Sukses

Bocah 5 Tahun Jadi Korban Banjir di Medan

Sebelum tenggelam, bocah itu sempat dievakuasi orangtuanya ke tempat yang lebih tinggi.

Liputan6.com, Medan - Banjir melanda sebagian wilayah di Kota Medan, Sumatera Utara. Bencana ini menelan korban jiwa akibat adanya warga yang tenggelam.

Manajer Pusdalops BPBD Medan, M. Yunus, mengatakan korban tewas merupakan seorang anak berusia lima tahun. Bocah malang ini tewas saat banjir terjadi di rumahnya, ‎Gang Bidan, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.

"Korban tewas bernama ‎Noval Zaki," kata Yunus, Minggu, 3 Desember 2017.

Sebelum tewas, korban sempat dievakuasi orangtuanya, Irwanto, ke lokasi lebih tinggi di kawasan tempat tinggalnya. Irwanto kemudian kembali ke rumahnya untuk melihat kondisi barang-barang yang terendam banjir sejak Sabtu, 2 Desember 2017.

"Korban sempat ditinggalkan orangtuanya," kata Yunus. 

Saat orangtua korban kembali ke lokasi evakuasi, korban tidak berada di tempat. Irwanto langsung melaporkannya kepada tim reaksi cepat (TRC) BPBD Medan yang berada di lokasi banjir tersebut. Kemudian, tim melakukan pencarian terhadap korban.

"Orangtuanya melakukan pencarian dibantu pihak TRC BPBD Medan. Akhirnya korban ditemukan di Gang Merdeka tak jauh dari lokasi," terang Yunus.

BPBD Medan dibantu warga langsung melakukan evakuasi terhadap korban dengan melarikannya ke rumah sakit terdekat, RS Teratai. Saat tiba di rumah sakit tersebut, korban diketahui sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Selanjutnya, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka, yaitu rumah nenek korban di Jalan Seksama, Medan untuk disemayamkan. Jenazah Noval di‎kebumikan di tempat pemakaman muslim setempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jasad Balita Hanyut 115 Km

Sebelumnya, bocah perempuan berumur tiga setengah tahun menjadi korban tenggelam di Sungai Barito, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada Sabtu, 18 November lalu.

Warga Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru, itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan mengapung sekitar 115 kilometer dari lokasi kejadian.

Jenazah korban ditemukan di kawasan Desa Tarusan, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan.

"Ditemukan pada hari kelima pencarian, subuh tadi sekitar pukul 05.00 WIB," ucap seorang warga Muara Teweh, Dayat Salikin, Rabu (22/11/2017), dilansir Antara.

Menurut Dayat, ia mendapat informasi dari kakaknya yang tinggal di Kelurahan Tumpung Laung, Kecamatan Montallat, Barito Utara yang merupakan kecamatan berbatasan dengan Kecamatan Dusun Utara, Barito Selatan. Sang kakak mengabarkan adanya penemuan jenazah oleh penduduk Desa Tarusan, mengapung di depan sebuah lanting (bangunan terapung) milik warga.

Pihak aparatur Desa Tarusan menyampaikan informasi terkait penemuan jenazah tersebut kepada kakaknya. Setelah mendapat kabar tersebut, Dayat langsung melaporkan kepada Polres Barito Utara dan Polsek Teweh Tengah untuk menjemput jenazah korban di Kelurahan Montallat.

Selanjutnya, jasad korban tenggelam itu dibawa ke Kelurahan Montallat. "Menggunakan ambulans melalui jalan darat ke Muara Teweh," kata Dayat yang juga merupakan seorang petugas kesehatan dari Puskesmas Bukit Sawit, Kecamatan Teweh Selatan.

3 dari 3 halaman

Saat Banjir Hanyutkan Bayi 2 Bulan

Beberapa waktu lalu, bayi hanyut saat banjir menguras air mata satu keluarga di Garut, Jawa Barat. Ketika itu, air mata Gea (28) tak berhenti mengalir. Warga Desa Suka Galih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, itu mengingat putrinya yang masih berusia dua bulan yang hilang dihanyutkan banjir bandang Garut.

"Semuanya sedang tidur, tiba-tiba banjir langsung besar, hanyut," kata Gea di lokasi pengungsian, Jumat, 23/9/2016).

Tidak hanya bayi mungilnya, banjir bandang juga menghanyutkan istri, mertua lelaki dan perempuannya. Bahkan, anak perempuan satu-satunya dan bapak mertuanya itu belum ditemukan hingga kini.

Ia mengaku sudah mencari ke seluruh rumah sakit yang menjadi tempat evakuasi korban tewas. Namun, ia baru berhasil menemukan jasad istri dan ibu mertuanya.

"Sudah ke sana kemari, belum juga ketemu anak saya," ucap dia lirih sambil menangis.

Gea mengaku berhasil selamat dari ganasnya air bah luapan Sungai Cimanuk karena saat itu tengah bekerja di luar kota. Ia baru dikabari saudaranya saat genangan mulai surut.

"Saya sedang di Cirebon, kejadian jam 23.00 WIB, surut pukul 01.00 WIB dan paman saya ke sini lihat rumah sudah enggak ada, hanyut," tutur Gea.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.