Sukses

Cetak Sejarah, Hacker Gondol US$ 1 Miliar dari 100 Bank

Mereka menghasilkan uang US$ 1 miliar dari 100 bank dan lembaga keuangan di seluruh dunia

Liputan6.com, Jakarta - Hacker kembali berbuat ulah. Kali ini yang jadi sasaran dari serangan adalah bank dan lembaga keuangan di dunia. Tak tanggung-tanggung, jaringan peretas yang berulah itu disebutkan berhasil menjaring uang sampai sekitar US$ 1 miliar dari bank di seluruh dunia.

Para pelaku tindakan peretasan ini cukup serius dalam mengumpulkan uang hasil kejahatannya. Kejadian yang melibatkan dana dalam jumlah besar itu ternyata mencatatkan sejarah baru dalam dunia perbankan, hal seperti ini diketahui belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam keterangan resminya, Kaspersky Lab memastikan aktor dibalik serangan cyber tersebut berasal dari kelompok bernama Carbanak. Mereka diperkirakan membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumpulkan uang dari lembaga keuangan di seluruh dunia.  

Sergey Golovanov selaku Principal Security Researcher di Kaspersky Lab Global Research and Analysis Team mengungkapkan, Carbanak memakai teknik yang berasal dari gudang penyimpanan serangan yang ditargetkan.

"Tindak kejahatan ini menandai awal dari tahap baru dalam evolusi aktivitas kejahatan dunia maya, di mana pengguna yang jahat mencuri uang langsung dari bank dan menghindari untuk menargetkan pengguna akhir," ujarnya.

Golovanov menyampaikan, Carbanak melakukan peretasannya sejak tahun 2013. Selama peretasan, mereka terus berusaha menyerang hingga 100 bank, sistem e-payment, dan lembaga keuangan lainnya dari sekitar 30 negara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Negara incaran

Data yang diungkap Kaspersky Lab menyebutkan, target Carbanak berupa organisasi keuangan di Rusia, Amerika Serikat, Jerman, China, Ukraina, Kanada, Hong Kong, Taiwan, Rumania, Perancis, Spanyol, Norwegia, India, Inggris, Polandia, Pakistan, Nepal, Maroko , Islandia, Irlandia, Republik Ceko, Swiss, Brazil, Bulgaria, dan Australia.

Perusahaan keamanan internet asal Rusia ini masih enggan untuk menyebutkan angka pasti dari hasil kejahatan Carbanak. Namun, perusahaan itu mengungkapkan jumlah peretasan terbesar yang berhasil dicuri sampai 10 juta dolar setiap serangannya.

"Rata-rata, setiap perampokan bank memerlukan waktu antara dua hingga empat bulan, dari menginfeksi komputer pertama di jaringan perusahaan bank hingga membawa lari uang yang dicuri," tambah Golovanov.

Carbanak diperkirakan dapat masuk ke komputer karyawan bank melalui spear phising dan menginfeksi korban dengan malware Carbanak. Kemudian mereka masuk ke jaringan internal dan melacak komputer administrator agar dapat melakukan pengamatan melalui video.

"Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat dan merekam segala sesuatu yang terjadi pada layar komputer staf yang melayani sistem transfer tunai. Dengan cara ini para penjahat harus tahu setiap detail pekerjaan pegawai bank dan mampu meniru aktivitas staf untuk mentransfer uang dan mencairkan uang," pungkas Golovanov.

(den/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini