Sukses

Kronologi Wafatnya Pria Karawang Berbobot 310 Kg Versi Keluarga

Karawang - Kematian Yudi Hermanto, pria berbobot 310 kg (kilogram), meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Warga Karawang, Jawa Barat itu meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat. Sebelum mengembuskan napas terakhir, lelaki berusia 33 tahun itu sempat mengalami kejang-kejang dan sesak napas.

"Yudi meninggal pukul 05.45 WIB di RSUD. Soal penyakit dan penanganannya tidak bisa kami buka kepada publik," ucap Kasi Pelayanan RSUD Karawang, Dwi Susilo, saat dihubungi melalui telepon selularnya, Senin (11/12/2017).

Hal itu adalah rahasia kedokteran. "Jadi, silakan saja tanya ke keluarga karena sudah diberikan penjelasan oleh dokter," ujarnya.

Adapun salah seorang kerabat almarhum Yudi, Nadia, mengatakan bahwa sebelum meninggal Yudi bangun dari tidur sekitar pukul 04.00 WIB. Karena merasa kegerahan, dia pergi mandi.

Selesai mandi, Yudi kembali berbaring di tempat tidur. Tak lama kemudian, ia mengeluh napasnya sesak. Keluarga berupaya menghubungi dokter. Namun, pria berbobot 310 kg itu tiba-tiba kejang-kejang, kemudian diam tidak bergerak.

"Karena panik, saya langsung menghubungi perawat yang berjaga. Namun, begitu perawat datang, Yudi sudah meninggal dunia," katanya.

Selanjutnya, keluarga memakamkan jenazah pria berbobot 310 kg itu di Kampung Pancasila, Desa Sirnabaya, Kompleks Asrama 324, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

Baca artikel menarik dari JawaPos.com lainnya di sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rutin Melahap Sisa Makanan Katering

Kebiasaan Yudi Hermanto selalu menghabiskan sisa makanan pelanggan katering tempatnya bekerja membuat berat badannya naik tiga kali lipat. Berat badan Yudi mencapai 310 kg.

Sejak setahun terakhir, dia selalu memakan sisa katering hajatan pasangan pengantin yang menjadi pelanggan tempatnya bekerja. Kini, ukuran tubuh warga Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, itu menjadi superjumbo.

Yudi menceritakan, setahun lalu berat badannya hanya 110 kilogram. Kini, berat badannya naik tiga kali lipat menjadi 310 kilogram. Saat ini dia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.

Awalnya, Yudi tidak bisa memeriksakan penyakitnya tersebut karena faktor ekonomi. Namun, dia kini mendapat bantuan biaya pengobatan selama di RSUD Karawang dari Pemkab Karawang.

"Saya baru tahu kalau badan saya sedemikian berat. Sebab, timbangan di rumah sudah tidak cukup untuk menimbang saya lagi," kata dia, beberapa hari lalu.

"Saya memang punya bakat gemuk, tapi tidak seperti ini. Berat saya waktu itu cuma 110 kilogram. Itu sudah paling tinggi. Tapi, sekarang malah terus bertambah dengan cepat. Saya tidak tahu kenapa," ucapnya.

Yudi mulai bingung dengan pertumbuhan badannya yang semakin pesat. Dia sempat meminta orangtuanya mengantar ke dokter. Namun, karena tidak punya uang, dia biarkan penyakitnya terus tumbuh.

"Saya sempat putus asa dengan penyakit saya ini. Tapi, mau bagaimana lagi, saya memang tidak punya uang. Saya bilang kepada orangtua saya jangan mikirin saya lagi, biar ini urusan saya untuk menjalaninya," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Pengobatan Ditanggung Pemerintah

Yudi sempat mengaku kaget setelah mendapat kabar bahwa penyakit yang dideritanya bakal diobati pemerintah daerah. Saat akan menjalani pemeriksaan di RSUD, Yudi ditemui Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari.

Ahmad menyatakan, pemerintah bakal menanggung seluruh biaya pengobatan Yudi selama dirawat di RSUD. Bahkan, jika harus dirujuk ke rumah sakit lain di luar Karawang, pemerintah tetap membiayai perawatan Yudi hingga dinyatakan sembuh.

"Kami prihatin dengan penyakit yang diderita Yudi. Semoga saja dengan perawatan intensif dari tim medis, dia bisa segera pulih," ujarnya.

Selain biaya perawatan Yudi, pemerintah daerah memberikan bantuan kepada keluarga yang menunggu di rumah sakit.

"Kami berharap dengan bantuan pemerintah ini penyebab penyakit Yudi bisa segera diketahui, kemudian dapat disembuhkan," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.