Sukses

Kampanye Keren Slank di Jawa Timur

Slank turut dalam kampanye di Jawa Timur. Setelah di Surabaya selanjutnya lanjut ke Banyuwangi dan Madiun.

Liputan6.com, Surabaya - Grup musik Slank menghadiri deklarasi "Jatim Bebas Sampah 2020" yang digelar di Puspa Agro Jemundo, Taman Sidoarjo. Para personil Slank seperti Kaka, Bimbim, Abdee, Ridho dan Ivan, bersama Pramuka Jawa Timur mengampanyekan kepedulian terhadap lingkungan melalui gerakan sejuta Biopori.

Vokalis Slank, Kaka mengaku bangga atas gerakan pemuda dalam melestarikan lingkungan. Menurutnya, keterlibatan personilnya dengan Pramuka, mengingatkannya saat masih kecil.

"Kita bangga sekali, ini pengalaman kita yang baru. nyobain gotong royong dengan Pramuka, kita bangga sekali," tutur Kaka di sela acara pada Sabtu malam lalu 23 Desember 2017 itu.

Wakil Ketua Kwartir Daerah Bidang Binamuda Pramuka Jatim, Hariadi Purwantoro menjelaskan biopori ini dapat meminimalisir kekeringan saat terjadinya kemarau, dan kebanjiran saat musim hujan. Bahkan dapat digunakan untuk mengelola sampah organik.

"Sehingga kekeringan saat musim kemarau dan banjir saat musim hujan, dapat terkurangi," katanya.

Di Jawa Timur, sejuta lubang resapan dimulai sejak 18 Desember 2017 sampai dengan 18 Januari 2019. Dari seluruh wilayah Kabupaten Kota, ditargetkan masing masing membuat sebanyak lebih dari 27 lubang biopori. Setiap Kwarda membuat 27.400 lubang resapan.

"Namun ada beberapa wilayah yang belum mengikuti atau bergabung dalam gerakan ini, antara lain Jember, Situbondo, Bangkalan, Sampang, Madiun, Lumajang, dan kota Batu," ucapnya.

Meski begitu, tidak mempengaruhi target. Karena ada beberapa daerah yang sebelumnya tidak bergabung, akhirnya turut berpartisipasi, seperti Surabaya, Banyuwangi, Kediri, Tuban, dan Probolinggo.

Para personil Slank juga berkesempatan membuat biopori bersama dengan anggota Pramuka. Kemudian mereka juga diajak melihat pengelolaan sampah organik dengan menggunakan ulat.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Deklarasi Jawa Timur 2020

Para personil Slank juga turut menyemarakkan deklarasi Jatim bebas sampah pada 2020 mendatang.

Isi deklarasi ;

Sebagai upaya menjaga lingkungan demi generasi mendatang yang lebih baik, kami masyarakat Jawa timur bertekad mewujudkan Jawa Timur Bebas Sampah 2020.

Kami siap bersama-sama :

1. Mengurangi, memilah, meletakkan sampah pada tempatnya.

2. Mengelola sampah secara bertanggungjawab.

3. Aktif berperan serta dalam kegiatan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Pada kesempatan itu Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak ribuan Slankers untuk mencinta lingkungan dengan peduli sampah. Sampah harus dikelola dengan sistem 3R Reuse, Reduce, dan Recycle atau dengan mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang.

"Mari kita jaga lingkungan ini untuk masa depan kita. Mencintai lingkungan bisa dilakukan dengan mudah dan bisa dijadikan sebagai gaya hidup," tutur Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan, Slankers selama ini memiliki energi yang cukup besar dan sangat mungkin untuk disalurkan guna menjaga lingkungan.

"Saya sudah beberapa kali mengajak Slank mengkampanyekan gerakkan peduli lingkungan. Kemarin ada gerakkan peduli sampah, juga gerakkan bikin biopori," kata Gus Ipul.

Tahun lalu, Gus Ipul bersama Pramuka juga sempat mengajak Slank untuk mensukseskan gerakkan Kampung Kelir dengan memperindah lingkungan khususnya mengecat rumah-rumah warga agar lebih berwarna dan indah.

Ajakkan Gus Ipul kepada Slank ini rencananya juga akan dilanjutkan untuk menggelar konser yang sama di Banyuwangi pada Januari 2018 mendatang serta di Madiun.

"Sudah lama kami agendakan, dalam waktu dekat ini Januari Slank akan kembali menggelar konser di Banyuwangi," ucap Gus Ipul.

 

 

3 dari 3 halaman

Rahasia Desa Terbersih Sedunia di Bali

Bicara soal sampah, Desa Penglipuran di Bali layak menjadi inspirasi. Desa ini menjadi satu dari tiga desa terbersih di dunia. Bukan tanpa alasan desa di Banjar Penglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, tersebut mendapat predikat demikian.

Dari pengamatan Dewi Divianta dari Liputan6.com saat mengunjungi desa tersebut beberapa waktu lalu, sama sekali tak terlihat sampah sedikit pun. Semua tertata dengan rapi.

Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Nengan Moneng, menjelaskan sejak dahulu kala orangtua mereka mengajarkan kebersihan secara turun-temurun.

"Ini sudah sejak dari zaman dulu. Leluhur kami secara turun-temurun mewarisi tradisi kebersihan ini. Hingga saya diturunkan dari orangtua, begitu saya juga memberi wejangan kepada anak dan cucu saya," kata Moneng di kediamannya, Senin (29/2/2016).

Dalam peraturan desa (awig-awig) aspek kebersihan lingkungan menjadi sesuatu yang diatur secara tegas. Kebersihan di lingkungan rumah tangga menjadi tanggung jawab orang-orang yang berada di dalam rumah tersebut.

Untuk kebersihan di jalan raya, desa adatlah yang bertanggung-jawab dengan diketuai seorang kepala lingkungan. Adapun untuk fasilitas umum, Moneng mengaku ia yang bertanggung jawab sepenuhnya.

Sementara untuk kebersihan di tempat-tempat suci seperti pura, maka yang bertanggung jawab adalah bendesa adat (kepala desa adat).

"Kami punya komitmen sebagai desa konservasi dengan melestarikan budaya, lingkungan, dan arsitektur unik adat kita," kata dia.

Di desa itu disediakan tempat bagi pengunjung yang ingin merokok. Sementara itu motor dan mobil tak diperkenankan masuk ke desa ini. Mereka yang memiliki motor dan mobil akan ditaruh di garasi belakang rumah dengan jalur masuk yang berbeda.

Ketua PKK Desa Penglipuran, Ni Wayan Nomi, menjelaskan setiap bulan ibu-ibu di desanya berkumpul untuk melakukan pemilahan sampah. Sampah organik dan non-organik dipilah dan dipisahkan. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk, sementara sampah non organik akan dijual dan ditabung ke bank sampah di desanya.

"Satu kilogramnya Rp 200. Meski kecil, hitung-hitung menabung," tutur Wayan Nomi.

Setiap bulan pula ibu-ibu PKK wajib membawa 10 botol air kemasan mineral. "Minimal 10 botol. Bebas ukuran apa saja. Itu untuk ditabung ke bank sampah," kata dia.

Menurut dia, upaya menjaga lingkungan di desanya selalu dilakukan di mana saja. Jika di pura, sebelum melakukan persembahyangan kelian adat (kepala rukun tetangga adat) akan mengumumkan khusus kepada anak-anak untuk membersihkan sampah kepada tempat yang telah disediakan.

"Jadi, sejak dini karakter mereka sudah dibentuk. Untuk mereka yang masih muda tergabung dalam sekar teruna-teruni (organisasi pemuda tingkat desa). Mereka setiap bulan juga gotong royong membersihkan sampah," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.