Sukses

Usai Rusak Kapel Katolik di Ogan Ilir, 6 Pria Asing Kabur dengan Sepeda Motor

Kapel umat Katolik yang diduga dirusak enam pria asing itu baru saja selesai direnovasi dan diresmikan oleh Uskup Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Warga Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), digegerkan oleh kabar perusakan rumah ibadah umat Katolik oleh enam pria asing. 

Dari informasi yang dihimpun, Kapel Stasi Santo Zakaria baru saja direnovasi. Bahkan pada Minggu, 4 Maret 2018, kapel tersebut baru diresmikan oleh Uskup Palembang.

Kapel itu diduga dirusak oleh enam pria tak dikenal pada Kamis, 8 Maret 2018, sekitar pukul 00.30 WIB. Akibat perusakan itu, pintu kapel rusak dan kaca pecah berserakan.

Usai merusak bagian luar kapel, para perusak lalu masuk ke dalam kapel Katolik Kabupaten Ogan Ilir dan merusak hampir seluruh barang, seperti kursi dan merobohkan patung Yesus.

Barang-barang yang dirusak lalu dikumpulkan di tengah ruangan dan dibakar oleh pelaku. Mereka lalu melarikan diri menggunakan tiga sepeda motor.

Sebelum api membesar, para warga setempat langsung berkumpul dan bahu-membahu memadamkan api. Beruntung, api tidak sempat membakar seluruh barang dan kapel tersebut.

Sekitar pukul 01.30 WIB, warga melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Tak lama kemudian, anggota Polsek dan Polres Ogan Ilir langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terdengar Suara Gaduh

Kapolres Ogan Ilir AKBP Gazali Ahmad membenarkan terjadinya perusakan kapel tersebut.

"Sekarang saya masih di lokasi, berkumpul bersama warga setempat. Iya (ada perusakan), tapi belum terbakar. Hanya percobaan pembakaran saja di dalam ruangan," ujarnya kepada Liputan6.com.

Dari kesaksian para warga, enam perusak kapel itu tidak menutupi wajahnya saat berulah. Mereka langsung kabur setelah merusak sebagian bangunan kapel.

Barang bukti yang sudah diamankan di TKP adalah palu besar, dua buah batu kali, daun jendela, dan satu unit kursi yang rusak. "Kondisi di TKP saat ini sudah kondusif dan dalam pengawalan ketat anggota kepolisian. Lokasi Kapel ini berada di tengah permukiman warga," ujarnya.

"Warga langsung berdatangan pada saat pembongkaran. Terdengar suara palu," imbuhnya.

Tukia (65), warga Kecamatan Rantau Alai itu mengaku mendengar adanya keributan di Kapel Santo Zakaria. Pasalnya, rumahnya berada tepat di sebelah kapel.

"Jadi, saya dengar suara gaduh dan orang memukul dinding dengan godam. Lebih dari lima orang yang merusak, tapi saya takut untuk keluar saat kejadian," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Kapel Dikawal Ketat

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara berjanji akan menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Dia sudah memerintahkan Direktur Intel, Kapolres, dan Kapolsek setempat untuk mengusut tuntas kasus ini.

"Sementara situasi aman dan terkendali. Ada anggota TNI dan polisi yang menjaga. Penyelidikan ini mohon dipercayakan saja ke aparat penegak hukum, akan kami ungkap segera," ucapnya.

Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Ogan Ilir, Kholil Azmi mengimbau warga agar tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan kejadian ini."Semoga masalah ini segera terungkap," katanya.

Menurut Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, Hendra Zainuddin, mereka sudah melaporkan peristiwa ini ke Kementrian Agama (Kemenag) pusat. Bahkan, perwakilan dari FKUB Sumsel dan Kemenag sudah turun ke lapangan, untuk mengetahui kronologi yang sebenarnya.

"Saya melihat di Sumsel, koordinasi antarlembaga di Sumsel sangat bagus. Apa yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir tidak perlu dibesar-besarkan. Ini murni tindakan kriminal, bukan menyangkut SARA," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.