Sukses

Janji Deddy Mizwar pada Para Siswa SD Pelintas Sungai di Cirebon

Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berjanji akan membangun jembatan gantung pekan depan.

Liputan6.com, Cirebon - Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, memastikan akan membangun jembatan gantung yang memisahkan dua perkampungan di Desa Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, dibangun pekan depan. Dia mengaku akan segera berkoordinasi dengan Vertical Rescue Indonesia (VRI) sebagai leading sector.

"Sebenarnya ada 33 jembatan gantung yang sedang di desain dan dibangun di beberapa wilayah di Jawa Barat," katanya usai berkunjung ke salah satu pondok pesantren di Cirebon, Selasa, 12 September 2017.

Dia mengakui jika wilayah perbatasan Jawa Barat masih minim akses transportasi. Bahkan, sebut pria yang akrab disapa Demiz itu, Jabar masih kekurangan 1.000 jembatan gantung. Dia berharap jembatan gantung yang akan dibangun minggu depan tersebut agar dapat dimanfaatkan warga semaksimal mungkin.

Selain minim akses, kawasan perbatasan di Jawa Barat juga memiliki banyak sungai. Maka itu, dia menargetkan akan membangun 300 jembatan gantung tahun ini.

"Mungkin di perbatasan wilayah Ciledug Wetan bukan hanya kekurangan satu jembatan gantung bisa jadi lebih, iya kan. Makanya, kita berusaha bangun jembatan gantung agar bisa berkomunikasi," kata dia.

Sebelumnya, minimnya akses untuk menyeberangi Sungai Cisanggarung yang memisahkan dua perkampungan di Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, membuat puluhan siswa SD kesulitan.

Tidak hanya mereka, mobilitas warga di dua perkampungan yang berseberangan ini juga terhambat, terutama untuk mencapai pasar.

Camat Ciledug Wetan Solihin mengatakan sejauh ini, masyarakat Desa Ciledug Wetan sudah pernah memasang akses untuk melewati Sungai Cisanggarung. Namun, akses tersebut tidak bertahan lama lantaran arus Sungai Cisanggarung yang deras dan sering meluap jika musim hujan.

Masyarakat, kata dia, juga pernah patungan membuat perahu dari tumpukan drum minyak tetapi hanyut. "Perahunya hanyut pas sungai lagi meluap, akhirnya mau tidak mau ya harus menyebrang sungai lagi," kata Solihin, Rabu, 6 September 2017.

Dia mengatakan, selagi tidak ada jembatan atau alat bantu penyeberangan yang lain di sungai tersebut, masyarakat di perkampungan Palabuan terpaksa memutar lewat Desa Cilengkrang ke Jati Seeng Kidul. 

Solihin mengaku sudah mengajukan pengadaan pembangunan jembatan gantung kepada pemerintah pusat. Namun, hingga saat ini, belum juga ada tanda-tanda realisasi. "Kami juga sedang menelusuri sampai mana pengajuan jembatan ini di pemerintah pusat," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Komunitas Petakal Grage Cirebon, Deddy Madjmoe mengatakan, Sungai Cisanggarung terbilang berbahaya. Jika surut, sungai tersebut terlihat tenang. Namun jika meluap, sungai tersebut bisa menggenangi perkampungan Palabuan. 

"Kampung Palabuan ini cukup unik karena dikelilingi sungai-sungai. Selain Cisanggarung, ada juga Sungai Cijangkelok," kata dia.

Saksikan video menarik berikut ini!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siswa Sebrangi Sungai

Sungai Cisanggarung itu membelah dua kampung di satu desa, yakni Kampung Palabuan dan Kampung Kebon Awi, Kabupaten Cirebon. Informasi yang dihimpun Liputan6.com, sudah puluhan tahun sungai tersebut tidak memiliki akses atau jembatan.

Mau tidak mau, suka tidak suka, Mela bersama teman-temannya harus memaksakan diri lewat sungai yang terbilang cukup deras ini. "Ada rasa khawatir karena selain harus lepas pakai sepatu, takutnya ada arus. Tapi memang lewat sungai akses terdekat ke sekolah," ujar dia.

Jika musim hujan, sungai tersebut meluap dan membuat Mela harus memutar jalan untuk sampai ke sekolah. Mereka mengitari beberapa kampung lain sejauh 8 kilometer jauhnya.

"Saya dari kelas dua sudah berani menyeberang, kalau sungainya lagi enggak banjir saja. Kalau dulu ada perahu, jadi sering naik perahu juga," katanya.

Nurmela ingin sekali merasakan enaknya berangkat sekolah tanpa harus melepas sepatu dan menyeberangi sungai.

Salah seorang Guru SDN 2 Ciledug Wetan, Farida menyebutkan, sedikitnya terdapat 90 siswa dari Blok Palabuan Desa Ciledug Wetan yang bersekolah di SDN 2 Ciledug Wetan. Namun, tak semua siswa masuk sekolah setiap hari.

"Kadang yang masuk cuma 40-an siswa, kadang tidak lebih dari itu. Ya karena tidak ada jembatan. Apalagi kalau banjir, banyak siswa yang tidak berangkat," ucap dia

Pihak sekolah pun memaklumi ketika sekolah sepi dari murid. Dia mengatakan, lebih dari 10 tahun Sungai Cisanggarung tak mempunyai jembatan yang menghubungkan Kampung Palabuan dengan SDN 2 Ciledug Wetan yang berada di Kampung Kebon Awi, Desa Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.