Sukses

Salma-Sofia, Bayi Kembar Siam Dempet Perut Lahir di Surabaya

Liputan6.com, Surabaya - Awal 2018, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya kembali menangani bayi kembar siam dempet perut (Omphalopagus-Omphaloce). Kedua bayi yang dinamai Salma dan Sofia itu hingga saat ini masih dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) GBPT.

Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo, dr. Agus Harianto, SpA(K), mengatakan bayi yang lahir 8 Januari 2018 itu ditempatkan di alat penghangat bayi atau infant warmer.

"Alat tersebut difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (prematur) untuk memonitor suhu bayi," kata Agus, Rabu(10/1/2018).

Agus mengatakan bayi yang lahir kali ini prematur dan merupakan kasus bayi kembar siam ke-86.

"Bayi tersebut memiliki beberapa kelainan yaitu dempet perut dengan selaput tipis yang berada di luar kulit," tutur Agus saat ditemui di rumah sakit setempat.

Ia menjelaskan bayi itu memiliki bobot 4,395 kg dan memiliki kelainan satu organ dan bentuk kebengkokan berlebih pada tulang belakang (Hiperlordosis lumbal).

Sebelum menjalani pemisahan, keduanya akan diobservasi pada 10 hari awal.

"Yakni melakukan pengecekan kestabilan kondisi tubuh melalui babygram atau foto rontgen pada keseluruhan organ bayi," katanya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masa Observasi

Selain itu, tim dokter juga menggelar rapat dengan dokter jantung dan anastesi. Menurut Agus, hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi kekhawatiran lain, seperti infeksi, karena kedua bayi itu masih berusia 24 jam.

"Tapi untuk saat ini, kondisi keseluruhan masih lumayan baik karena detak jantung, tekanan darah, maupun suhu tubuh normal," ujarnya.

Karena bayi lahir di usia kandungan yang masih muda, Agus berharap selama masa pemantauan, berat badan kedua bayi itu dapat meningkatkan hingga 5 kg.

"Yang kami fokuskan adalah pada berat badan, dan juga selaput tipisnya karena rawan pecah. Kalau pecah maka kemungkinan besar akan timbul infeksi. Sehingga untuk mencegahnya, kami memberikan anti-B3 atau antiinfeksi pada ompalocalenya," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.