebih rendah, seperti kami tidak penting," sambung Nicole.

Tidak hanya itu, para pegawai kafetaria Facebook dilarang membawa makanan sisa ke rumah. Mereka juga tidak boleh menggunakan layanan kesehatan dari klinik medis Facebook. Facebook baru-baru ini menggelar hari "Bring your kids to work", tapi anak pegawai kafetaria tidak diizinkan.

Seorang juru bicara Facebook membenarkan para pegawai kontrak memang tidak mendapatkan akses ke sejumlah fasilitas seperti klinik, gym dan hari "Bring your child to work". Namun, ia menegaskan Facebook sangat menghargai semua yang membantu perusahaan tersebut.

"Kami berkomitmen membuat lingkungan kerja yang aman dan adil bagi semua orang yang membantu Facebook, termasuk para kontraktor," kata juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut, Victor menegaskan bahwa keluarganya dan serikat pekerja tidak bermaksud "menampar" perusahaan mana pun. Mereka berharap bisa mendapatkan hidup yang lebih baik.

"Ini semua untuk keluarga kami. Kenapa kami harus hidup seperti ini, ketika perusahaan tempat kami bekerja memiliki sumber daya untuk membuatnya lebih baik. Kami tidak minta jutaan. Saya hanya ingin tidak akan takut jika harus ke dokter. Itulah alasan kami bersatu," ungkap Victor.

(Din/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.