Sukses

Pelajaran Berharga dari Gunung Agung untuk Pariwisata Bali

Meski sempat terpuruk akibat erupsi Gunung Agung, pariwisata Bali kini mulai pulih walau tak seglamor tahun lalu.

Liputan6.com, Denpasar - Erupsi Gunung Agung tak dipungkiri memukul telak industri pariwisata Bali. Pariwisata Bali anjlok drastis, apalagi ketika Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup selama dua hari pada November lalu akibat sebaran abu vulkanik Gunung Agung.

Praktisi pariwisata I Wayan Puspa Negara menyebut pada akhir bulan November industri pariwista Bali bak kembali ke titik nadir.

"Pada tanggal 29 Novembe,r jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali hanya 17 orang dan yang keluar Bali 13 ribu orang dari kedatangan normal per harinya sebanyak 14 ribu orang," kata Puspa Negara kepada Liputan6.com, Senin, 25 Desember 2017.

Di tengah status awas dan fluktuasi erupsi Gunung Agung, pariwisata Bali berangsur-angsur kembali normal. Itu lantaran gencarnya kampanye Bali tetap aman untuk dikunjungi meski gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya.

Sejak 30 November hingga 15 Desember, jumlah kedatangan wisatawan asing ke Bali berangsur kembali ke angka semula. Bermula dari tiga ribu wisatawan per hari, naik menjadi tujuh ribu hingga akhirnya naik signifikan pada 16 Desember sebanyak 12 ribu wisatawan hinga saat ini.

"Di mata turis Bali tetap kawasan yang menarik. Terlebih pada tahun ini, Bali dinobatkan oleh Tripadvisor sebagai World 1st Best Destination dan 15th World Best Place to Visit 2017 versi US News," ujarnya.

Bagi Puspa Negara, hal itu merupakan kekuatan promosi Bali ditambah membludaknya wisatawan domestik ke untuk menghabiskan libur tahun baru di Bali.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Okupansi Hotel

Soal tingkat okupansi hotel di kawasan Kuta, ia menyebut rata-rata berada di kisaran angka 65-75 persen. Angka itu sudah menunjukkan tren kestabilan, namun tidak semeriah tahun lalu.

"Tahun 2016 mulai tanggal 25 Desember, tingkat hunian sudah mencapai 85-95 persen pada Natal dan 100 persen sampai perayaan pergantian tahun. Jadi tahun ini, memang pariwisata Bali tak seglamor tahun lalu," ujarnya.

Di sisi lain, bencana erupsi Gunung Agung diyakini Puspa Negara akan menjadikan Bali sebagai destinasi wisata internasional akan semakin resisten dan kuat atas berbagai ancaman dan bencana yang bisa saja melanda.

"Kita banyak mendapatkan pelajaran berharga dari kondisi Gunung Agung untuk dijadikan kekuatan, di antaranya kesiapan mitigasi bencana terhadap turis, tata cara penanganan kedaruratan informasi, dan tata cara kedaruratan pelayanan dalam men-treatment wisatawan," papar dia.

Dengan kata lain, tahun depan Pemerintah Provinsi Bali maupun kabupaten/kota harus menganggarkan dana kontijensi tak terduga dan inovatif di sektor tata cara layanan dan tata cara informasi tahun depan. Tak hanya untuk erupsi Gunung Agung, namun juga bencana lainnya.

"Sebelumnya, ketika wisatawan terjebak di bandara karena ditutup imbas dari sebaran abu vulkanik, turis tidak mendapat pelayanan informasi memadai dan pelayanan khusus kedaruratan yang memadai. Akibatnya, mereka menyesal saat itu. Hal ini tidak boleh lagi terjadi dan Gunung Agung telah memberikan pelajaran berharga bagi Bali," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Layanan Hotel

Sejumlah hotel di Bali menyiapkan diri jelang pergantian tahun dalam situasi Gunung Agung yang tidak menentu. Salah satunya Hotel Melia Bali yang berlokasi di kawasan Nusa Dua.

Pihak hotel menjamin akomodasi para tamu yang kembali ke hotel apabila airport ditutup akibat erupsi Gunung Agung. Tamu yang kembali ke hotel itu akan mendapatkan jaminan kamar gratis termasuk sarapan untuk dua orang.

Eduardo Perera Castro, selaku General Manager dari Melia Bali mengatakan, pihaknya optimistis akan mampu menyentuh di angka 80 persen hingga menjelang pergantian tahun nanti.

"Kita tetap optimis, 80 persen adalah angka yang akan kita capai hingga pergantian tahun nanti," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diperoleh Liputan6.com, Senin, 18 Desember 2017.

Eduardo menegaskan, untuk mendorong pasar dan membangun kepercayaan tamu untuk menginap di Melia Bali, ia juga memberikan fleksibilitas dan kebijakan baru terkait pembatalan reservasi.

Tamu yang sudah melakukan reservasi akan diberikan garansi pengembalian uang 100 persen jika membatalkan pesanan. Kebijakan itu berlaku untuk reservasi yang dilakukan dari periode sekarang sampai dengan 31 Maret 2018, untuk masa menginap dari sekarang sampai 31 Desember 2018.

Selain pengembalian dana secara utuh, Melia Bali juga memberikan pilihan lain yaitu floating deposit atau dana yang sudah dibayarkan bisa disimpan di hotel untuk pemesanan hotel di masa mendatang.

"Kami mengeluarkan kebijakan pembatalan tersebut untuk semua segmen pasar kami," ucapnya.Hal senada diungkapan oleh Mukti Ali selaku Marketing and Communication Manager dari Golden Tulip Bay View saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Pihaknya optimistis bisa mencapai target hingga menjelang pergantian tahun, fasilitas, maupun sarana pendukung lainnya tetap disiagakan.

"Kendati kita tahu dan tidak bisa dipungkiri imbas dari Gunung Agung, fasilitas dan sarana kesiapsiagaan tetap kita utamakan sebagai jaminan para tamu nantinya," katanya, Senin, 25 Desember 2017.

Ketika disinggung tentang layanan bagi tamu hotel terdampak erupsi Gunung Agung, pria itu menegaskan jika win win solution selalu akan ditempuhnya untuk memberi kenyamanan bagi para turis.

"Jika masalah itu, akan mengkondisikan karena perintah dari atasan saya belum turun. Tapi kita sebagai pelaku pariwisata, sudah barang pasti memiliki kebijakan tersendiri," katanya.

Sementara, Maherna Ika Krismayanti selaku Marketing Communication Executive Citadines Kuta Beach Bali, menjelaskan pihaknya akan menyediakan transportasi tambahan dan  memberikan tarif terbaik bagi para tamu jika terkena imbas erupsi Gunung Agung.

"Ya ini sebagai bentuk kesiagaan kita," ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Berbeda halnya seperti yang diungkapkan oleh Yuli Arlina selaku Senior Sales Manager dari Artotel Sanur. Ia mengungkapkan pihak Artotel hanya akan membantu tamu yang terdampak erupsi dengan menyiapkan transportasi hingga ke bandara.  

"Jika memang nantinya airport ditutup karena erupsi Gunung Agung, kita akan kasih win win solution, ya karena sebelumnya itulah yang terjadi," ucapnya tanpa menjelaskan lebih lanjut kepada Liputan6.com saat ditemui di Rocca Bar and Resto kawasan Artotel Sanur, Selasa, 26 Desember 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.