Sukses

Ups, Drone Dipakai Buat Antar Narkoba dan DVD Porno ke Penjara

Siapa sangka kalau drone disalahgunakan untuk menyelundupkan narkoba dan DVD porno ke penjara?

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi pesawat nirawak alias drone kini memang sedang berkembang. Drone tak hanya jadi bagian dari hobi, tetapi juga dipakai untuk memaksimalkan pekerjaan.

Misalnya saja untuk mengambil gambar atau video dari udara, mendeteksi dan membersihkan kotoran anjing, menyiram tanaman, mengantarkan defibrilator kepada penderita serangan jantung, mengirimkan paket, dan berbagai keperluan lainnya.

Namun, drone juga bisa disalahgunakan. Contohnya adalah penggunaan drone untuk menyelundupkan narkoba dan DVD porno ke berbagai penjara dan kantor pemerintahan.

Mengutip laporan The Verge, Rabu (21/6/2017), selama lima tahun terakhir, ada oknum yang dengan sengaja menerbangkan drone ke penjara. Operasi penyelundupan barang haram ini bukan ditemukan sekali saja, melainkan sudah terjadi belasan kali.

Dalam laporan yang ditulis Departemen Kehakiman AS, penyelundupan dilakukan untuk membawa masuk barang-barang seperti smartphone dan ponsel, narkoba, dan DVD porno ke fasilitas penjara. Padahal, bisa dibilang kalau kegiatan ini hampir tak mungkin untuk dilakukan.

Media lokal melaporkan hal ini tak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, tapi juga di sejumlah negara lainnya selama beberapa tahun terakhir. Misalnya saja, pada 2014, kepolisian di Australia menyebut drone sering dipakai untuk menyelundupkan narkoba.

Masih di tahun yang sama, sebuah drone dilaporkan mengalami kecelakaan di South Carolina, tepatnya drone itu menabrak sesuatu saat digunakan untuk mengirimkan ganja.

Berlanjut ke tahun 2015, sebuah drone digunakan untuk mengirimkan narkoba dan memicu terjadinya perkelahian di Ohio. Dalam insiden lainnya, dua orang ditangkap karena mencoba menyelundupkan benda terlarang menggunakan drone.

Tak terhitung berapa banyak kasus drone disalahgunakan untuk mengantar benda terlarang ke penjara. Beberapa jaksa menyebut dalam sekali penyelundupan, operator drone bisa menghasilkan US$ 6.000 atau sekitar 80 jutaan.

Sementara itu, pihak berwenang bertanya-tanya apa yang harus dilakukan untuk menangani kasus-kasus semacam ini. April lalu, pemerintah Inggris mengumumkan hadirnya sebuah tim baru untuk menangani masalah ini.

Di tempat lainnya, agensi yang menangani lapas di Amerika Serikat meminta sebuah teknologi yang bisa dipakai untuk menghentikan drone di dekat area penjara.

(Tin/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.