Sukses

Siasat Nelayan Menjebak Buaya yang Sering Mengacak-acak Tambak

Saat ini buaya yang mengacak-acak tambak telah diamankan di salah satu kandang milik warga dan menjadi tontonan warga lain yang penasaran.

Liputan6.com, Gorontalo - Buaya besar berukuran kurang lebih 5 meter yang akhir-akhir ini sering meneror warga di Desa Motinelo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, akhirnya tertangkap. Buaya itu disebut-sebut kerap memakan ternak warga, bahkan ikan, di tambak.

Warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan itu kesal, sehingga bekerja sama untuk menangkap buaya itu. Mereka rutin berkumpul untuk menyusun siasat bagaimana menangkap buaya yang dianggap meresahkan itu.

Hanya bermodal seutas tali dan tongkat, warga bersembunyi menunggu buaya itu keluar dari sarangnya. Hingga akhirnya suatu malam, buaya itu tertangkap saat mengacak-acak tambak milik Halid, salah satu warga setempat.

"Kami semua memang sudah siap menangkap buaya tersebut," ujar Halid.

Warga awalnya memang takut, tetapi karena ulah buaya itu sudah di luar batas, warga akhirnya berani. Halid dan warga lainnya resah karena buaya itu akan menyerang warga  jika ternak dan ikan di tambak milik warga telah habis.

"Kami khawatir jika kehabisan makanan akan menyerang warga, terutama anak-anak," katanya.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tambak Dikeringkan

Para nelayan yang sudah kadung kesal, akhirnya memberanikan diri untuk menangkap hewan reptil itu, manakala terlihat keluar dari muara dan masuk ke areal tambak ikan. Dengan bermodalkan beberapa utas tali, para nelayan menjebak buaya tersebut dengan cara mengeringkan air tambak.

Saat buaya tak bergerak di areal tambak karena tak ada air, dua orang nelayan sukses menjeratnya dengan tali dan berhasil menangkapnya.

"Awalnya kami takut menangkapnya, apalagi buayanya berukuran besar. Cuma karena ini hewan berbahaya dan buas kami beranikan diri untuk menangkap. Jangan sampai ada korban," kata Malik Ipetu, salah satu warga yang juga ikut menangkap buaya.  

Ia menyebutkan bahwa keberadaan buaya muara itu memang telah diketahui sejak limatahun terakhir namun warga selalu gagal untuk menangkapnya. Selama itu juga, para petambak kerap mengalami kerugian karena ikan bandeng peliharaannya jadi mangsa buaya di malam hari.

Saat ini buaya itu telah diamankan di salah satu kandang milik warga dan menjadi tontonan warga lain yang penasaran dengan ukuran buaya tersebut.

3 dari 3 halaman

Buaya Diminta Badan Konservasi

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam Gorontalo, Syamsudin Hadju, mengatakan buaya muara yang ditangkap nelayan itu termasuk dalam satwa liar yang dilindungi. Namun, diakuinya, warga penangkap buaya masih enggan menyerahkanya secara sukarela kepada BKSDA.

Ia mengkhawatirkan kondisi buaya yang tidak hidup di habitat aslinya dan justru menjadi tontonan warga.  

"Kami menyampaikan, ini kalau tidak diserahkan juga, lama-lama satwa itu bisa mati," ujar Syamsudin Hadju

Ia tidak dapat memprediksi sampai kapan buaya yang ditangkap warga dapat bertahan hidup. Apalagi wilayah daratan bukan merupakan habitat asli dari satwa tersebut. Untuk itu upaya penyelamatan perlu secepatnya dilakukan.

Untuk itu, Dia menambahkan telah berdasarkan koordinasi dengan pemerintah desa untuk memberikan pemahaman kepada warga untuk menyerahkan buaya yang ditangkap secara sukarela.

"Melalui kepala desa, tokoh masyarakat kita berusaha bernegosiasi dengan masyakat yang ada. Untuk kiranya satwa tersebut secara sukarela diserahkan kepada BKSDA," harapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.