Sukses

Hangatnya Sinar Mentari Pagi di Batas Kota Manado

Kawasan ini masih menyisakan tempat untuk menikmati indahnya laut Manado, Sulawesi Utara.

Liputan6.com, Manado - Kota Manado di Sulawesi Utara, banyak memiliki destinasi wisata yang menarik. Ada puluhan objek wisata, mulai dari Taman Laut Bunaken hingga perairan depan Pulau Manado Tua.

Bibir Pantai Manado pun masih menarik untuk dinikmati. Kendati mulai tergerus oleh proyek reklamasi. Salah satu pantai yang pantas dinikmati saat pagi hari adalah di kawasan Tateli di batas Kota Manado, Sulawesi Utara.

Kawasan ini masih menyisakan tempat untuk menikmati indahnya laut Manado. Terutama dengan hamparan Pulau Manado Tua dan Bunaken di depannya.

"Meski tidak seluruhnya alami lagi," Monalisa Senduk, warga Manado yang datang bersama keluarganya menikmati pantai di Desa Tateli, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, baru-baru ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bibir Pantai Sepanjang 7 Km

Desa Tateli berbatasan dengan Kota Manado. Dari kawasan ini hingga ke pusat kota Manado merupakan bibir pantai yang indah sepanjang lebih kurang tujuh kilometer.

Namun, proyek reklamasi mengusik keindahan daerah itu. "Tersisa kawasan wisata yang dikelola pihak swasta ini yang selalu dipadati pengunjung," ungkap Monalisa.

Di batas Kota Manado itu memang ada sebuah kawasan wisata pantai yang dikelola pihak swasta. Area itu ditata apik, mulai dari darat hingga ke laut.

Puluhan pohon kelapa bisa menjadi tempat berteduh. Terutama, saat panasnya matahari pagi mulai menyengat.

 

3 dari 3 halaman

Kisah Nelayan Perairan Manado Tua

Pagi hari beberapa waktu lalu, sinar mentari mulai menghangatkan perairan di depan Pulau Manado Tua, Manado, Sulawesi Utara. Ketika itu, para nelayan di pinggiran bibir Pantai Manado, itu terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"Ini aktivitas sehari-hari, mencari ikan di Teluk Manado. Biasanya kami melakukan saat subuh hingga matahari terbit," ucap Samsuddin yang saat ditemui Liputan6.com, pada Jumat pagi 1 September 2017, sudah menepi ke darat.

Sementara, rekan-rekannya terlihat masih berada di perairan itu mengais rezeki di kawasan yang sebentar lagi bakal tertimbun proyek reklamasi. Proyek reklamasi Boulevard 2 itu bakal menggusur lokasi yang selama ini menjadi sumber penghasilan para nelayan setempat.

Hal itu mengingat, perairan di depan Pulau Manado Tua, hingga kini masih menjadi tumpuan nelayan untuk mencari ikan. "Sudah puluhan tahun kami menjalani pekerjaan sebagai nelayan ini. Selain sumber mata pencarian, ini juga sudah menjadi pilihan hidup kami," ujar Samsuddin.

Padahal, kawasan itu juga menawarkan keindahan wisata laut yang mengagumkan. Menjadi salah satu pilihan warga Manado melewati pagi harinya.

"Dari pinggiran pantai ini, kita bisa menikmati kemegahan Pulau Manado Tua yang menjulang di tengah laut. Dan juga keindahan Pulau Bunaken," tutur Widia Waroka, warga Manado yang tengah mengambil gambar aktivitas nelayan di kawasan itu.

Pulau Manado Tua pun memiliki cerita yang panjang, terkait keberadaan salah satu kerajaan di zaman dahulu, yakni Bawontehu.

Penuturan sejumlah warga menyebutkan, kerajaan itu turut memainkan peran perniagaan dengan Ternate, kemudian Portugis dan Spanyol. Karena Portugis, Spanyol dan Belanda di zaman itu menjadikan Pulau Manado Tua sebagai lokasi utama gudang penyimpan sementara rempah-rempah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.