Sukses

Siswi Kelas 5 SD di DIY Harus Suntik Vaksin HPV Mulai Sekarang

Imunisasi HPV ini sebagai langkah pemerintah untuk mencegah kanker serviks pada perempuan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul akan dijadikan pilot project imunisasi Human Papilloma Virus (HPV). Sasarannya, anak-anak putri kelas 5 SD di dua kabupaten tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastuti mengatakan, DIY dijadikan sebagai pilot project program HPV karena angka penyakit kanker serviks yang cukup tinggi.

"Bukan Gunungkidul dan Kulon Progo tinggi, tapi secara menyeluruh angkanya cukup tinggi, yaitu 4,1% jadi 14 ribu di DIY ada kasus kanker," ujar Pembajun di Yogyakarta Kamis, 5 Oktober 2017.

Pembajun mengatakan, program ini merupakan upaya untuk mencegah perkembangan kanker serviks yang banyak terjadi pada kelompok perempuan. Imunisasi HPV akan diberikan berkelanjutan selama dua kali. Anak perempuan yang duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar di tahun berikutnya akan diimunisasi.

"Untuk anak putri kelas 5 SD, dua kali dilakukan anak putri yang sama di kelas 6," katanya.

Ia menjelaskan, pencanangan pertama akan dilakukan di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo pada Senin, 9 Oktober 2017. Ia menyatakan imunisasi HPV ini sebagai langkah pemerintah untuk mencegah kanker serviks pada perempuan agar kualitas generasi akan datang menjadi lebih baik.

Selain itu, belum ada kasus efek samping dari pemberian imunisasi HPV ini. "Tidak ada kasus dan keluhan. Insya Allah aman. Imunisasi ini diberikan untuk kekebalan tubuh. Sebab di masa ini anak pada posisi yang baik," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

40 Siswi Kelas 5 SD Awali Program Imunisasi HPV

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastuti mengatakan, program imuniasasi yang pertama kali dilaksanakan di Yogyakarta ini diawali di dua kabupaten yaitu Kulon Progo dan Gunungkidul. Imunisasi ini diberikan kepada siswi kelas lima SD di setiap sekolah. Nantinya imunisasi ini diberikan kepada 7.644 anak di Gunungkidul dan Kulon Progo.

"Kementerian Kesehatan melakukan percontohan imunisasi secara bertahap di tahun ini di DIY dengan 4.961 anak di Gunungkidul dan 2.683 anak di Kulon Progo. Pelaksanaan imunisasi terhadap 40 anak dari SD 2 Wates dan SDN 4 Percobaan," ujarnya, Senin (9/10/2017).

Sementara itu, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, program imunisasi termasuk yang tinggi dan merata. Bahkan, setiap program yang dijalankan di DIY selalu sukses.

"Program imunisasi di Indonesia berhasil mencegah sembilan penyakit berbahaya. Hepatitis B, miom, tuberkolusis pada bayi, batuk rejan, tetanus, meningitis radang paru dan pneumonia," katanya.

Jane melanjutkan, dari data yang didapatnya, penyakit kanker serviks masih menjadi beban bagi masyarakat Indoensia. Kasus ini terhitung tinggi karena terdata 58 kasus baru dan 26 orang meninggal karena kanker serviks setiap harinya. Bahkan, tingkat kematian dalam lima tahun terakhir Indonesia itu tertinggi untuk kanker serviks.

"Ini merupakan angka prevalensi tertinggi paling tinggi di indonesia 5 persen itu karena virus human papiloma dan sudah ada vaksinnya," ujarnya.

Bagi yang belum mendapatkan imuniasasi, terutama ibu rumah tangga, bisa melakukan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) untuk mendeteksi dini penyakit kanker serviks. Saat ini juga ada screening besar-besaran di DIY dengan program IVA kepada wanita usia produktif.

"2016 direkomendasikan dengan vaksin HPV dapat masuk program nasional," katanya.

Jane mengatakan, vaksin ini sangat mahal yaitu Rp 800 ribu sekali suntik. Namun dengan program nasional ini, harganya dapat diminimalkan sehingga anak-anak di Indonesia bisa mendapatkan imuniasasi ini.

DIY menjadi sasaran pemberian imunisasi ini karena angka kejadian kanker serviks di DIY itu tinggi sehingga dapat diperjuangkan untuk mendapatkan imunisasi ini. "Saya yakin yang lain pasti iri dengan Kulon Progo dan Gunungkidul," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.