Sukses

Kecanduan Smartphone, Bocah 13 Tahun Masuk Rehabilitasi

Bocah berusia 13 tahun terpaksa masuk panti rehablitasi karena kecanduan smartphone.

Liputan6.com, California - Penggunaan gadget seperti smartphone bagi anak-anak memang harus dibatasi. Jika tidak, bisa kecanduan seperti bocah yang satu ini.

Di Amerika Serikat, seorang bocah berusia 13 tahun terpaksa masuk panti rehabilitasi karena sangat ketergantungan dengan smartphone-nya. Kedua orangtuanya pun memboyong sang anak ke panti rehabilitasi Restart Life Centre di wilayah Seattle, Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir The Independent, Senin (17/4/2017), panti rehabilitasi ini memiliki program pemulihan intensif bagi anak-anak dan remaja yang tak bisa lepas dari perangkat elektronik. Tak tanggung-tanggung, program pemulihan anak-anak tersebut bisa berlangsung lebih dari delapan tahun.

Hilarie Cash, pendiri Restart Life Center, mengatakan bahwa sejatinya gadget dapat menghibur pengguna, khususnya anak-anak. Hanya saja, penggunaan gadget secara berlebihan bisa menghilangkan naluri alami dari anak.

“Setiap anak memiliki naluri alami. Mereka seharusnya bisa bergerak, mengeksplorasi, dan berinteraksi sosial lebih dari yang mereka pikir. Cuma, penggunaan gadget membatasinya dan menjadi gap yang besar,” kata Cash.

Cash juga mengungkapkan hasil survei terbaru yang dilakukan 1.500 orangtua di Inggris. Survei mencatat, anak berusia 7 tahun ternyata sudah mendapat izin untuk menggunakan smartphone. Setelahnya ada anak berusia 10 tahun yang juga diperkenankan memakai smartphone dan tablet.

Bahkan, berdasarkan laporan Ofcom pada 2016, 64 persen dari anak berusia 12-15 tahun dan 65 persen dari anak-anak di rentang usia tersebut mengatakan bahwa mereka sudah berada dalam screen time, yaitu kondisi di mana selalu memegang smartphone dalam waktu berjam-jam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbauan Orangtua

Karena itu, Cash mengimbau kepada para orangtua agar selalu membatasi durasi anak-anak mereka saat bermain gadget. Orangtua juga harus membahas dampak buruk dan baik dari penggunaan gadget itu sendiri.

Ilustrasi smartphone. (Reuters)

Di saat yang sama, Richard Graham, psikiater dari rumah sakit jiwa Inggris berpendapat, orangtua sudah harus sadar akan risiko dari kecanduan smartphone.

“Kita harus lihat, apa perangkat mereka benar menganggu aktivitas? Apa yang membuat mereka bolos sekolah? Ketika anak-anak tak bisa berhenti main gadget, mereka akan kehilangan kendali,” ucapnya.

(Jek/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.