Sukses

5 Berita yang Menghebohkan Semarang Sepanjang 2017

Pada 2017, banyak peristiwa penting dan menarik yang mendapat perhatian masyarakat. Meski kadang tak penting, tetap dianggap menarik.

Liputan6.com, Semarang - Sepanjang 2017, banyak peristiwa penting dan menarik yang mendapat perhatian masyarakat. Kadangkala berita tak penting, tapi tetap dianggap menarik. Berikut ini kumpulan berita dari Semarang yang masuk jajaran terpopuler di kanal Regional Liputan6.com.

1. Memalukan, Polisi Semarang Minta Denda Rp 1,5 Juta Tanpa Tilang.

Sebuah video yang menggambarkan ulah polisi nakal sedang menindak pelanggar lalu lintas beredar di media sosial. Dalam video itu, terlihat polisi di mobil Patwal terlibat tawar-menawar denda dengan pelanggar.

Video itu awalnya diunggah di media sosial Facebook oleh akun bernama Naura Salsabila. Di video itu, seorang polisi memakai rompi hijau di samping mobil Patwal bernomor 3006 menghadapi sejumlah pengendara motor.

Dari keseluruhan adegan, terlihat polisi itu tidak ingin mengeluarkan surat tilang, padahal sebagian pengendara lainnya meminta surat tilang. Polisi nakal itu hanya mengeluarkan surat tilang dan menunjukkan pasal yang dilanggar serta ancaman denda yang harus dibayar.

"Kalau enggak punya SIM atau SIM sudah mati, dendanya Rp 1,5 juta. Selesaikan di sini saja, boleh setengahnya," polisi itu berkata lagi.

Belakangan diketahui bahwa polisi nakal itu berinisial Bripka A dari Satlantas Polrestabes Semarang, Jawa Tengah. Menyikapi ulah jajarannya, Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Baharuddin mengatakan sudah mengetahui video tersebut dan cukup geram dengan aksi itu. Disebutkan bahwa polisi menjadi sangat terhina atas kejadian itu.

Baharuddin mengaku sudah memerintahkan penyelidikan dan penindakan tegas, termasuk kurungan bagi polisi nakal tersebut. Bahkan, sanksi yang diberikan terhadap polisi nakal juga sudah disiapkan.

"Sel!" ucap Burhanudin.

Aksi polisi yang memancing sikap warga juga terjadi Grobogan, Jawa Tengah, belum lama ini. Dua polisi nakal diusir sejumlah anak muda di Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Mereka diusir karena dinilai tidak pantas menggelar operasi lalu lintas di jalanan dalam kampung.

Kejadian ini memang tidak jelas kapan terjadinya. Namun, rekaman video ini sudah menjadi viral di media sosial dan terus dibagikan melalui berbagai akun media sosial mulai Senin, 11 Desember 2017. Awalnya, dua polisi ini memarkirkan sepeda motornya di ujung gang. Kemudian mereka mulai beraksi dengan menghentikan dan memeriksa pengguna jalan.

Melihat hal itu, sejumlah pemuda kampung menghampiri dan mencoba bertanya. Akhirnya perdebatan tidak terelakkan.

"Yang benar saja Pak. Neng kampung ono cegatan ngopo (di kampung ada razia ngapain?). Ra wajar kuwi (Enggak wajar itu)," kata seorang pemuda.

Awalnya dua polisi ini berkukuh dan akan tetap menggelar razia. Namun, melihat ada pemuda yang berani menolak maka warga yang lain ikut mendekat dan ikut berbicara.

"Ini jalanan kampung bukan jalan raya, Pak. Hak milik warga kampung," teriak pemuda berjaket kulit hitam.

"Di Jakarta itu biasa," jawab salah satu polisi tetap mengenakan helm dan tidak membuka maskernya.

"Itu Jakarta. Sana di Jakarta. Ini Grobogan," jawab pemuda tadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kejutan Pabrik Roti yang Memproduksi PCC

2.Kejutan Pabrik Roti yang Memproduksi PCC 

Sebuah rumah yang cukup besar di Jalan Halmahera Raya, nomor 27, Semarang Timur, mendadak ramai. Rumah itu dikerumuni para petugas baik polisi berpakaian preman, maupun yang mengenakan rompi Badan Narkotika Nasional (BNN).

Rumah itu digerebek sejak Minggu (3/12/2017) pagi karena diduga untuk produksi pil Paracetamol Cafein Carisoprodol (PCC). Sebagai tempat produksi, petugas menemukan jutaan butir pil PCC dengan tulisan Zenith sebagai merek dagang. Ada juga empat unit mesin produksi, satu mesin pengering, dan bahan-bahan baku.

Menurut Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Brigjen Irwanto, pil PCC produk Semarang ini didistribusikan di Kalimantan Tengah. Bukan hanya pabrik, petugas BNN juga menemukan adanya sebuah gudang untuk menyimpan, yakni sebuah rumah di Jalan Medoho Raya Semarang.

"Sebelas orang ditangkap. Termasuk pemiliknya," kata Brigjen Irwanto.

Rincian 11 orang itu, masing-masing delapan orang karyawan ditangkap di pabrik jalan Halmahera, dua karyawan gudang ditangkap di Jalan Medoho Raya.

"Satu lagi bernama Joni. Kami duga ia adalah pemilik. Pengungkapan ini berkaitan dengan pelaku Ronggo dari Tasikmalaya," kata Irwanto.

Sementara itu, Suwarto, salah satu pekerja yang menjadi tetangga rumah di Jalan Halmahera 27 Semarang itu bercerita bahwa setahunya rumah itu dikontrak baru tiga bulan. Sebelumnya dikontrak oleh seorang pengusaha sarang burung walet.

Sebagai tetangga, tak ada yang tahu jika rumah berpagar tinggi itu digunakan untuk memproduksi obat-obatan berbahaya. Suwarto mengaku rumah itu sepengetahuannya digunakan untuk membuat roti.

3 dari 5 halaman

Ada Tikus Spesialis ATM Rusak

3. Awas Ada Tikus Spesialis ATM Rusak

Ada keanehan pada 10 mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) rusak di Semarang. Keanehan terjadi ketika mesin ATM yang rusak itu selesai diperbaiki, ternyata saldo di dalam mesin ikut berkurang.

Keanehan ini hanya menimpa mesin ATM yang menjadi tanggung jawab PT Advantage selaku mitra beberapa bank dalam penyediaan dan perawatan mesin ATM. Lebih mengerucut lagi, keanehan itu hanya pada mesin ATM rusak yang direparasi oleh karyawan tertentu.

Ya, mesin itu ternyata saldonya digerogoti "tikus" yang tak lain adalah dua orang karyawan jasa pengiriman uang di mesin ATM. Sukses besar ditandai dengan kemampuannya menggasak uang Rp 1,4 miliar. Seharusnya mereka memperbaiki mesin ATM yang bermasalah, namun justru saldo diambil sebagian.

Menurut Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abiyoso Seno Aji, total ada 10 mesin ATM yang diambil saldonya sejak tiga bulan lalu. Tersangkanya Bagus Adi Pratama (20) warga Bojonegoro yang kesehariannya adalah teknisi.

Bagus tak sendiri, untuk menentukan mesin yang menjadi target, ia bekerja sama dengan Ali Fathoni (28) warga Pedurungan Semarang yang bertugas memantau ATM yang melalui sistem di kantor.

"Dimonitor dari kantor, yang memperbaiki BAP (Bagus)," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abiyoso Seno Aji saat jumpa pers, Selasa (24/10/2017).

Selain memantau koordinat mesin yang rusak, ternyata Ali juga bisa memantau saldo yang tersisa di ATM yang rusak. Baru kemudian mereka berkoordinasi dengan menempatkan Bagus sebagai eksekutor.

Mesin-mesin ATM yang sukses mereka gerogoti tersebar merata di Semarang dan Demak. ATM CIMB Niaga Indomaret Jalan Sriwijaya, ATM Maybank Unika, ATM Maybank Sarinah Banyumanik, ATM Maybank SPBU Jalan Ahmad Yani, ATM Maybank Jalan dr Cipto, ATM Maybank Tlogosari, ATM CIMB Niaga SPBU Bandungrejo, ATM BNI Woodland Mranggen Demak, dan ATM BNI Futuhiyah Mranggen Demak. Aksi terakhir dilakukan antara 12 sampai 14 Oktober 2017.

Setelah sukses mengurangi saldo, uang itu disimpan dalam speaker agar tidak ketahuan. Bagus mengaku setelah beraksi dirinya langsung membawa uang ke tempat tinggalnya untuk dihitung dibantu seorang perempuan bernama Anik Evayanti (33), warga Tengaran Kabupaten Semarang.

"Waktu ambil tidak tahu jumlahnya. Di rumah dihitung sama Anik," kata Bagus.

Anik mengaku cukup lama untuk menghitung uang yang dicuri  Bagus. Sebagai penghitung uang, Anik mendapat bagian Rp 100 juta dan mobil Terios. Adapun, Ali yang bertugas mencari ATM rusak baru mendapatkan Rp 10 juta.

Aksi itu ternyata diketahui oleh perusahaan yang mempekerjakan keduanya yaitu PT Advantage. Laporan dilakukan perusahaan ke Polrestabes Semarang dan langsung ditindaklanjuti. Menurut Kapolrestabes Semarang, Bagus ditangkap di Palembang pada Jumat, 20 Oktober 2017, setelah berusaha menghilangkan jejak.

 

4 dari 5 halaman

Misteri Kematian Dea, Calon Praja IPDN yang Meninggal Usai Lari

4. Misteri Kematian Dea, Calon Praja IPDN yang Meninggal Usai Lari

Dea Rahma Amanda (17) adalah calon praja Institut Pemerintah Dalam Negeri angkatan 2017. Dea kehilangan nyawanya ketika mengikuti Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksarmendispra) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Minggu, 1 Oktober 2017.Calon praja asal Lampung itu sempat dibawa ke RS Akpol untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun, ia dinyatakan meninggal pada pukul 08.15 WIB.

Menurut Gubernur IPDN, Ermaya Suradinata, Dea sempat mengaku merasa sesak napas. Dea juga mengaku bahwa perutnya terasa begah usai makan.

"Usai makan, bilang ke teman perutnya agak kenyang, kemudian lari muter satu dua kali, biasa, tidak ada yang berlebihan, prosedur juga sudah ditempuh," kata Gubernur Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), Ermaya Suradinata, di RS Bhayangkara Semarang.

Korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi luar. Sementara itu, keluarga korban di Lampung juga sudah diberitahu dan sedang menuju ke Semarang. Jika disetujui keluarga, akan dilakukan autopsi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti korban meninggal.

Ermaya menjelaskan, pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada para calon Praja, bahkan dua kali di tingkat daerah dan pusat. Akpol juga memeriksa kondisi fisik luar sebelum latihan dimulai.

"Jadi, pemeriksaan dilakukan di daerah itu kerja sama dengan Rumah Sakit Angkatan Darat, ada yang Angkatan Laut. Kemudian yang lebih lengkap di pusat dengan teknologi canggih, hasilnya baik," kata Ermaya. Diksarmendispra untuk para calon Praja di Akpol sudah dilakukan tiga kali ini. Peserta yang ikut sebanyak 1.545 orang yang dimulai 9 September hingga 6 Oktober 2017.

5 dari 5 halaman

Pendekar Ngapak Siap Amankan Kedaulatan Siber Indonesia

5. Pendekar Ngapak Siap Amankan Kedaulatan Siber Indonesia.

Indonesia ternyata menjadi peta terpenting dalam dunia siber saat ini. Alasannya simpel, jumlah pengguna internet di Indonesia tergolong yang terbesar di dunia. Akibatnya, dunia siber Indonesia rentan mendapat serangan.

Data di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa serangan yang memberikan dampak hingga 10 juta lebih identitas terus meningkat. Di tahun 2015, serangan berdampak 11 juta, tahun 2015 serangan naik menjadi 13 juta identitas, dan pada 2016 naik lagi menjadi 15 juta identitas.

Dalam analisis Indoguardika Cipta Kreasi (ICK), sebuah perusahaan pengamanan siber, saat ini Indonesia sudah tergolong dalam daftar negara darurat siber. Presiden Direktur ICK, Agung Setia Bhakti, menyebutkan bahwa indikasi kedaruratan adalah meningkatnya serangan siber.

"Serangan siber terhadap sistem teknologi informasi terus bertambah," ucap Agung Setia Bakti melalui surat elektronik yang dikirimkan kepada Liputan6.com, Kamis, 27 Juli 2017.

Agung menyebutkan, pihaknya memiliki tanggung jawab moral mendorong anak-anak muda untuk menjadi pengaman kedaulatan siber Indonesia. Hal itu disampaikan usai menerima kunjungan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Unsoed Purwokerto, di Pabrik Mesin Sandi ICK, BSD Taman Tekno, Tangerang Selatan, Banten.

Menurut Agung, langkah utama menghadapi serangan siber adalah memperkuat pertahanan di dunia maya dan membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya serangan siber. Salah satu caranya dengan mengimplementasikan teknologi enkripsi dalam semua sistem informasi dan komunikasi.

Agung berharap kunjungan dari Universitas Jendral Soedirman itu akan melahirkan pendekar-pendekar yang siap menjaga kedaulatan siber Indonesia. Dari tanah Ngapak itu diyakini akan tumbuh ahli kriptografi yang memiliki tingkat pendekar. Pendekar Ngapak.

Kerjasama untuk mengoptimasi kedaulatan siber Indonesia ini mencakup penelitian, magang, workshop, seminar, kuliah umum, kunjungan industri dan kegiatan lain yang bersifat mengedukasi publik. Calon-calon pendekar Ngapak itu kelihatan kagum ketika melihat produk-produk enkripsi di pabrik mesin sandi ICK. Seperti telepon dan radio komunikasi antisadap, digital signature, secure VPN dan lain-lain yang ternyata banyak dipakai di negeri orang.

Bangun Wijayanto, salah satu dosen pendamping mengaku gembira dengan langkah ICK untuk melahirkan pendekar kriptografi. Kerja sama itu jelas membawa sinergi yang saling melengkapi antara kampus dengan industri, khususnya di bidang kriptografi.

"Kami berharap ada relasi mutualistis antara keilmuan dan teori di kampus dengan implementasinya di dunia industri," kata Bangun.

"Diperkuat pendekar Ngapak, kami yakin ke depan tidak akan ada lagi penyadapan dan pencurian data oleh pihak asing," kata Agung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.