Sukses

Bisakah Kita Mencegah Asteroid Jatuh ke Bumi?

Apakah bisa kita mencegah asteroid jatuh ke bumi? Kalau bisa, dengan cara apa?

Liputan6.com, Jakarta - Isu ribuan asteroid yang berdekatan dengan bumi dan berpotensi jatuh semakin merebak. Tak bisa dipungkiri, luar angkasa yang begitu luas memiliki benda antariksa yang bertebaran dan bahkan, jumlahnya tidak bisa dihitung dengan jari.

Benda antariksa tersebut konon terdiri dari `sampah` luar angkasa mulai dari satelit atau bahkan benda alami seperti asteroid. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa jika memang benda tersebut jatuh ke Bumi, apakah bisa kita mencegahnya? Apakah bisa kita mengantisipasinya dengan memberikan peringatan dini?

Jawabannya memang belum terungkap. Secara ilmiah, kita memang tidak bisa mengantisipasi atau bahkan mencegah fenomena alam luar angkasa tersebut.

Namun, mengutip laman Real Time Space Debris Surveillance milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), disitu terungkap bahwa pihaknya terus memantau mengenai keberadaan benda langit yang jatuh ke Bumi secara real time.

Pantauan tersebut dilakukan untuk mengamati benda antariksa (atau bahkan sampah antariksa) semacam satelit, roket, dan yang lainnya di angkasa. Ini terus dilakukan sehingga upaya antisipasi masih bisa dilakukan.

Selain sampah antariksa, benda meteorit pun secara umum dipantau dan diantisipasi, namun sangat sulit dilakukan bahkan termasuk oleh negara maju. Mengapa demikian?

Yang pertama, untuk memantau benda alami luar angkasa seperti asteroid atau meteor memerlukan teleskop yang mampu mendeteksi objek sangat redup yang bergerak sangat cepat (dengan kecepatan sekira 100 ribu km/jam).

Kedua, teleskop memang harus terintegrasi dengan sistem pengolah data cepat yang dilengkapi model orbit asteroid dan trayektorinya.

Terakhir, sangatlah perlu untuk memperhitungkan efektivitas dan efisiensi karena jangka waktu deteksi dan kejatuhan di Bumi sangat singkat untuk objek relatif kecil.

Namun, akurasi prakiraan titik jatuh secara internasional rupanya belum bisa dilakukan. Pihak Lapan hanya mengungkap bahwa mereka dapat memperkirakan apakah suatu daerah geografis aman dari jatuhnya benda luar angkasa atau tidak dalam waktu sehari sebelum benda tersebut mendekati Bumi.

Akan tetapi, prediksi waktu dan lokasi jatuh yang diberikan di situs Lapan hanya waktu dan lokasi jatuh hingga ketinggian sekitar 120 km (dimana benda mengalami atmospheric reentry).

Berdasarkan keterangan lanjutan dari laman tersebut, sangatlah sulit untuk melakukan prediksi kapan dan di mana serpihan benda antariksa akan menghantam permukaan Bumi.

(jek/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini