Sukses

Giliran NU Bikin Tablig Akbar di Garut

Pihak NU menjanjikan akan membuat alun-alun Kota Garut menjadi lautan hijau pada Sabtu, 18 November 2017.

Liputan6.com, Garut - Dewan Pengurus Cabang (DPC) Nahdlatul Ulama Kabupaten Garut, Jawa Barat, bakal menggelar tablig akbar dalam pelantikan kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Banser, dan Badan Otonom NU di Lapang Otto Iskandardinata Alun-Alun Garut, pada Sabtu, 18 November 2017.

Pengajian itu akan menghadirkan dai karismatik KH Habib Lutfhi bin Yahya dari Pekalongan. Sekretaris PC NU Kabupaten Garut Deni Ranggajaya mengatakan, kegiatan itu bukan merupakan pengajian tandingan, sebagai respons tablig akbar dai dua pentolan aksi bela Islam 411 pada Sabtu, 11 November 2017 lalu.

"Kegiatan ini sudah disusun sejak tiga bulan lalu, jauh hari sebelum kegiatan itu," ujarnya, Jumat (17/11/2017).

Bahkan, ia menyatakan seluruh persiapan panitia untuk menyukseskan tablig akbar itu, mulai izin hingga hal lainnya, sudah hampir rampung. "Pelaksanaannya di lapangan Alun-Alun, mulai pukul 08.00 pagi hingga azan zuhur. Insyaallah semuanya akan berjalan lancar," ujarnya.

Menurut dia, kegiatan tersebut murni untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan umat dan bangsa dari ancaman perpecahan yang selama ini kerap ditiupkan kalangan tertentu.

"Selamat berjuang kawan menyelamatkan Garut dari pengaruh khilafah dan DI (Darul Islam) yang ingin bangkit kembali," Deni menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lautan Hijau

Dalam kegiatan itu, lembaganya memastikan tidak ada pengerahan massa dari luar Kabupaten Garut seperti pengajian akbar dua pentolan aksi bela Islam 411 sebelumnya. Namun, massa yang hadir dipastikan seluruh umat Islam terutama warga Nahdliyin Kabupaten Garut.

"Kemungkinan kawasan Garut Kota dan sekitarnya akan menjadi lautan hijau," ujarnya.

Untuk menjaga kekhusyukan acara, serta ancaman datangnya penyusup yang akan merusak jalannya pengajian, lembaganya meminta warga dan panitia menggunakan atribut berwarna hijau sebagai simbol dan khas kebesaran warga NU.

"Kami imbau yang sudah punya seragam NU, Ansor, Banser, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, dan lembaga dipakai," ujar Deni.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Garut Abdullah Badar menambahkan, kegiatan pokok pengajian akbar itu adalah pelantikan organisasi kemasyaratan pemuda yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU).

"Usai itu doa, tausiah, dan istigasah selesai," ujarnya.

Karena jumlah pengurus yang akan dilantik mencapai 3.500 orang dari seluruh organisasi yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), diperkirakan di sekitar Alun-Alun Garut akan dipadati warga Nahdliyin. "Tidak lebih dari itu (pelantikan, pengajian dan istigasah). Ya setelah itu, sudah bubar," katanya.

Badar memastikan seluruh kegiatan pengajian akbar yang akan diiisi KH Habib Lutfhi Bin Yahya dari Pekalongan tersebut tidak berkaitan dengan tablig akbar dua pentolan aksi bela idlam 411 sebelumnya, termasuk sebagai pengajian tandingan.

"Jadi, kami ajak semua umat muslim di mana pun berada, dari golongan mana pun juga untuk hadir," kata Badar.

3 dari 4 halaman

Polemik Tablig Akbar Dua Pentolan Aksi 411 di Garut

Sebelumnya, pengajian dua ustaz orator utama Aksi Bela Islam 411, Ustaz Bahtiar Nasir dan KH Ahmad Shabri Lubis, di Lapangan Kerkof, Jalan Merdeka, Kabupaten Garut, Sabtu lalu menuai konflik dan nyaris bentrok.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut, Jawa Barat, secara tegas menolak kehadiran dua ustaz orator utama Aksi Bela Islam 411 di Jakarta pada November tahun lalu itu dengan alasan materi dakwah yang disampaikannya kerap memecah belah umat.

Wakil Sekretaris PCNU Garut, Aceng Hilman Umar Basori mengakui jika lembaganya memberikan penolakan dalam surat tertulis kepada DKM Masjid Agung Garut. Surat itu perihal kedatangan termasuk rencana dakwah dua tokoh agama cukup vokal itu.

"Yang kami tolak itu pengisi acaranya bukan acaranya, kami tak menolak pengajiannya silakan saja. Dulu ada Aa Gym dakwah di Masjid Agung saja kami dukung," ujar Aceng Hilman di Kantor PCNU Garut, Senin, 6 November 2017.

Menurutnya, penolakan kehadiran kedua ulama itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan kajian yang dilakukan PCNU, ada beberapa faktor pentinya yang menyebabkan lembaganya menolak kehadiran Ustaz Bahtiar Nasir.

"Judulnya saja Garut Bumi Islam. Kalau seperti itu yang di luar Islam tidak boleh tinggal di Garut? Bukannya kami tak setuju, tapi ada prinsip di Islam yang toleran, seimbang, dan menyayangi seluruh umat," ucapnya.

 

4 dari 4 halaman

Alasan Pelarangan Tablig Akbar Dua Pentolan 411 di Garut

Selain itu, Aceng Hilman menyebut jika dalam spanduk acara, di atas bendera merah putih terdapat bendera yang biasa digunakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Padahal, HTI sudah jelas dilarang oleh pemerintah.

Dengan begitu, adanya logo tersebut seolah mempertegas eksistensi organisasi ilegal yang memberi ketakutan kepada warga. "Apalagi Bahtiar Nasir cenderung membiarkan radikalisme atas nama agama. Ia (Bahtiar Nasir) tak tegas terhadap paham radikalisme," ujarnya.

Lembaganya menilai isi dakwah Ustaz Bahtiar Nasir tidak memiliki agenda tersembunyi yang dibalut dengan konsep tablig akbar, sehingga ketika kedatanganya beberapa waktu lalu dan berceramah ke Garut, PCNU Garut merasa kecolongan.

"Makanya sekarang kami tidak ingin kecolongan lagi. Bukan kami yang harus konfirmasi, tapi mereka (panitia tablig akbar) yang harus menerangkan ke kami," pinta dia.

Untuk itu, dalam menjaga kerukunan dan ketenteraman umat beragama di Garut, lembaganya meminta dan menolak dengan tegas, kehadiran Ustaz Bahtiar Nasir ke Garut. "Jika tetap dilaksanakan, maka PCNU akan turun ke lapangan untuk mengadang kehadiran Ustaz Bahtiar Nasir ke Masjid Agung Garut," ancam dia.

Namun, beruntung berkat koordinasi dan kerja sama semua pihak, pengajian tablig akbar berjalan lancar dan kondusif. Massa NU yang berencana mengadang kegiatan sengaja diisolasi oleh petugas gabungan polisi dan TNI di daerah Ciateul, sementara ribuan jemaah pengajian tetap melangsungkan kegiatannya di Lapangan Kerkof, Jalan Merdeka, Garut.

Bahkan, Kapolda Jabar Irjen Agung Budi langsung turun ke lapangan mengamankan jalannya kegiatan dari ancaman pertumpahan massa dari kedua kubu yang bertikai.

 

Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.