Sukses

Hujan Es Mengejutkan Warga Jambi

Sebelum hujan es terjadi di Jambi, langit terlihat kemerahan sebelum akhirnya terjadi hujan disertai angin kencang.

Liputan6.com, Jambi - Hujan lebat disertai angin cukup kencang tengah melanda hampir semua wilayah di Provinsi Jambi. Namun hujan yang terjadi pada Rabu malam, 21 Maret 2018 baru saja membuat heboh warga dua kabupaten di daerah itu. Apa yang terjadi?

Seperti hari biasanya, saat petang menjelang malam, Asnawi (40) duduk di balai rumahnya sembari menikmati segelas kopi sekaligus menunggu waktu magrib tiba. Cuaca mendung disertai angin dan rintik hujan membuat pria anak dua yang tinggal di Kecamatan Koto Jayo, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, ini betah duduk berlama-lama.

Lambat laun suara hujan yang disertai angin terdengar makin kencang. Atap rumah milik Asnawi yang terbuat dari seng membuat suara yang ditimbulkan terasa makin keras.

"Saya curiga, hujan suaranya kok keras banget. Tidak biasanya, macam atap dihujani kerikil," ujar Asnawi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (22/3/2018).

Karena merasa aneh, Asnawi lantas keluar rumah untuk melihat keadaan. Saat keluar itu lah ia mendapati banyak butiran es bercampur air hujan turun dari langit.

"Subhanallah, saya tidak menyangka ada hujan es di rumah saya semalam. Ukuran esnya kecil-kecil," ucap Asnawi.

Menurut dia, hujan disertai angin lumayan kencang terjadi cukup lama di desanya. Namun hujan es yang terjadi hanya sekitar 15-20 menit saja.

Hujan es pada Rabu malam itu ternyata tidak hanya terjadi di Kabupaten Bungo saja, tapi di Kabupaten Merangin yang merupakan kabupaten yang bersebelahan dengan Kabupaten Bungo.

"Iya sore kemarin kabarnya ada hujan es di Desa Pinang Merah, Kecamatan Pamenang," ujar Inayah, warga Kota Bangko, ibu kota Kabupaten Merangin.

Menurut dia, pada Rabu malam memang terjadi hujan lumayan lebat yang disertai angin kencang.

Fenomena hujan es di Jambi bukan kali ini saja terjadi. Pada Februari 2017 lalu, hujan es juga terjadi di Kabupaten Bungo. Tepatnya di Desa Pauh Agung, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang. Butiran es sebesar kerikil menghujani rumah warga di desa itu pada sore menjelang petang sekitar pukul 17.00 WIB.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fenomena Hujan Es Menurut BMKG

Menurut laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian itu biasa disertai kilat, petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Fenomena itu lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Ada beberapa indikasi atau tanda terjadinya hujan es. Di antaranya, satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara panas dan gerah itu diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat.

Mulai pukul 10.00 pagi, terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis - lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).

Indikasi lainnya adalah, pepohonan di sekitar tiba-tiba bergoyang kuat akibat tiupan angin disertai sentuhan angin yang terasa berbeda dan dingin.

Biasanya, hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba. Apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita. Demikian ditulis BMKG dalam laman resmi bmkg.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini