Sukses

Berboncengan di Kuta Lombok, 2 Turis Jerman Jadi Korban Begal

Paspor dua wisatawan asal Jerman itu juga ikut digasak perampok yang beraksi di wilayah Kuta Lombok.

Liputan6.com, Mataram - Keamanan di daerah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), terganggu dengan kehadiran perampok. Korban terbaru adalah dua orang wisatawan Jerman yang sedang melintasi kawasan Kuta Lombok.

Kedua wisatawan itu diketahui bernama Sebastian Wolfgang Bieser dan Lena Steinat. Keduanya dirampok pada Senin, 18 September 2017, sekitar pukul 14.00 WITA, saat melintas di Dusun Sereneng, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, mereka awalnya mengendarai sepeda motor sambil berboncengan. Tiba-tiba, motor mereka diadang dua orang tidak dikenal sambil menodongkan pisau. 

Salah seorang perampok memukul bagian kaki korban yang bernama Sebastian Wolfgang Bieser dengan kayu. Perampok kemudian merampas seluruh barang bawaan korban seperti sepeda motor, ponsel, kamera, uang tunai dan paspor.

Total kerugian yang dialami korban mencapai Rp 36 juta. Korban kemudian melaporkan kejadian perampokan ini ke Polsek Kuta. Kapolsek Kuta, Iptu Akmal Novian, mengaku prihatin dengan kejadian pembegalan yang dialami oleh dua wisatawan tersebut. Sebab, kejadian tersebut bisa mencoreng daerah wisata KEK yang saat ini tengah dibangun.

"Saya sangat prihatin adanya jambret terhadap WNA yang mulai marak di Desa Merta. Padahal, jauh jauh hari sebelumnya kami telah melakukan koordinasi kepada lapisan masyarakat untuk sama-sama menjaga KEK," kata Iptu Akmal saat dihubungi Liputan6.com.

Atas perampokan itu, pihaknya telah menginstruksikan ke seluruh jajaran kepolisian yang ada di kawasan KEK Mandalika untuk menggelar patroli rutin. Tak hanya itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Polres Lombok Tengah untuk menangkap perampok yang dinilai sangat meresahkan wisatawan.

"Kami masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku dan jika tertangkap, maka akan kami tindak tegas sesuai koridor hukum," kata Akmal.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.