Sukses

i-Humble, Pendeteksi Penyakit 'Angin Duduk' Karya Mahasiswa Unair

Penemuan mahasiswa Unair ini mempermudah warga daerah yang kesulitan mengakses Electro Cardio Graph (ECG) yang hanya dimiliki rumah sakit.

Liputan6.com, Surabaya - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, kembali menorehkan prestasi. Lima mahasiswa Unair, yakni Ahmad Nurianto, Aji Sapta, Rahardian, Difa Fanani, dan Novi Dwi, belum lama ini menciptakan alat pendeteksi dini serangan jantung.

Kelima mahasiswa tersebut juga tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Unair.

Menurut Ketua kelompok PKM-KC, Ahmad Nurianto, merujuk National Heart, Lung, and Blood Institute's Atherosclerotic Risk in Communities (ARIC) bahwa kematian yang disebabkan oleh penyakit "angin duduk" per tahun mencapai 37 persen.

"Penyakit yang sering disebut 'angin duduk' oleh orang awam ini diakibatkan kurangnya aliran oksigen pada otot-otot jantung. Dan alat ini dilengkapi dengan filter digital berfungsi untuk mempermudah membaca grafik sinyal jantung," ucap Ahmad di Surabaya, beberapa hari lalu.

Latar belakang terciptanya alat pendeteksi penyakit Angina pectoris yang diberi nama Innovation Heart Monitoring Portable Device (i-Humble) ini membantu mempermudah warga daerah yang kesulitan mengakses Electro Cardio Graph (ECG) yang hanya dimiliki rumah sakit.

Karena itu, ia bersama empat mahasiswa Unair lainnya berupaya mengurangi angka kematian akibat penyakit Angina pectoris dengan cara pemeriksaan jantung secara dini.

Alat i-Humble itu mudah dioperasikan. "Alat ciptaannya ini mudah digunakan bagi masyarakat awam karena dilengkapi dengan layar sentuh dan menggunakan komponen serta sistem yang serba digital," ujar Ahmad.

Bahkan, imbuh dia, ukuran alatnya terbilang kecil dan mudah digunakan saat-saat darurat. Alat ini juga ditambahkan sistem pakar untuk mendeteksi besar risiko pasien terserang penyakit jantung.

Lima mahasiswa Unair Surabaya menciptakan alat deteksi serangan jantung. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Dalam pengembangannya, pembuatan alat ini hanya membutuhkan biaya yang murah. Ahmad berharap, alat ini dapat menjangkau tenaga medis yang berada di pelosok-pelosok desa di Indonesia.

"Mengingat deteksi dini 'angin duduk' dan penyakit jantung lainnya penting untuk seluruh masyarakat Indonesia," kata mahasiswa Unair tersebut.

Adapun i-Humble berhasil lolos seleksi dan mendapatkan dana pengembangan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk Program PKM tahun 2016-2017.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.