Sukses

Aksi Teror Bom Molotov pada Pejabat-Pejabat Pemkot Pekanbaru

Setidaknya ada dua pejabat teras di lingkungan Pemkot Pekanbaru yang mendapat teror pelemparan molotov tahun ini.

Liputan6.com, Pekanbaru - Pemerintah Kota Pekanbaru berharap pihak kepolisian setempat mengusut tuntas pelempar bom molotov di kediaman salah satu pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Pekanbaru, Riau.

"Kami sangat berharap pihak kepolisian dapat mengusut dan mengungkap motif pelemparan molotov ke rumah pejabat kita," kata Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Azwan di Pekanbaru, Jumat, 1 Agustus 2017, dilansir Antara.

Pernyataan Azwan tersebut menyusul adanya aksi teror yang menimpa pelaksana tugas Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pekanbaru, Shanti Rahmayanti.

Teror berupa pelemparan molotov tersebut terjadi di kediaman pribadinya di Jalan Serayu, Gang Meranti, Pekanbaru, Rabu dini hari, 30 Agustus 2017. Namun, kediaman Shanti tidak terbakar dan hanya menghanguskan bagian teras rumah yang terbilang cukup mewah tersebut.

Selain meminta agar aparat kepolisian mengusut tuntas motif teror tersebut, ia juga meminta agar polisi dan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru meningkatkan pengawasan, terutama objek dan aset pemerintah.

"Kami sudah berkoordinasi dengan polisi dan Satpol PP untuk meningkatkan kewaspadaan di kantor pemerintah maupun pada pejabat, termasuk rumah pejabat," ujarnya.

Permintaan itu menyusul dua kali insiden teror molotov yang menimpa kediaman pejabat Pemko Pekanbaru. Sebelumnya, kata Azwan, insiden serupa menimpa di kediaman pribadi Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, M Noer medio tahun ini.

"Ini sudah dua kali, kemarin di rumah Pak Sekko juga molotov," ujarnya.

Lebih jauh, saat disinggung motif pelemparan molotov tersebut, Azwan tidak bersedia menanggapinya lebih jauh. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang diperoleh, aksi itu diduga kuat karena konflik proyek antara pemerintah dan pengusaha.

Azwan tidak menampik jika aksi teror tersebut berkaitan dengan hal tersebut. "Saya tidak tahu motifnya, boleh jadi itu (terkait proyek). Biarlah diurai oleh polisi," jelasnya.

Terlebih lagi, informasi sementara yang ia terima, Shanti yang merupakan korban teror itu pernah mendapat teror sebelum aksi pelemparan molotov tersebut.

"Informasinya dia pernah mendapat teror di kantor (sebelum insiden molotov). Tapi biar polisi yang mengungkapnya," tutupnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.