Sukses

Pemadaman Kebakaran di Lereng Gunung Agung Tak Terjangkau Heli

Ada 11 titik api di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali.

Liputan6.com, Denpasar - Bukan hanya isu adanya hujan abu vulkanik, warga juga dibuat panik dengan terbakarnya Gunung Agung di 11 titik dengan menimbulkan asap mengepul. Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kewaspadaan Pusdalops BPBD, Bali, Komang Edi mengatakan, ada 11 titik api di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.

"Dari yang sebelumnya hanya empat titik. Itu sudah masuk kawasan Kubu, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/9/2017).

Menurut Edi, kebakaran tejadi sejak pukul 20.45 Wita. Namun, belum diketahui penyebab terjadinya kebakaran tersebut. Hanya saja, Gunung Agung selalu mengalami kebakaran hutan di musim kemarau sepert ini saat ini.

Edi menjelaskan, petugas akan naik ke atas gunung untuk memadamkan api secara manual. BPBD tidak memakai helikopter, karena di atas ketinggian 800 meter di atas laut (mdpl), helikopter sudah tidak bisa terbang.

"Sementara, Gunung Agung ketinggiannya 3.142 mdpl. Risikonya tinggi pakai helikopter. Jadi harus manual," tuturnya.

Ia mengaku, jika arah angin mengarah ke permukiman warga di kaki Gunung Agung, otomatis mereka akan dievakuasi. "Pantauan kami arah angin mengarah ke rumah pohon penduduk. Kami akan berkoordinasi untuk tindakan lebih lanjut," ujar Edi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terpancing Hoax, 44 Warga Mengungsi

Sebelumnya, Kepala Seksi Tanggap dan Kewaspadaaan Pusdalops BPBD Provinsi Bali, Komang Edi mengatakan, warga sempat terpancing dengan berita yang beredar, sehingga pada Senin malam, 18 September 2017, mereka meninggalkan tempat tinggalnya.

"Ada 44 warga yang tadi malam mengungsi ke Polres Karangasem. Warga panik terkait informasi naiknya status Gunung Agung," ujar dia, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/9/2017).

"Kami sudah mendatangi mereka dan menjelaskan situasinya. Saat ini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing," kata dia.

Menurut Edi, sebelum warga mengungsi, beredar informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu membuat kepanikan warga yang tinggal di lereng Gunung Agung. Berawal dari informasi di media sosial Instagram yang mengunggah foto mobil terkena dampak abu vulkanik.

"Itu berita hoax, tidak benar sama sekali. Kalau statusnya naik nanti dari Waspada ke Siaga, memang itu betul. Tapi, untuk aktivitas mengeluarkan abu vulkanik itu belum ada," Komang Edi memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.