Sukses

Abu Sayyaf adalah kelompok separatis yang berbasis di Filipina.

Informasi Organisasi

  • Jenis OrganisasiKelompok Separatis
  • IdeologiIslam Fundamental
  • BasisJolo, Sulu, Filipina
  • Tahun Aktif1991 - Sekarang
  • TokohAbdurajik Abubakar Janjalani (tewas) Khadaffy Janjalani (tewas)
  • AfiliasiISIS
  • Kekuatan+/- 300 orang

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Kelompok Abu Sayyaf yang berdiri sejak 1991, juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya, adalah sebuah kelompok separatis yang terdiri dari milisi yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao. Akhir-akhir ini, kelompok Abu Sayyaf memperluaskan jaringannya ke Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Kelompok ini bertanggung jawab terhadap aksi-aksi pengeboman, pembunuhan, penculikan, dan pemerasan dalam upaya mendirikan negara Muslim di sebelah barat Mindanao dan Kepulauan Sulu.

    Kelompok Abu Sayyaf Diserang, 40 Tewas

    Presiden Filipina, Rodrigo Duterte melancarkan serangan kontra-terorisme pertamanya setelah ia dilantik menjadi pemimpin negara itu pada akhir Juni lalu.

    Penyerbuan itu disebut menewaskan 40 anggota kelompok ekstremis Abu Sayyaf dan melukai 25 lainnya dalam dua peristiwa terpisah.

    Juru bicara militer regional Mayor Jenderal (Mayjen) Filemon Tan mengatakan puluhan anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf tewas dalam serangan di Provinsi Sulu.

    "Sebanyak 22 anggota militan tewas sementara 16 lainnya terluka dalam serangan yang dimulai sejak pekan lalu di hutan di Provinsi Sulu. Satu tentara juga tewas dalam peristiwa itu," ujar Mayjen Tan.

    Sandera Warga Asia Tenggara Sejak 2005

    Inspektur Jenderal Purnawirawan Benny Joshua Mamoto ingat betul peristiwa penyanderaan kapten Kapal Bonggaya 91, Ahmad Resmiadi, Maret 2005. Operasi yang berjalan berbulan-bulan itu berhasil membebaskan Ahmad dari sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

    Sebelumnya, 2 Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Bonggaya Yamin Labuso dan Erikson Hutagaol, berhasil dibebaskan setelah 73 hari di dalam sekapan kelompok bersenjata.

    "Tapi dua orang agen tewas dibunuh karena ketahuan sebagai penyusup. Sementara Ahmad Resmiadi dibawa ke dalam hutan," ujar Benny