Sukses

Anak Muda, Bangun Citra Positif di Media Sosial

Ratusan anak muda Katolik Manado belajar membangun citra dan konten positif di media sosial selama dua hari

 

Liputan6.com, Manado Kemampuan mengenali berita hoaks, menyaringnya sekaligus menangkalnya dengan memproduksi konten-konten positif dalam bentuk meme, vlog, dan infografis menjadi materi latihan bagi ratusan muda-mudi Katolik Keuskupan Manado yang mengikuti Forum Dialog dan Literasi Media selama dua hari, sejak Sabtu (21/10). Kegiatan ini merupakan yang kelima setelah Jakarta/Bogor, Malang, Medan, dan Bandung. Selanjutnya bakal diteruskan ke Kota Kupang dan Semarang.

"Betapa bahayanya jika isu-isu SARA merebak dan menyebar di tengah kondisi masyarakat yang tidak siap menerima gempuran informasi tersebut,"ujar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Niken Widiastuti dalam sambutannya pada Forum Dialog dan Literasi Media yang dibacakan oleh Tenaga Ahli Dirjen IKP Kominfo Hendrasmo di Lotta, Manado, Sabtu (21/10).

Karena itu, Kementrian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyelenggarakan Forum Sosialisasi dan Literasi Media bertajuk "Taat Agama, Bergaul Harmonis, Sopan Berkomunikasi."

Merebaknya kabar bohong, isu SARA yang memecah belah, ujaran kebencian, serta paham-paham radikal di media sosial menjadi perhatian serius pemerintah. Karena itu, Niken menyebutkan literasi media perlu dilakukan untuk menciptakan warganet yang cerdas dan bijak dalam memilah informasi.

Sementara itu, Hendrasmo dalam sesi tersendiri menyebutkan bahwa literasi media merupakan langkah yang sangat penting. Khususnya ketika masyarakat kebanjiran informasi (information flood) seperti yang terjadi saat ini.

"Tujuannya agar masyarakat menjadi audiens yang aktif menciptakan informasi positif, lebih sadar (aware) dan kritis terhadap konten yang tersaji di media, mampu menggunakan media sesuai etika, cek dan ricek sebelum membagi konten,"ujar Hendrasmo. Warga yang melek media digital ini, kata Hendrasmo diharapkan akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sendiri.

Selain Hendrasmo, hadir pula dalam forum ini Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial KWI Pastor Kamilus Pantus yang memberikan pendasaran tentang pentingnya orang muda Katolik (OMK) ini menjadi agen penyebar kabar baik di dunia baru, yakni dunia media sosial.

"Kita tidak bisa menghindar dari dunia virtual ini. Kita harus menghadapinya dengan teropong Yesus sang pembawa kabar baik,"ujar Kamilus.

Kamilus juga mengajak agar anak-anak muda mengasah akal budi dan hati nurani dan menggunakannya untuk menyaring berbagai informasi yang terserap sebelum kemudian membagikannya kepada orang lain. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran aktif OMK

Pentingnya peran OMK juga ditekankan oleh Analisis Intelijen dari Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Polisi yang membawahi semua intelijen di Indonesia ini dan tidak mau disebut namanya ini menyatakan bahwa OMK harus berperan aktif membendung paham-paham radikal yang menyebar luas di media sosial.

"Kebanyakan para teroris ini aktif di media sosial seperti Bahrun Naim. Mereka mencekoki korbannya dengan ideologi radikal, merekrutnya dan mengajari cara-cara melakukan bom bunuh diri dari jarak jauh lewat media sosial atau aplikasi messenger,"ujarnya.

Karena itu para pemuda Katolik diharapkan, ikut terlibat mencerdaskan masyarakat dengan mencegah penyebaran berita-berita hoaks, aktif menyebarluaskan semangat toleransi, prularlisme, dan kebhinekaan melalui media sosial dan masyarakat, serta bersama-sama menggelorakan rasa persatuan kebangsaan dan cinta tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 45 di masyarakat luas dan media sosial.

Seorang wartawan muda yang mewakili generasi milenial juga dihadirkan Kominfo. Gloria Fransiska Katarina yang baru dua tahun menjadi wartawan mengajak teman-teman mudanya agar mencitrakan dirinya secara positif di dunia virtual.

"Apa yang kita sampaikan di dunia virtual menjadi gambaran nyata atas diri kita. Kita ini orang seperti apa bakal kelihatan di sini. Karena itu hati-hati dan manfaatkan media sosial sebagai personal branding kita,"ujarnya.

Gloria mengajak ratusan kawan-kawannya yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi ini untuk menjaga sikap kritis terhadap setiap informasi yang beredar di media sosial, setia melakukan verifikasi sebelum menyebar sebuah kabar, dan rajin membagi kabar positif kepada rekan yang lain.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.