Sukses

Musim Hujan, Waspada Semburan Magma Gunung Karangetang

Warga diminta tetap waspada terjadinya erupsi freatik ketika air hujan bertemu dengan magma.

Liputan6.com, Manado - Kondisi Gunung Api Karangetang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, saat ini terbilang aman karena masih berstatus siaga. Namun demikian, ada hal yang patut diwaspadai masyarakat apalagi saat musim penghujan tiba, yakni erupsi freatik.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudi Tatipang mengungkapkan, erupsi jenis itu merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi karena pengaruh uap yang disebabkan sentuhan air dengan magma, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Erupsi freatik gunung api terjadi ketika adanya air tanah, air danau kawah atau air hujan yang menyentuh magma di dalam bumi.

"Panas dari magma akan membuat air tersebut menjadi uap dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi maka itu akan memicu letusan yang disebut erupsi freatik," ungkap Yudi, Jumat, 15 Desember 2017.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi Gunung Karangetang Berbeda dari Gunung Api Lain

Yudi mengatakan, meski pada umumnya hasil dari erupsi freatik tidak begitu berbahaya karena hanya menghasilkan material berupa bebatuan, kerikil maupun debu, tetapi kondisi Karangetang yang terjal bisa menimbulkan bahaya akibat luncuran material ke kaki gunung, khususnya yang terdapat pemukiman warga.

Kalau kondisi medan gunung api lain yang landai, tidak begitu berbahaya. Tapi Karangetang medannya terjal, sehingga luncuran material cukup mengancam keselamatan warga di permukiman sekitar kaki gunung.

"Terakhir erupsi freatik Karangetang terjadi pada 2014 lalu. Material hasil erupsi mengarah ke bagian utara," kata dia.

Karena itu, dia tetap mengimbau agar masyarakat yang berada di sekitar Gunung Karangetang untuk tetap mewaspadai segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas gunung berketinggial 1738 mdpl itu.

"Kami pun tetap menginformasikan berbagai perkembangan terkait aktivitas gunung kepada pemerintah daerah dan jajarannya, termasuk langkah seperti apa yang harus diambil dalam rangka mencegah jatuhnya korban," Yudi menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.