Sukses

Cerita Banjir dari Lereng Gunung Slamet hingga Jombang

Banjir di lereng Gunung Slamet berdampak pada warga di dua kabupaten, sedangkan banjir di Jombang dianggap merupakan yang terparah tahun ini

Liputan6.com, Jombang - Tiga kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dilanda banjir, akibat tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten Jombang sejak Selasa sore, 19 Desember 2017. Lokasi banjir terparah terletak di Kecamatan Mojoagung.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Ahmad Saichul Jabara menyebut ada tiga kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan Mojoagung.

"Di Dusun Pekunden dan Sawahan, Desa Kademangan paling parah. Ketinggian air mencapai dua meter, sedangkan di tempat lain bervariasi," tuturnya di Balai Desa Kademangan Mojoagung Jombang, Rabu (20/12/2017).

Ahmad merinci ada 12 desa yang terdampak secara keseluruhan di tiga kecamatan yang ada di kabupaten Jombang, yakni satu desa di Kecamatan Bareng, empat desa di Kecamatan Mojowarno, dan tujuh desa di Kecamatan Mojoagung.

"Jika melihat tradisi banjir, kemungkinan besar mulai besok pagi akan melebar ke Kecamatan Sumobito Jombang," katanya.

Dalam bencana banjir kali ini, Ahmad menyebut sebanyak 1.896 jiwa terdampak dan sedikitnya 320 jiwa harus mengungsi akibat banjir tersebut. Titik pengungsian awal berada di Balai Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung.

"Ini lagi persiapan untuk evakuasi pengungsi yang ada di Balai Desa Kademangan dipindahkan ke ruang terbuka hijau Mojoagung," kata Ahmad.

Ia menuturkan, mereka yang mengungsi saat ini didominasi oleh ibu-ibu, anak-anak, serta para lansia yang ada di Desa kademangan. BPBD langsung menyiapkan paket sembako untuk kebutuhan logistik dari para pengungsi.

"Saat ini sedang dilakukan dapur darurat untuk para pengungsi," katanya.

Banjir yang menggenangi Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, terjadi akibat luapan Sungai Gunting dan Panjer yang mengapit desa tersebut. Tingginya curah hujan di kawasan hulu sungai yang terletak di Kecamatan Wonosalam serta Kandangan membuat air sungai meluber.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banjir di Lereng Slamet

Hujan deras yang mengguyur wilayah timur Gunung Slamet mengakibatkan debit air di beberapa sungai meluap, Selasa, 19 Desember 2017. Dua kabupaten terdampak banjir luapan, yakni Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. 

Di Purbalingga, jalan desa dan pemukiman warga di empat Kecamatan terendam banjir dengan ketinggian sekitar mata kaki sampai lutut orang dewasa.

Sungai yang meluap di antaranya Sungai Pong, Gemuruh, dan Kembang. Ketiga sungai itu melewati Desa Mipiran dan Desa Karanggambas Kecamatan Padamara, Desa Klapasawit Kecamatan Kalimanah, Desa Munjul Kecamatan Kutasari, serta, Desa Kajongan dan Karangbolong Kecamatan Bojongsari.  

Saat Liputan6.com melihat lokasi yang terendam banjir, jalan raya seketika serupa sungai. Warga berhamburan keluar membantu pengendara melewati sungai dadakan itu. 

Secara gotong-royong, warga menutup lubang pintu agar air tidak masuk ke rumah. Sumiarto, warga Desa Munjul, RT 11 RW 6 Kecamatan Kutasari menunjukkan tiga rumah di wilayahnya yang terendam banjir paling parah. Ketinggian air hampir mencapai 30 cm. 

"Air saluran irigasi Sirtutirtamarta meluap sekitar jam 15.00 WIB tadi, tanggul irigasi juga jebol. Pasokan air irigasi dari Sungai Kembang," tuturnya. 

Luapan sungai juga merendam areal persawahan di Desa Munjul. Pohon padi usai sekitar satu bulan rata dengan permukaan air. Kolam ikan milik warga juga meluber sehingga dipastikan ikan peliharaan hanyut terbawa arus. 

"Sawah rusak atau enggak lihat nanti nunggu surut. Kalau tegalan hancur, sudah pasti gagal tanam. Ini arus banjirnya lumayan deras," kata Sumiarto  gusar.

3 dari 4 halaman

49 Rumah Terendam Air

Kepala BPBD Purbalingga, Satya Giri Podo merinci, sedikitnya 49 rumah di Desa Kutasari, Munjul, dan Karangklesem, Kecamatan Kutasari tergenang air setinggi 10 – 70 centimeter.

Air surut sekitar pukul 18.30 WIB dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Di Kelurahan Purbalingga Lor, debit air Sungai Gemuruh naik secara drastis. Akibatnya, bangunan ukuran 2,5 x 3 meter tempat pembuatan knalpot milik Pujiono di RT 5 RW 1 roboh.

Tak jauh dari sana, tebing sungai longsor sepanjang 7 x 5 meter, tepatnya di belakang rumah Radi RT 2 RW 3. "Melihat kejadian ini perlu adanya normalisasi irigasi dan sungai gemuruh serta peninggian pengaman tebing sungai," katanya. 

Saat maghrib, hujan deras juga mengakibatkan tanah longsor di Desa Kaliori RT 12/RW 3 Kecamatan Karanganyar. Rumah milik Sulemi mengalami rusak berat karena tertimpa material longsor. 

"Sementara penghuni rumah mengungsi ke tempat yang aman, kami juga berkoordinasi dengan PLN untuk memadamkan jaringan listrik di sana," Giri menambahkan.

Di tempat lain, warga Perumahan Puri Kalimanah, Atmaji Caesafeli mengatakan, air sungai meluap sebatas mata kaki di jalan dan halaman perumahan. Air Sungai Pong di belakang perumahannya meluap melalui saluran air. 

"Halaman dan jalan terendam semua, terutama Blok C. Ini lagi beres-beres takut tambah tinggi," katanya.

4 dari 4 halaman

Banjir Bandang di Sumbang, Banyumas

Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Ady Candra mengungkapkan di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas banjir mencapai ketinggian sekitar 70 sentimeter.

Sebanyak 19 rumah di Kecamatan Sumbang terendam luapan air sungai. Enam rumah mengalami kerusakan dan dua talud hancur dihantam arus. 

Bangunan rusak di antaranya rumah milik Agus dengan tembok dapur ambrol. Sementara, Tarisah dan Warno yang mengalami kejadian serupa masih ditambah hilangnya seluruh perabot masak karena hanyut terbawa arus. Ketiganya merupakan warga Desa Sumbang RW 03. 

Di Desa Ciberem RT 01/RW 04, seluruh bagian rumah semi permanen milik Dartam jebol dan hilang. Kerugian ditaksir mencapai Rp 8 juta. Di Desa Banteran RT 8/RW 3, tembok keliling rumah milik Mufid roboh tergerus banjir dengan panjang 12 meter dan tinggi 2,5 meter. 

Luapan air sungai juga menghancurkan talud jalan di Grumbul Dukuh Manis sepanjang 15 meter tinggi 1 meter sehingga menutup sebagaian jalan. Sementara di Desa Karanggintung, talud ambrol sepanjang 6 meter. 

"Tidak ada korban jiwa maupun luka, Pukul 18.30 WIB situasi dan kondisi sudah kondusif, air juga sudah surut," Ady menerangkan. 

Menurut Ady, seluruh kejadian banjir luapan diakibatkan intensitas hujan yang sangat lebat dan banyaknya drainase atau sungai yang tersumbat sampah. Selain itu, banjir juga diakibatkan oleh sedimentasi dan menyempitnya saluran pembuangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.