Sukses

10 Berita Terpopuler Bandung, Ada Gitar Tipis dan Haji Geyot

Bandung penuh warna sepanjang 2017 ini. Beragam cerita dari Bandung menyedot perhatian khalayak luas.

Liputan6.com, Bandung - Bandung penuh warna sepanjang 2017 ini. Beragam cerita dari Bandung menyedot perhatian khalayak luas. Cerita dari Bandung ini mulai dari berita peristiwa, isu, hingga catatan sejarah.

Berikut ini 10 cerita dari Bandung yang banyak diikuti pembaca Liputan6.com sepanjang tahun ini.

1. Dewi Sartika, Remaja Putus Sekolah dan Sebutan Anak Pemberontak

Indonesia selalu memperingati Hari Kartini setiap 21 April. Hari saat Raden Ajeng Kartini dilahirkan yang kemudian dikenal luas sebagai salah satu pelopor emansipasi wanita di Indonesia.

Di Bandung, Jawa Barat, kita juga punya Raden Dewi Sartika yang juga dikenal sebagai pejuang yang berkonsentrasi pada kemajuan kaum hawa. Tak hanya berjuang untuk perempuan, Dewi Sartika juga berjuang demi pendidikan dan dikenal sebagai aktivis pergerakan.

Raden Dewi Sartika dilahirkan di Bandung, 4 Desember 1884. Anak kedua pasangan Raden Rangga Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas itu biasa dipanggil Uwi.

Ia hidup berkecukupan karena sang ayah ketika itu menjabat sebagai Patih Afediling Mangunreja, cikal bakal Kabupaten Tasikmalaya. Maka itu, Uwi bisa bersekolah di Eerste Klasse Schoo, bercampur dengan anak-anak Belanda dan Indo Belanda serta kalangan ningrat lainnya.

Baca selengkapnya... 

2. Ribuan Lilin dari Bandung untuk Bela NKRI

Ribuan warga Bandung menyalakan lilin untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Jalan Diponegoro, Sabtu (13/5/2017). Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan masyarakat akan perkembangan politik dan sosial di Tanah Air.

Lantunan lagu Indonesia Raya berkumandang sejak dimulainya acara di depan halaman Gedung Sate, Bandung. Peserta menggunakan pakaian hitam bernyanyi dengan khidmat sambil menyalakan lilin.

Baca selengkapnya... 

3. Asal-usul Haji Geyot, Si Ikon Ramadan Bandung yang Bikin Kangen

Nama Haji Geyot sempat populer di Kota Bandung, Jawa Barat, kala bulan Ramadan tiba pada era 1990-an. Berbeda dengan zaman sekarang saat hiburan bisa didapatkan di dunia maya, warga Kota Bandung dahulu selalu terhibur dengan kehadiran boneka raksasa bergoyang meliuk-liuk yang diletakkan di pusat keramaian ini.

Ya, Haji Geyot yang dimaksud bukan sesosok orang, melainkan boneka robot yang mengenakan pakaian koko lengkap dengan sarung dan peci. Awalnya, boneka berukuran sekitar dua meter ini hanya melenggak-lenggok di bagian pinggul. Lalu, gerakannya ditambahkan hingga di bagian kepala sambil tangan memukul beduk.

Kala itu, boneka Haji Geyot biasa dipamerkan di beberapa titik di Kota Bandung. Sebut saja di Tegalega, Setiabudi, Cibeureum, hingga Cicaheum. Dengan ciri khasnya yang selalu berjoget itu, boneka Haji Geyot kerap menjadi tontonan warga sekitar yang berada di sekitar patung bergerak ini.

Baca selengkapnya... 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Heboh Insiden Jarum Pentul

3 dari 3 halaman

Ojek Online dan Gitar Tipis

4. Menteri Susi Ingatkan Pentingnya Konsumsi Ikan kepada Mahasiswa

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali mengingatkan kepada kalangan akademisi pentingnya menjaga kedaulatan laut Indonesia. Susi menyampaikan hal itu saat memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa di Bale Sawala, Universitas Padjajaran, Jumat (18/8/2017).

Dalam kuliah umum bertajuk "Perikanan Untuk Kemandirian Bangsa dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi" itu, Susi menyinggung tentang kedaulatan laut Indonesia. Terutama soal pencurian ikan oleh kapal asing yang melalui wilayah Indonesia tanpa izin.

"Kedaulatan laut itu sangat penting di mana kita harus memastikan wilayah laut kita berdaulat penuh," kata Susi.

Baca selengkapnya... 

5. Kenalkan Grandprix, Pria Peraih Rekor Doktor Termuda di Indonesia

Mahasiswa S3 ITB, Grandprix Thomryes Marth Kadja (24), dinobatkan menjadi doktor termuda. Grandprix dinyatakan lulus dengan predikat cum laude melalui sidang terbuka yang digelar di Gedung Annex Rektorat ITB, Jumat (22/9/2017).

"Saya memotivasi diri sendiri karena masih muda, saya juga masih suka main. Tapi, saya juga tidak mau mengecewakan orangtua karena sudah menyekolahkan saya," kata Grandprix tentang caranya menyelesaikan pendidikan dalam waktu singkat.

Atas pencapaian itu, Grandprix mencatatkan diri sebagai peraih rekor MURI pemegang gelar doktor termuda di Indonesia. Pria kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu masuk SD pada usia 5 tahun, tetapi melanjutkan pendidikan lewat kelas akselerasi di SMA.

Baca selengkapnya... 

6. Pemotor Tak Pakai Helm Kaget Diomeli CCTV di Lampu Merah Bandung

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki Area Traffic Control System (ATCS) yang memantau lalu lintas melalui CCTV atau kamera pengawas. Selain memantau, petugas dapat langsung menegur pelanggar lalu lintas di Bandung melalui pengeras suara.

Seperti yang terpantau belum lama ini. ATCS Kota Bandung melalui akun Instagramnya mengunggah video mengenai seorang siswi SMA yang dibonceng sepeda motor oleh temannya, tapi tidak menggunakan helm. Petugas ATCS kemudian menegur dua pelajar tersebut melalui pengeras suara di CCTV.

Video itu pun langsung viral dan menjadi perbincangan hangat warganet. Namun, selain video tersebut, ATCS Kota Bandung kerap mengunggah video di balik layar asal suara yang muncul di perempatan.

Baca selengkapnya...  

7. Pelajar di Sumedang Telan Jarum Pentul Saat Rapikan Jilbab

Anisa Salim (14) tak sengaja menelan jarum pentul saat hendak merapikan jilbab. Akibatnya, pelajar SMPN 1 Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat, itu harus dirawat di rumah sakit.

Kejadian itu terjadi pada 18 September 2017. Bermula saat Anisa sedang memakai jilbab di sekolahnya pada jam istirahat. Anak keempat pasangan Agus Salim dan Siti Jahroh ini punya kebiasaan menggigit jarum di mulut saat merapikan jilbab.

Kebetulan temannya saat itu tak sengaja mendorong Anisa. Jarum pun akhirnya masuk ke mulut hingga menembus ke organ dalam.

Maria Salim (26) menceritakan, setelah insiden itu, pihak sekolah langsung membawa Annisa ke puskesmas terdekat. Berhubung peralatan di puskesmas kurang memadai, Anisa kemudian dirujuk ke RSUD Sumedang.

Baca selengkapnya... 

 

8. Layanan Dibekukan, Ribuan Sopir Ojek Online Unjuk Rasa di Bandung

Ribuan massa pengendara transportasi online yang tergabung dalam Gerakan Bersama (Geram) Driver Online Bandung Raya Bersatu menggelar aksi damai di depan halaman Gedung Sate Bandung, Senin (16/10/2017).

Massa aksi yang berdatangan sejak pukul 10.00 WIB itu menggunakan berbagai atribut jaket mulai dari berbagai angkutan online Grab, Uber dan Go-jek. Koordinator aksi Andrian mengatakan, aksi ini merupakan ajang audiensi para pengendara dengan pemerintah.

"Tujuan kami ingin beraudiensi mencari penyelesaian persoalan kegundahan saat ini yang kita hadapi," kata Andrian kepada massa.

Baca selengkapnya di sini 

9. Cerita Putri Sunda yang Menolak Takluk pada Majapahit

Lengkingan seruling memecah suasana hening di antara penonton di Amphiteater Nu-Art Sculpture Park Bandung, Selasa malam, 31 Oktober 2017. Di sebuah kursi, Citraresmi sang putri Sunda, duduk dengan posisi membelakangi penonton. Musik tradisional dan kidung yang dilantunkan Nini Dayang membuat suasana semakin gamang.

Tujuh perempuan Galuh, pelayan sekaligus pengawal Citraresmi, putri kebanggaan rakyat Kawali, tampak memeragakan kekuatan bela diri. Sebuah tanda bahwa Citraresmi dipagari perempuan-perempuan kuat.

Dalam hatinya, Citraresmi merasa berat harus meninggalkan Galuh. Sebab, tinggal waktu jualah yang akan mempertemukan dirinya dengan Prabu Hayam Wuruk dalam sebuah perkawinan.

Baca selengkapnya di sini  

10. Belum Dijual, Gitar Tipis dari Bandung Sudah Curi Perhatian Dunia

Gitar akustik asal Bandung, Jawa Barat, mampu mencuri perhatian dunia. Pasalnya, ketebalan gitar bernama Anymo hanya 8 milimeter atau 10 kali lipat lebih tipis dibandingkan gitar akustik umumnya.

Adalah Raka Shiddiq (33), si perancang gitar akustik unik itu. Meski tipis, suara yang dihasilkan Anymo Esntial Guitar milik Raka tidak jauh berbeda dengan gitar akustik pada umumnya.

Raka mengatakan perbedaan utama gitar tipisnya dengan gitar akustik biasa adalah tidaknya ruang resonansi. Sebagai pengganti, ia menerapkan sistem microchamber. Dengan begitu, setipis apapun bunyi yang dihasilkan, selama dapat dimainkan, akan tetap menimbulkan resonansi.

Baca selengkapnya di sini  

Saksikan video berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.