Sukses

Banyak Layanan Serba Gratis di Semarang, Kok Bisa?

Fasilitas pelayanan kesehatan gratis, pendidikan, internet, transportasi gratis, dan kini dikembangkan rekreasi gratis di Semarang.

Liputan6.com, Semarang Kota Semarang di akhir tahun 2017 mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Diawali dari perubahan wajah kota yang sangat cepat, hingga penerapan kebijakan politik anggaran yang berpihak pada masyarakat miskin dalam APBD.

Wali Kota Semarang menyebutkan bahwa saat ini fasilitas dasar kebutuhan hidup di Semarang saat ini serba gratis. Mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan gratis, pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, dan kini mulai dikembangkan rekreasi gratis. Ini barangkali yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

"APBD 2017 kita hanya Rp 4,5 Triliun, jauh lebih kecil dibanding kota-kota lain yang telah mencapai Rp 6 triliun sampai  Rp 8 triliun. Tapi kuncinya adalah pelibatan partisipasi publik," kata Hendi kepada Liputan6.com, Jumat (8/12/2017).

Hendi kemudian bercerita bahwa atas hal itu, Pemkot Semarang mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Presiden Joko Widodo sendiri yang mengapresiasi dan menyerahkan penghargaan Anugerah Dana Rakca, Rabu (6/12/2017).Meski tampilannya sangat sederhana, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terpikat dengan menu masakan warung ini, terutama sambal terasinya. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)"Ini sebenarnya bukan penghargaan kepada saya selaku Wali Kota. Namun kepada warga Semarang. Saya hanya mewakili warga saja," kata Hendi.

Anugerah Dana Rakca adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah berkinerja baik dalam aspek pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan layanan dasar publik, perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat.

Tahun 2017 hanya ada tiga Kota se-Indonesia yang menerima penghargaan tersebut. Yaitu Kota Semarang, Kota Depok, dan Kota Surabaya. Sedangkan untuk kabupaten yang mendapatkan penghargaan tersebut hanya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Badung. 

"Sekali lagi, karena anggaran kita tidak banyak, pola pembangunan di Kota Semarang adalah partisipatif, masyarakat yang menginisiasi, pemerintah memfasilitasi," kata Hendi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transportasi Lancar

Sementara itu, kebijakan menata angkutan umum dengan mengoptimasi Bus Rapid Transit (BRT), ternyata juga menghasilkan penghargaan berbeda. Pemerintah Kota Semarang menerima penghargaan IRSA atau Indonesia Road Safety Award 2017. Kali ini yang menerima adalah Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu.

Penghargaan IRSA diberikan oleh Menteri Bappenas RI di Menara Mandiri Assembly Hall Lantai 9 Jalan Jendral Sudirman Kav 54-55 Senayan Jakarta Selatan. Penghargaan ini sebagai apresiasi terhadap Pemerintah Kota Semarang yang menerapkan sistem satu arah pada 13 ruas jalan untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan lalu lintas, serta mengurangi angka kemacetan.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita menyebutkan bahwa Kota Semarang memiliki angkutan umum massal berupa Bus Rapid Transit (BRT) 116 unit dalam delapan koridor dan 295 shelter.

"Sepanjang 2016 Bus Trans Semarang mengangkut 7,7 juta penumpang lebih dan seperempatnya adalah pelajar," kata Ita.Wakil Wali Kota Semarang Heverita G Rahayu menerima IRSA 2017. (foto:Liputan6.com/dok.Ita/edhie prayitno ige)Menurut Ita, kunci sukses pengelolaan transportasi di Semarang terletak adanya uji kendaraan yang overloading di jalan nasional untuk menekan potensi kerusakan jalan dengan menggunakan alat uji KIR portabel. Efeknya, angka kecelakaan turun.

"Saya tak tahu data detailnya, namun angka meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas turun drastis," kata Ita.

Penghargaan IRSA sendiri menurut Ita sebenarnya untuk para pelaku usaha transportasi dan masyarakat Semarang. Pihaknya hanya mewakili masyarakat saja.

"Terima kasih dukungan semua pihak untuk menjadikan Semarang kota yang nyaman dan semakin nyaman. Saat ini Semarang masih memiliki banyak masalah, namun dengan kerja bersama-sama dengan masyarakat, pasti akan selesai dengan baik," kata Ita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.