Sukses

Jurus Wali Kota Menghapus Daerah 'Semarang Kemringet'

Membangun titik keramaian baru dan infrastruktur penunjang, hanya contoh kecil mengurangi kemacetan di tengah kota.

Liputan6.com, Semarang - Titik keramaian yang terpusat di tengah kota, menjadi pekerjaan rumah bagi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Ia kini fokus memecah keramaian agar Semarang lebih manusiawi dan tidak macet.

Salah satu upaya adalah membangun titik-titik keramaian atau ruang publik di wilayah pinggiran. Bukan hanya ruang publik yang nyaman, namun infrastruktur di pinggiran otomatis ikut dibangun.

"Sembilan program besar saya selain Unit Reaksi Cepat Kesehatan dan Peningkatan Peran Wanita, adalah membenahi kawasan sub pusat kota, seperti pembangunan Taman Kota dengan Wifi, Underpass Jatingaleh," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Selasa (6/3/2018).

Menurut Hendi, dalam perjalanannya, sering muncul modifikasi karena faktor urgensi. Misalnya normalisasi Banjir Kanal Timur, pembangunan Kampung Wisata Bahari Tambaklorok, Semarang Expo Center, dan Light Rail Transit (LRT). Khusus LRT Hendi optimis akan mulai dibangun sebelum habis masa jabatannya.

"LRT sudah masuk kajian, Simpang Lima Kedua tahun ini sudah penyusunan Detail Enginering Design (DED), pembangunan Semarang Expo Center dalam hitungan kami tadi sudah bisa dimulai tahun depan," kata Hendi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemekaran Kecamatan

Tentu saja membangun wilayah pinggiran akan membawa dampak lain, diantaranya terpecahnya keramaian. Karena wilayahnya sangat luas, Hendi tengah mengkaji kemungkinan pemekaran wilayah setingkat Kecamatan.

"Saat ini masing-masing camat kalau mengontrol wilayah terlalu luas," kata Hendi.

Membandingkan dengan kota lain, rata-rata memiliki jumlah kecamatan hingga 30. Sedangkan Semarang masih 16 Kecamatan. Usai pemekaran, kemungkinan jumlah kecamatan akan menjadi 30 sampai 32 Kecamatan.

Dengan pemekaran kecamatan tersebut, tidak ada wilayah yang terlewatkan pembangunannya. Tiap camat lebih mudah mengontrol wilayahnya. Dengan begitu dirinya yakin bahwa pemerataan pembangunan dapat lebih mudah diupayakan.

"Nanti tak akan ada istilah Semarang kemringet alias wilayah pinggiran. Semua akan maju," kata Hendi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.