Sukses

Pemuda Kendari Gagal Bunuh Diri Setelah Pingsan di Atas Tower Sutet

Ulahnya yang hendak bunuh diri merepotkan istri, ibu, hingga tim SAR. Pemuda Kendari itu bahkan sempat melempar besi dari atas tower sutet.

Liputan6.com, Kendari - Seorang pemuda di Kendari menjadi tontonan ribuan warga di Jalan Poros 40 depan STAIN Desa Bangun, Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Kamis, 22 Februari 2018, setelah berniat bunuh diri.

Sejak pukul 17.13 Wita hingga pukul 22.30 Wita, pria yang diketahui berinisial MHL (21) bergelantungan di puncak tower saluran udara ekstra tegangan tinggi (sutet).

Pemuda tersebut diketahui berasal dari Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan. Sejak pukul 17.13 Wita, sejumlah warga sudah melihat Mirwan bergantung di atas tower setinggi 40 meter.

Pemuda itu hendak lompat dari atas puncak tower sutet. Pemicunya adalah percekcokan dengan istrinya, S.

Pernyataan ini diungkapkan Idham, Ketua RT IX/RW IV Kelurahan Baruga Kendari, tempat istri pelaku berdomisili.

"Dia sudah tiga bulan tidak bersama istrinya, karena sebelumnya pernah bertengkar," ujar Idham.

Menurut salah seorang warga yang berada di tempat kejadian, usai bertengkar dengan istrinya, Mirwan meninggalkan rumah selama beberapa minggu.

"Mungkin pada saat kembali, istrinya sudah kecewa, di situlah merekah bertengkar," ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.

Hingga pukul 22.27 Wita, Mirwan tetap memilih berada di puncak tower sutet. Meskipun demikian, pihak SAR Kendari dan kepolisian tetap berusaha membujuk MHL agar turun dan menggagalkan niatnya.

 

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Istri Panggil Suami Ratusan Kali

Sejak memanjat tiang tower pukul 17.13 Wita hingga pukul 22.30 Wita, sang istri dan ibu MHL, Yana, berulang kali memanggil nama pria nekat ini.

Sejak sore, istri dan ibu MHL dibantu pihak kepolisian terus meminta pemuda itu turun dari atas tiang tower. Keduanya dibantu pengeras suara jenis megaphone, bergantian memanggil MHL.

Saat megaphone yang digunakan keduanya kehabisan baterai, polisi dibantu pihak SAR mendatangkan mobil khusus yang dilengkapi pengeras suara. Melalui mobil ini, orangtua, mertua, dan istri MHL bergantian menyuruhnya turun.

"M*****, turun nak. Turun kasihan, ingat Allah, Nak," ujar Yana.

Sang istri juga menyuruhnya turun dari atas tower. S menjanjikan, jika suaminya turun dari atas tower, dia akan kembali rujuk dengan suaminya.

"M*****, turun sayang. Ayo M*****, bunuh diri bukan cara terbaik, kasihan," ujar S.

Akan tetapi, hingga ratusan kali dipanggil dan diminta turun oleh istri dan orang tuanya, MHL tetap memaksa bertahan di atas puncak tower.

3 dari 4 halaman

Lempar Potongan Besi Tower

Setelah tiga jam berada di puncak tower, MHL menjadi bahan tontonan ratusan warga yang datang menonton. Tidak hanya itu, lampu sorot besar terus diarahkan tim evakuasi ke arah puncak tower tempatnya bertengger.

Diduga kesal, MHL tiba-tiba melemparkan sebuah baut dari tower sepanjang 20 sentimeter. Beruntung, baut yang terbuat dari baja itu tidak mengenai tim evakuasi yang sudah berjaga dari bawah.

Tidak hanya itu, MHL juga sempat melepas kaus oblongnya. Ikat pinggangnya juga dilepas dan diputar-putarkan dari puncak tower.

Saat hendak dievakuasi oleh tim SAR, MHL berusaha melawan. Malah, sejumlah besi dan baut dibuka dan dilemparkan ke arah tim penolong yang hendak memanjat tower sutet.

Tim SAR dan polisi tidak kehabisan cara, adik MHL berinial MM (20) langsung didatangkan. Saudara pelaku didatangkan dari desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari TKP.

4 dari 4 halaman

Pingsan

MM kemudian diminta tim SAR untuk memanjat tiang tower untuk membujuk dan membawa turun saudaranya. Ditemani dua orang pemanjat tebing dari tim SAR Kendari, Arisandi dan Dedi, MM naik hingga ke puncak tower.

Akan tetapi, setelah ketiganya tiba di puncak tower tempat MHL berpijak, terjadi saling sikut antara MHL dan saudaranya yang hendak menolong. Tak mau berlama-lama, MHL kemudian sempat dipiting oleh saudaranya.

"Dia pingsan, mungkin kecapaian. Jadi, langsung diamankan dan dievakuasi sama tim SAR," ujar MM.

Sesaat setelah mengevakuasi MM, salah seorang anggota tim SAR Kendari yang melakukan evakuasi, Arisandi, mengatakan medannya tidak terlalu sulit. Namun, yang membuat mereka kesulitan karena tiupan angin yang cukup kencang dan hujan gerimis.

"Syukur kami bisa selamatkan, anginnya agak kencang di ketinggian. Apalagi, Mirwan itu sempat melawan," ujar Arisandi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.