Sukses

Kantor Pusat Ditutup, Ratusan Jemaah Umrah PT SBL di Garut Gundah

Ketika calon jemaah haji dan umrah mendatangi kantor PT SBL Garut, hanya ada dua office boy di kantor.

Liputan6.com, Garut - Ratusan calon jemaah haji dan umrah asal Garut, Jawa Barat, mulai gundah setelah terbongkarnya kasus penipuan yang dilakukan PT Solusi Balad Lumampah (SBL).  Mereka terus menanyakan kejelasan nasibnya dengan mendatangi kantor SBL cabang Garut di Jalan Guntur Melati, Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Aida (49), salah satu jemaah asal Tarogong Kidul, mengaku telah menyetorkan uang pendaftaran Rp 20,5 juta dan dijanjikan akan berangkat pada 8 Januari lalu, tetapi dalam praktiknya hingga kini belum ada kejelasan.

"Kata koordinator saya akan berangkat pada Februari, tapi tanggalnya belum pasti, tidak tahu ini bagaimana," ujarnya, Kamis, 1 Februari 2018. Ia mengambil paket promo yang dibayar secara cicil dan lunas sejak Juni 2017 lalu.

Bahkan, beberapa perlengkapan umrah seperti koper, kain ihram berikut seragam batik, dan lainnya telah ia terima. Namun, hingga kini proses keberangkatan ibadah umrahnya masih belum jelas.

"Katanya kalau tidak jadi berangkat uang akan kembali lagi tiga bulan mendatang, tapi ini enggak tahu sudah lebih dari tiga bulan," ujarnya.

Hal yang sama diakui Onyas Sumiati (61), calon jemaah asal Wanaraja ini mengaku membawa 15 orang rekannya untuk mengikuti program umrah PT SBL yang dibayar dengan cara mencicil hingga 15 kali tersebut.

"Saya sudah malu sama calon jemaah lainnya yang mulai menanyakan kepada saya, padahal saya sendiri korban," kata dia sedih.

Kondisi gundah mereka cukup dimaklumi, apalagi hingga hingga kini, setelah pemberitaan kasus penipuan PT SBL terkuak, pihak perusahaan belum memberikan penjelasan secara pasti. "Yang ada di sini hanya petugas biasa," ungkap dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kantor SBL Garut Hanya Ada Office Boy

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, di Kantor Cabang PT SBL hingga Kamis sore, hanya ada dua karyawan tetap, yakni office boy (OB) dan staf administrasi yang melayani keluhan jemaah. Sementara, pimpinan cabang SBL Garut tidak ada di tempat. Bahkan, spanduk dan banner logo SBL pun sudah dilepas dari kantor tersebut.

Salah satu koordinator calon jemaah umrah Solusi Balad Lumampah (SBL) cabang Garut, Cece Suharya, mengaku adanya kegagalan keberangkatan jemaah asal Garut ini. Namun, ia berjanji akan segera menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak direksi SBL.

Cece mengaku total jemaah asal Garut yang belum berangkat mencapai 150 orang, rencananya mereka diberangkatkan pada 19 Januari, tetapi hingga ini belum ada kejelasan.

"Sejak kemarin, sejumlah calon jemaah mulai berdatangan," kata dia.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Garut, AKP Auliya Rifqie Djabar, mengaku lembaganya belum menerima adanya laporan masyarakat mengenai kasus PT SBL. Namun, jika sudah ada laporan, lembaganya siap menerima setiap aduan korban.

"Jadi para korban ini nantinya akan dikumpulkan bersama-sama untuk diperiksa juga sebagai korban," kata dia. 

 

 

3 dari 3 halaman

Sekitar 12 Ribu Jemaah Belum Diberangkatkan

Belum lepas dari ingatan kita kasus PT First Travel, kali ini jemaah haji dan umrah Indonesia, kembali digegerkan dengan kegagalan keberangkatan yang dilakukan PT Solusi Balad Lumampah (SBL).

Diperkirakan total jemaah SBL sejak pertama kali melakukan melakukan promo awal 2016 hingga Januari 2018, mencapai 30.237 orang jemaah umrah dan calon jemaah haji 117 orang. Namun, dalam praktiknya ternyata baru 17 ribu orang yang diberangkatkan, sedangkan 12.845 lainnya belum hingga kini.

Total dana jemaah yang belum diberangkatkan ditaksir mencapai Rp 300 miliar, hasil perhitungan Rp 18-22,5 juta harga promo yang mereka tawarkan.

Untuk menyelamatkan sebagian aset jemaah, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Barat telah menyita sejumlah aset PT Solusi Balad Lumampah (SBL) mulai kendaraan hingga aset bangunan mewah yang tersebar di beberapa tempat, termasuk menetapkan dua orang direksi SBL sebagai tersangka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.