Sukses

Jejak Gunung Purba di Negeri Cincin Api yang Memikat

Gunung api purba ini merupakan fenomena geologi yang cukup unik.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia adalah negara kepulauan vulkanik yang merupakan rangkaian cincin api pasifik. Ribuan pegunungan terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dari ribuan gunung itu, 127 di antaranya gunung api aktif, dan itu terbanyak di dunia. Gunung-gunung api itu, termasuk gunung purba, sungguh memikat hati. Namun, seringkali, gunung purba justru terancam punah lantaran ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat.

Salah satu gunung api purba yang terancam itu ada di Kebumen. Tersebutlah Tanjung Karang Bata, Desa Karang Duwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Gunung api purba ini merupakan fenomena geologi yang cukup unik. Lava dengan tekstur kekar kolom (Colummnar Joint) dengan bentuk persegi enam (hexagonal) yang tersusun indah dan berbaris begitu rapi, memagari ombak yang menerjang kuat ke arah perbukitan Manganti.

"Lava dengan tekstur kekar kolom ini merupakan salah satu bukti jejak kehadiran gunungapi purba yang terdapat di Dome Karangbolong Kebumen yang terbentuk kurang lebih 50 juta tahun yang lalu," ucap pakar Geologi Unsoed, Fadlin, Kamis, 24 Agustus 2017.

Sayangnya, lantaran berada di garis Pantai Selatan Jawa, gunung api purba ini terancam punah. Ombak-ombak ganas laut selatan menerjang dari waktu ke waktu dan menyebabkan abrasi hebat pada tubuh gunung api purba yang bertahan sejak jutaan tahun lalu. Gunung api ini pun lantas menciut, tak segagah pada masanya.

"Keberadaan fenomena geologi tersebut di dikontrol oleh aktivitas tektonik sejak jutaan bahkan puluhan juta tahun yang lalu dan seyogyanya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai sumber daya untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun mendukung pengembangan objek wisata alam beraspek geologi yang lebih dikenal sebagai geowisata," Fadlin mengulkan.

Fadlin menjelaskan, dalam survei yang dia lakukan bersama sejumlah mahasiswa Teknik Geologi menunjukkan, Tanjung Karang Bata saat ini sudah mengalami abrasi yang cukup kuat. Dia khawatir, gunung  purba ini akan habis tergerus ombak mengingat kondisinya lapuk dan terjangan ombak yang begitu kuat.

Dia pun meminta pemerintah setempat berupaya melakukan konservasi geologi. Tujuannya untuk mengelola, menjaga, melindungi, dan melestarikan keberadaan gunung purba ini. Sebanya, Tanjung Karang Bata yang mempunyai keunikan, kelangkaan, dan keajaiban secara fenomena alam yang bernilai tinggi ditinjau dari aspek geologi.

"Gunung ini harus dilindungi. Mungkin dengan membuat tanggul penahan ombak agar ancaman abrasi bisa dikurangi," ujarnya.

Potensi Wisata

Menurut dia, gunung api aktif maupun gunung api purba merupakan potensi geowisata yang cukup menarik untuk dikembangkan di Pulau Jawa. Dia mencotohkan, gunungapi purba Ngelanggaran, Wonosari, Yogyakarta telah menjadi ‘klangenan’ para traveller, backpacker wisatawan mancanegara.

Menurut dia, Gunung Purba Tanung Karang Bata memiliki potensi itu. Apalagi, keindahan Tanjung Karang Bata dipadu dengan eksotisnya bukit karang, Gua Andesit dan panorama laut selatan yang memikat.

"Pemerintah perlu mengembangkan sarana penunjang kawasan geowisata yang bertujuan untuk membuat atau memperbarui sarana-sarana penunjang untuk tercapainya kawasan geowisata. Selain itu pemerintah perlu memberdayakan masyarakat melalui pendidikan geowisata yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan yang terkait dengan geowisata,” ujarnya.

Fadlin pun meyakini, jika dimanfaatkan sebagai kawasan geowisata, gunung api purba ini akan terlindungi. Selain mendatangkan pendapatan untuk daerah, geowisata juga memastikan gunung ini terlindungi sebagai aset tak ternilai untuk perkembangaan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.