Sukses

Cuaca Aceh Mendadak Sangat Dingin, Ternyata Ini Sebabnya

Cuaca dingin membeka Aceh. Warga setempat mengistilahkan seperti janda tanpa lelaki.

Liputan6.com, Aceh Tenggara - Dalam sepekan terakhir cuaca di Aceh sangat dingin. Warung kopi jadi sepi. Apa yang terjadi?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blangbintang menjelaskan suhu udara dingin yang melanda sejumlah daerah dalam sepekan terakhir di Aceh akibat pergeseran udara di Asia yang kini berstatus musim dingin.

"Dari analisis kita, udara dingin saat ini di beberapa daerah Aceh karena pergerakan massa udara dari Asia dan Samudera Pasifik," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Zakaria, Minggu (14/1/2018), dilansir Antara.

Sesuai garis angin saat ini, terjadi pergerakan massa udara dari kedua wilayah tersebut atau lebih tepat Asia bagian Timur, dan Samudra Pasifik bagian Barat menuju Samudra Hindia dan Benua Australia. Pengaruh lain dari pergerakan massa udara itu, maka terjadi peningkatan kecepatan angin walau tidak terlalu signifikan, berkisar antara lima hingga 20 kilometer per jam dengan arah dari Timur Laut menuju Barat Laut.

"Dampaknya sangat terasa bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi di Aceh, karena massa udara melintasi provinsi ini," jelasnya.

Seperti diketahui, posisi matahari tak selalu berada di garis khatulistiwa, atau terjadi pergerakan semu dengan masing-masing enam bulan berada di Utara dan di Selatan. Perpindahan posisi matahari ini sebagai generator pembangkit cuaca, sehingga terjadi wilayah tekanan rendah dan tekanan tinggi yang mengakibatkan adanya pergerakan udara.

"Suhu udara dingin di sebagian Aceh ini, kami perkirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan," tutur Zakaria.

Fatimah (45), penduduk di Desa Perapat Sepakat, Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara, mengaku, udara dalam sehari terakhir ini sudah tidak terlalu dingin.

"Memang masih dingin, akan tetapi sudah tidak terlalu. Matahari pun mulai bersinar dalam dua hari ini," katanya.

Kabupaten Aceh Tenggara terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut dengan topografi wilayahnya perbukitan dan pegunungan. Sebagian kawasan Aceh Tenggara merupakan daerah suaka alam Taman Nasional Gunung Leuser. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Seperti Janda Tanpa Suami

Sebelumnya sejumlah warga Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, menyatakan cuaca dingin melanda sepanjang hari sehingga banyak petani beristirahat di dalam rumah.

"Sudah empat hari, cuaca sejuk seperti ini. Biasanya kedai kopi kami ramai, tetapi tidak dalam beberapa hari terakhir ini," ujar Susi Sekedang (29), pemilik kedai kopi di Desa Kutarih, Kecamatan Babussalam, Kutacane, Kamis (11/1/2018), dilansir Antara.

Menurut Susi, cuaca dingin sepanjang hari oleh masyarakat setempat diistilahkan dengan "bagei kalak balu malot lakine", atau seperti janda tanpa seorang lelaki/suaminya.

Warga lain berpendapat bahwa fenomena alam berhawa sejuk sepanjang hari, merupakan pertanda akan terjadi kemarau panjang di Aceh Tenggara.

Di pusat Kutacane, ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara, terlihat aktivitas warga berlangsung normal seperti biasa. Sejumlah perkantoran tetap buka, begitu juga aktivitas ekonomi seperti pertokoan dan pasar tradisional.

"Bila cuaca dingin seperti ini, maka orang malas ke luar rumah. Akibatnya, dagangan kami kurang laku, karena sepi," kata pedagang di Pasar Inpres, Rahman Selian (45).

Raden (37), warga yang berprofesi pekerja bangunan mengakui, cuaca dingin sepanjang hari membuatnya malas untuk keluar rumah beraktivitas seperti biasa.

"Sebenarnya, kita malas. Enak kan lagi tidur di rumah. Karena kebutuhan anak dan istri, terpaksa juga saya bekerja selesaikan bangunan rumah ini. Coba kalau kita petani?" tuturnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, merilis cuaca di Kutacane sepanjang pekan ini diperkirakan 21 hingga 28 derajat Celcius dengan kelembaban udara 80 sampai 100 persen.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandara Sultan Iskandarmuda Blangbintang, Zakaria Ahmad menjelaskan, kalau malam cerah, suhu akan lebih dingin dari biasanya dengan hawa dingin bertahan sampai pukul 09.00 WIB di pagi hari.

"Tapi ini berbeda. Pada siang hari dingin, dan malam hari justru lebih dingin lagi. Saya minta waktu untuk mempelajari kondisi cuaca di Aceh Tenggara," kata dia.

Kondisi serupa juga terjadi di Padang, Sumatera Barat. Dalam dua hari terakhir mendadak terasa lebih dingin. Bahkan, hingga Kamis pagi tadi, suhu dingin masih terasa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, suhu dingin ini bakal berlangsung hingga 2-3 hari ke depan di Kota Padang dan sekitarnya. Namun, BMKG membantah ini merupakan bagian dari cuaca ekstrem.

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman, Achadi Subarkah Raharjo, menjelaskan suhu minimum harian di Sumatra Barat pada 9-10 Januari 2018 berkisar 17-21 derajat Celsius.

"Angka ini turun cukup signifikan dibanding beberapa hari sebelumnya dengan kisaran suhu antara 20-25 derajat Celcius," ucap Achadi.

Saksikan video pilihan berikut:

 

3 dari 3 halaman

Batam Juga Dibekap Dingin, Warga Betah di Rumah

Cuaca dingin tak hanya di Aceh, namun juga melanda Batam. Suhu di Kota Batam pada lima hari ini mendekati suhu di ambang normal. Akibatnya, wilayah Batam diselimuti suhu dingin yang membuat warga enggan keluar rumah.

Petugas Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Hang Nadim Batam, Pande Made Rony, mengatakan suhu dingin di Batam mencapai 22,6 derajat Celsius.

"Itu hampir mendekati suhu di ambang normal Kota Batam," ujar Pande, Jumat (12/1/2018).

Pande mengatakan, suhu dingin seperti berada di ruangan ber-AC itu, terbilang fenomena langka karena hanya terjadi lima tahun sekali.

"Untuk suhu hari ini 23 derajat Celsius. Suhu paling minimum yang tercatat kemarin 22,4 derajat Celsius," kata Pande.

Petugas BMKG di bagian perkiraan cuaca itu mengatakan, Batam yang berada di kawasan zona Khatulistiwa tak memiliki suhu dan cuaca yang tepat. Suhu di Batam dan Kepulauan Riau sangat bergantung pada hujan dan awan.

Banyak warga yang mengeluhkan cuaca dingin di Batam. Bahkan cuaca dingin yang terjadi belakangan ini membuat warga enggan keluar rumah. Salah satu buruh pabrik di Batam, Sumiati (32) mengaku kedinginan saat hendak berangkat kerja.

"Rasanya baru kali ini cuca di Batam terasa dingin," ujarnya.

Jika tak terpaksa karena karena kerjaan, Sumiati enggan ke luar rumah. Ia merasa aneh karena pada hari biasanya, cuaca di Batam terasa gerah.

"Kalau bukan karena kerja, saya malas keluar rumah," ujar ibu satu anak itu.

Hal yang sama juga dirasakan, Sukardi (51) warga Legenda Malaka, Batam Center. Lelaki yang berprofesi sebagai pedagan ini tak kuat untuk keluar rumah tanpa mengenakan jaket.

"Pakai jaket juga masih terasa dingin,sebenarnya saya malas untuk keluar hari dingin," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.