Sukses

Elon Musk: Pergi ke Mars Berarti Harus Siap Mati

Musk mengimbau kepada semua calon astronot, jika ingin benar-benar ingin ke Planet Mars, mereka harus siap menerima kemungkinan terburuk.

Liputan6.com, California - Ambisi Elon Musk untuk menerbangkan manusia ke Planet Mars tak bisa terelakkan. Pria yang merupakan CEO Tesla tersebut bahkan berencana memboyong manusia ke Planet Merah pada 2025 mendatang.

Meski begitu, tak mudah baginya untuk bisa langsung terbang begitu saja ke Mars dalam waktu singkat. Menurut Musk, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengirim para astronot untuk meninjau kelayakan ekosistem di Mars.

Seperti yang dimuat di laman Tech Times, Selasa (4/10/2016), ia mengatakan perjalanan pertama ke Mars akan memiliki banyak risiko.

Karena itu, ia mengimbau siapa pun calon astronot yang akan dikirim ke Mars, harus bersiap menerima segala jenis konsekuensi, termasuk siap untuk mati.

"Perjalanan perdana ke Mars akan sangat berbahaya. Kita tidak tahu risiko apa yang akan terjadi. Perlu diingat, peristiwa terburuk yang akan dialami bisa jadi adalah kematian," ujar Elon di International Astronautical Congress beberapa waktu lalu.

“Apakah kalian (para calon astronot) siap untuk mati? Jika siap, berarti kalian siap pergi ke Mars.”

Ia juga menjelaskan program Interplanetary Transport System kini harus ditinjau. Pasalnya, semua yang ia canangkan untuk saat ini tidak dapat direalisasikan dengan mudah.

Roket Falcon 9 milik SpaceX buktinya sempat meledak beberapa waktu lalu dan bahkan menghancurkan satelit Facebook. Ini artinya, ia harus lebih jeli lagi dalam mempersiapkan semua programnya.

Sebelumnya, ia sempat menuturkan bahwa pergi ke Mars adalah sebuah hal yang krusial. Tak hanya itu, cara ini akan membantu manusia menjadi spesies "multiplanet".

Lebih lanjut ia menuturkan, pilihan pergi ke Mars adalah sebuah keputusan fundamental. Hal ini perlu dilakukan manusia untuk membuat sebuah peradaban.

Elon Musk memang dikenal sebagai sosok ambisius dalam membangun koloni manusia di Mars. Bahkan, ia sempat mengklaim mampu mengalahkan NASA dalam misi manusia ke Mars. Ia merasa rencana yang dicanangkan NASA untuk membawa manusia ke Mars pada 2036 terlalu lama.

Tak hanya itu, pada tahun lalu ia sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dalam pernyataannya, ia berencana menjatuhkan bom nuklir di atas langit Mars. Hal itu dilakukan untuk mempercepat perubahan kondisi Mars supaya lebih sesuai bagi manusia.

Jadi, nantinya hasil ledakan itu diperkirakan dapat menciptakan dua "matahari" kecil yang dapat menghangatkan planet dan mengubah karbondioksida beku menjadi gas. Karbondioksida sendiri merupakan gas yang berpotensi menghasilkan efek rumah kaca, sehingga unsur ini dapat menyerap dan mempertahankan panas.

(Jek/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.