Sukses

Jelajah Pagi dan Pesona Hutan Alam Tersisa di Pulau Jawa

Bila beruntung, pelancong bisa menjumpai elang Jawa dan owa Jawa di hutan alam Petungkriyono, Pekalongan.

Liputan6.com, Pekalongan - Liburan kok ke Pekalongan? Lontaran pertanyaan semacam itu mungkin terdengar dua tahun lalu, bila seorang pelancong menggagas perjalanan wisata ke daerah yang berjuluk Kota Santri tersebut.

Pekalongan memang tak hanya dikenal sebagai daerah Legenda Batik Nusantara. Kini, Pekalongan dengan hutan alam Petungkriyono justru menjelma sebagai destinasi wisata baru di Jawa Tengah, yang wajib disambangi para pelancong.

Tak cukup hanya tiga hari ataupun satu hingga dua pekan untuk menjelajah habis hutan alam Petungkriyono. Para pelancong bahkan membutuhkan sekitar satu bulan untuk menjajal puluhan tempat wisata di kawasan Petungkriyono.

Memasuki kawasan ekowisata Petungkriyono, Pekalongan, pandangan mata akan dimanjakan oleh hutan lebat dan perbukitan tak berpenghuni. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Ketika Semarang sudah begitu riuh di akhir pekan, pun sama halnya dengan wilayah pantura lainya, kawasan Petungkriyono National Nature Heritage yang berada di ketinggian sekitar 900-1.600 meter dari permukaan laut (mdpl) memang bisa menjadi alternatif terbaik untuk berwisata.

Di sana, para pelancong masih bisa menemukan tempat-tempat cantik yang belum terlalu banyak dipadati wisatawan. Rehat sejenak dari kesibukan kota, hutan alam Petungkriyono bisa menjadi destinasi wisata ideal. Jelajah sejak pagi hari pun dapat dimulai di hutan alam Petungkriyono.

Pemandangan alam flora dan fauna yang memukau di mata, juga terlihat serupa di lensa kamera. Jadi, tempat ini pun cocok bagi para penyuka fotografi, pilot drone, blogger hingga jurnalis.

Mulai dari deretan air terjun yang penampakannya sering muncul di feed Instagram, hingga pemandangan hutan alam satu-satunya di Pulau Jawa yang masih tersisa. Berselimutkan nuansa misterius, semua bisa dijumpai di sana.

Bila beruntung, sepanjang jalan saat memasuki kawasan ekowisata hutan Petungkriyono, Pekalongan, para pelancong bisa menjumpai hewan langka seperti elang Jawa dan owa Jawa. Habitat kedua hewan langka itu memang berada di sana.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beragam Pilihan Ekowisata

Dalam satu kawasan Petungkriyono memiliki beberapa pilihan wisata terdiri dari Curug Bidadari, Curug Bajing, Curug Muncar, Curug Lawe, Curug Sibedug, Curug Telu, dan Kedung Pitu. Tak tertinggal, Curug Jepang, Curug Sokokembang, Curug Kembar, Curug Kutis, dan kebun stroberi.

Para pelancong dapat pula menjajal sensasi river tubing di Sungai Welo. Ada pula kawasan wisata alam dan religi seperti Kedung Sipingit, Welo River, dan Goa Macan.

Bila menyukai petualangan lebih menantang, pelancong dapat menjajal jalur pendakian menuju Gunung Rogojembangan, Puncak Tugu, dan Puncak Kendalisodo.

Memasuki kawasan ekowisata Petungkriyono, Pekalongan, pandangan mata akan dimanjakan oleh hutan lebat dan perbukitan tak berpenghuni. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Selain itu, kawasan religi Situs Nogopertolo, Situs Gedong, dan makam Kiai Mojo Suta. Bahkan, masih banyak lagi pilihan wisata menarik lainnya yang konon belum terjamah oleh manusia.

Menurut Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, Ekowisata di Petungkriyono sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak 2003 dengan harapan dapat melestarikan kekayaan alam sekaligus menyejahterakan masyarakat setempat yang secara ekonomi masih tergolong rendah.

Sebagai kawasan ekowisata, Petungkriyono memberi banyak pilihan objek wisata alam seperti panorama pegunungan yang indah serta keragaman flora dan fauna.

"Di hutan alam ini pengunjung dapat mempelajari kehidupan sehari-hari masyarakat Petung Kriyono seperti menyadap aren, bertani dan lain-lain," ucap Asip kepada Liputan6.com di Pekalongan, Jumat, 4 Agustus 2017.

3 dari 3 halaman

Hutan 'Sejuta' Air Terjun

Hutan alam Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, memiliki banyak lokasi wisata air terjun yang memanjakan mata. Curug Bajing, misalnya, yang terletak di Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Curug inilah yang menjadi tujuan wisata kekinian khususnya bagi pemuda dan pemudi.

Di Curug Bajing, para pelancong bisa berburu foto dari berbagi sudut. Sesekali cobalah mendekat dan mencelupkan kaki ke dalam air sungainya yang jernih dan dingin. Banyak wisatawan lokal di sana yang datang dan ikut merasakan keindahan dan kesejukan air di Curug Bajing.

Curug Bajing merupakan primadona baru tempat wisata di Pekalongan. Pemandangan alam sekitar Curug Bajing yang memiliki ketinggian hingga 75 meter ini sungguh sangat luar biasa dan mampu membuat takjub setiap orang yang mendatanginya.

Hal ini karena Curug Bajing terletak di hutan yang begitu rindang, yaitu tepat di kaki Gunung Rogojembangan atau di daerah pegunungan Petungkriyono yang sudah terkenal akan keasriannya.

Bila beruntung, pelancong bisa menjumpai elang Jawa dan owa Jawa di hutan alam Petungkriyono, Pekalongan. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Beragam kegiatan bisa dilakukan para pelancong dengan sedikit gangguan. Dari berenang di kolam tepat di kaki air terjun atau sekadar duduk bersantai di tepian, semua bisa dilakukan.

Dengan pemandangan nan elok, air terjun itu pun menjadi incaran para pencinta fotografi. Konon, debit air Curug Bajing yang paling stabil meskipun memasuki musim kemarau seperti sekarang.

Para pelancong pun bisa memandang puas panorama pegunungan yang hijau. Seluruh areal hutan alam Petungkriyono memang cocok menjadi alternatif liburan akhir pekan, ketimbang mengalami kemacetan lalu lintas di kawasan wisata yang populer sejak lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.