Sukses

Budayawan Sumba: Pertahankan Kuda Sandelwood

Populasi kuda Sandelwood turun dalam 10 tahun terakhir.

Liputan6.com, Sumba - Parade Kuda Sandelwood yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Sumba, Nusa Tenggara Timur masih menyisakan cerita. Budayawan asal Sumba Pater Robert Ramone, CSsR mengatakan populasi kuda Sandelwood di pulau Sumba terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Ia mengisahkan saat masih berada di bangku sekolah, setiap musim kemarau di sejumlah padang rumput ratusan ekor kuda jenis Sandelwood berkumpul untuk mencari makanan.

"Kalau merujuk pada masa kecil saya pada tahun 70-an populasi kuda Sandelwood itu masih sangat banyak jika dibandingkan dengan saat ini," katanya Jumat (14/7/2017), dilansir Antara.

Namun dalam sepuluh tahun terakhir populasi kuda itu terus berkurang. Menurut dia hal itu diakibatkan banyak masyarakat yang menjual kuda tersebut ke luar dari Sumba.

"Sayang sekali kalau kuda ini terus dijual keluar, karena jika tidak dipertahankan populasi kuda Sandelwood akan semakin berkurang dan habis," tuturnya.

Walaupun populasinya semakin berkurang, jumlah kuda Sandelwood pada umumnya tetap tinggi, khususnya di Sumba bagian Timur. Hampir semua rumah tangga memiliki kuda yang jumlahnya berkisar dari dua sampai tiga ekor bahkan lebih dari itu.

Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah mencatat hingga saat ini populasi kuda di daerah itu mencapai 7.000 ribu ekor kuda.

"Jumlah tersebut gabungan dari kuda Sandelwood dan kuda pacu yang tinggi dan kuda Sandelwoo jumlahnya kurang lebih 20 persen dari jumlah tersebut," ujar Bupati Sumba Tengah Umbu S. Pateduk.

Jika dibandingkan dengan populasi kuda di Sumba Barat Daya, jumlah kuda Sumba Tengah masih terbilang lebih banyak. Jumlahnya hanya mencapai 251 ekor kuda saja.

Melihat jumlah tersebut, Pater Robert menilai Parade Kuda Sandelwood dapat membantu meningkatkan populasi kuda itu sendiri, khususnya kuda Sandelwood.

Ia mengusulkan agar masyarakat di Sumba terus mencintai kuda Sandelwood dan semakin gemar memeliharanya. Kuda Sumba saat ini menjadi salah satu branding pariwisata di NTT.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.