Sukses

Internables Akan Lebih Populer Ketimbang Wearable Devices

Hasil studi dari Ericsson Consumer Lab menemukan bahwa teknologi internables merupakan hal yang diinginkan oleh sebagian besar responden.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian besar konsumen, teknologi wearables device saat ini mungkin dirasa sudah cukup mumpuni untuk mendukung aktivitas sehari-hari.

Namun di sisi lain, penggunaan wearable device dirasa belum selalu memuaskan. Sebab, terkadang penggunaan perangkat ini masih terasa merepotkan. Ditambah lagi hasil pengukuran dan informasi yang diberikan tidak selalu tepat.

Untuk itu, di masa depan, teknologi pemantau kondisi tubuh diperkirakan tidak lagi digunakan di anggota tubuh saja, melainkan akan langsung dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Setidaknya itulah hasil studi yang dilakukan oleh Ericsson Consumer Lab di beberapa negara.

Teknologi yang lebih dikenal dengan sebutan internables ini nantinya akan memiliki fokus yang sama dengan perangkat monitor tubuh eksternal saat ini. Hanya saja, sesuai namanya, perangkat ini akan ditanamkan di tubuh pengguna.

Dari hasil studi itu juga diketahui bahwa setengah pengguna smartphone yang menjadi responden percaya bahwa teknologi internables ini akan hadir dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.

"Tak hanya itu, 8 dari 10 orang responden itu juga ingin menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan kemampuan kognitif, seperti penglihatan, pendengaran, dan ingatan," ujar Hardyana Syintawati, Vice President Marketing and Communications Ericsson Indonesia, saat acara laporan 10 tren konsumen di 2016 dari Ericsson, belum lama ini.

Tak sekadar peningkatan kemampuan fisik, lebih dari setengah responden disebut juga ingin meningkatkan komunikasinya lewat perangkat internables ini. 

Dari studi itu juga diketahui bahwa ada 1 dari 3 responden yang tertarik untuk menanam perangkat ini agar bisa mengakses informasi internet dari hal baru yang mereka lihat dan dengar.

"Tak menutup kemungkinan bahwa nantinya teknologi perangkat ini juga bisa langsung menerjemahkan bahasa asing untuk penggunanya," pungkas Hardyana.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.