Sukses

Kisah Sedih Bayi di Yogya yang Diberi Nama M Tito Karnavian

Anggota Propam Polda DIY memberikan nama anak asuhnya dengan nama pimpinannya yaitu Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sore itu suasana di depan Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai tampak ramai. Ratusan anak yang tinggal di rumah panti asuhan ini terlihat bermain dan bersenda gurau. Seketika anak-anak itu langsung mencium tangan tamu yang datang, termasuk saat Liputan6.com menyambangi lokasi.

Rumah di Jalan Purbayan, Gg Janoko, No 1296 A, RT 58/RW 14, Kotagede, Yogyakarta ini sudah menjadi rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu dan tidak mampu sejak tahun 2008. Tidak lama kemudian, Nur Ali Suwandi anggota Propam Polda DIY yang menjadi bapak asuh dari ratusan anak ini tampak menyambut kedatangan para tamu.

"Dulu masnya ke sini itu baru 30-an (anak) sekarang sudah ratusan. Bangunan juga beda kan sekarang di tingkat bangunannya ya orangnya sudah banyak. Ini krucil-krucilnya (anak anak) banyak," katanya saat ditemui di lokasi Senin, 26 Februari 2018.

Menurutnya sejak rumah singgahnya mulai dikenal, banyak yang datang ke tempatnya. Ia pun menerima anak-anak tanpa ayah ibu ini mulai dari warga sekitar Kotagede hingga luar Jawa.

"Ya diterima, Bismillah," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Bayi Tito Karnavian

Salah satu pendatang baru di rumah singgahnya adalah bayi bernama Muhammad Tito Karnavian yang lahir pada Selasa, 13 Februari 2018 sekitar pukul 18:30 WIB di RS Bhayangkara Yogyakarta. Nama Tito Karnavian ini muncul karena Ali mengidolakan sosok Kapolri saat ini yaitu Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian.

"Kapolri ini kan bapak kita nomor satu lalu dia kapolri yang baik nama Muhammad Tito Karnavian itu kok namanya indah makanya saya kasih nama itu," katanya.

Saat memberikan nama anak ini, Ali mengaku tidak memiliki rencana sebelumnya. Sebab, ibu M Tito Karnavian juga tidak pernah USG sehingga ketika lahir, bayi itu langsung dinamai sama seperti Kapolri saat ini.

"Enggak ada angan-angan jadi nama itu otomatis. Dia lahir jrett saya langsung kepikiran. Kita enggak tahu anaknya lahir laki atau perempuan kan enggak tahu karena enggak USG," kata Ali.

Ali menjelaskan bayi M Tito Karnavian saat ini berada di rumah singgahnya di daerah Prambanan Sleman Yogyakarta. Bayi Tito saat ini bersama ibunya dan beberapa pengasuh di rumah singgah tersebut.

"Enggak di sini kalo di sini dicubitin anak-anak sini makanya tak kasih di tempat di sana," katanya.

3 dari 5 halaman

Bukan Anak Kandung

Ali menjelaskan jika bayi M Tito Karnavian bukan anak kandungnya. Bayi Tito merupakan bayi dari Wahyu Kurnia (38) yang datang ke rumah singgahnya dalam kondisi hamil 5 atau 6 bulan.

"Ada ibu-ibu datang ke sini dia hamil kurang lebih 5 bulan lebih dia nangis diantar Bu Yuni, Bu Yuni saya enggak kenal juga dia menerangkan di Jogja tidak punya saudara, dia stres. Dia hamil yang laki-laki tidak tanggung jawab. Ya sudahlah tak tompo saja," ujarnya.

Mendapat aduan ini tanpa pikir panjang ia pun akhirnya menerima ibu yang masih dalam keadaan stres tersebut. Kasihan dan rasa ingin membantu seorang perempuan dalam keadaan hamil, ia niatkan dalam hati.

"Sampeyan yang penting enggak usah mikir berat berat utuk kelahiran besok, Insya Allah kita bantu. Intinya mbae ora sah mikir lain-lain, bahkan ada cerita dia mau gugurin anake juga," katanya.

Mendapat pendatang baru di rumah singgahnya dalam keadaan hamil, ia pun langsung berkoordinasi dengan Kabiddokkes Polda DIY untuk membantu persalinan perempuan itu kelak. Niatnya ini pun mendapat respon positif dari Kabiddokkes Polda DIY yang siap membantu proses persalinan tersebut.

"Saya ke Kabidokkes Polda DIY saya bilang bahwa si ibu ini tidak punya siapa siapa tak terangkan ini binaan saya lalu Pak Budi Kabidokes mau membantu. AKBP Budi bilang akhirnya ya sudah lahir bawa ke sana Alhamdulillah dapat jalan lancar gratis tis aman," katanya.

4 dari 5 halaman

Ibu Tito Sempat Menolak

Ali mengatakan saat Tito lahir ia sendiri yang mengazani bayi seberat 2,9 kg itu. Tidak adanya sanak saudara Wahyu Kurnia ini yang membuat Ali melakukan semuanya seperti kerabat keluarga.

"Mau melahirkan ya tak tungguin kayak bojone kae. Hari Selasa lahirnya. begitu lahir ya saya azani wong enggak ada siapa-siapa kita kasih nama lah," kenangnya.

Ada pemandangan yang agak membuatnya gusar saat melihat ibu Tito seakan enggan menyusui bayi Tito sehinga ia berusaha agar Wahyu Kurnia mau mencintai dan menyayangi anak tersebut.

"Alhamdulillah sekarang sudah mau menerima. Awalnya dia sama anaknya belum menyatu. Kayak di RS, dia tu menyusui itu juga aras arasen (malas-malasan)," kata bapak dua anak ini.

Namun, sekarang ia senang karena ibunya sudah mulai menyayangi Tito layaknya ibunda pada umumnya. Saat ini, justru Wahyu  tidak mau lepas dari anaknya itu.

"Pas dia pulang itu anaknya dimandiin pakai air dingin padahal anaknya baru 4 hari kasihan sekarang sudah menyatu sama anaknya," katanya.

Ali pun pernah mencoba untuk meminta anak Tito jika ibunya tidak mau mengasuh. Tito akan diberikan kepada temannya. Namun, ternyata ibundanya tidak mengizinkan jika anaknya diasuh orang lain.

"Pesan ibunya itu enggak boleh dikasihkan siapa-siapa kecuali Pak Ali sampai besar pokoknya pasrah. Kemarin tak singgung kalo enggak niat, anakmu sini biar diemong teman saya, jangan katanya dia bilang," ujar Ali.

5 dari 5 halaman

Penampungan Bayi

Tidak hanya anak anak usia remaja yang ditampungnya di rumah Singgah Bumi Damai. Ali mengaku di penampungan bayi di Prambanan ini ia siap menerima bayi yang tidak mendapatkan kasih sayang.

"Sekarang di Prambanan saya kasih tempat khusus. Kalo suatu saat di Jogja banyak bayi dibuang, suatu saat ada kendala itu jangan dibuang Insya Allah saya bantu semampu saya," katanya.

Penampungan itu sementara diisi dua bayi termasuk Tito Karnavian. Penampungan itu berasal dari tanah wakaf sisa pembangunan masjid dan sudah dibangun dengan beberapa kamar.

"Bayinya satunya ada umur 1 tahun, bapak ibunya enggak punya rumah makanya saya tempatkan di Prambanan. Satunya 1 tahun ya satunya 10 hari ini," ujarnya.

Selain merawat dua bayi yang menjadi tanggungannya saat ini, Ali juga memiliki satu lagi bayi bernama Maesaroh yang saat ini ada di Gedangsari, Gunungkidul. Maesaroh lahir dari ibu yang sakit jiwa sementara ayahnya dalam kondisi linglung.

"Warga Gedangsari pasrah ke saya. Karena enggak ada yang merawat karena keadaan ekonomi di sana lemah semua," katanya.

Tekad yang besar, ia pun terpikir untuk membuat pengumuman kepada warga agar bisa membantu Maesaroh. Seminggu setelah pengumuman itu akhirnya ada warga yang bersedia mengasuh Maesaroh.

"Saya ke sana cek orangnya ya layak lah. Jadi kalau susu habis, masyarakat sana langsung ke sini kayak kemarin. Ini danane susune. Saya bawain beras juga biar yang dititipi itu tidak keberatan. Umurnya sudah 33 hari dari hari ini," Ali menandaskan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.