Sukses

Sukata, Susu Anti-Gemuk Buatan Mahasiswa Yogya

Jika sebagian orang menganggap susu bisa menambah berat badan, susu kreasi mahasiswa Yogya ini justru bisa membantu cegah obesitas.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tingginya prevalensi obesitas di Indonesia menggerakkan sekelompok mahasiswa dari UGM untuk menemukan alternatif solusi. Produk susu dari kacang tanah yang diberi nama Sukata menjadi salah satu upaya untuk mencegah kegemukan.

"Hasrat atau keinginan makan diatur oleh otak, tepatnya pada nukleus arkuata bagian dari hipotalamus yang akan menghasilkan hormon serotonin dan hormon ini memiliki fungsi menurunkan nafsu makan dan penginduksi kepuasan makan," ujar Sekar Risdipta, Ketua Pengembang Sukata, Selasa, 11 Juli 2017.

Ia menuturkan, hormon serotonin diprekursori oleh asam amino triptofan dan sumber asam amino triptofan itu ditemukan pada kacang-kacangan, termasuk kacang tanah. Per 100 gram kacang tanah mengandung 250 miligram asam amino triptofan yang dapat menekan nafsu makan.

Sekar juga memaparkan Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2013 yang menyebutkan prevalensi obesitas mencapai 8,8 persen pada anak usia 5-12 tahun, 2,5 persen pada remaja usia 13-15 tahun, 1,6 persen pada remaja usia 16-18 tahun, dan 15,4 persen pada orang dewasa.

Obesitas dapat menjadi faktor risiko timbulnya sejumlah penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus tipe II serta masalah sosial dan psikologis.

"Pembuatan susu kacang tanah ini tidak hanya menjadi solusi mencegah terjadinya obesitas di Indonesia, akan tetapi juga mendukung diversifikasi olahan pangan fungsional berbasis kacang tanah yang masih sangat terbatas dan belum dikenal masyarakat secara luas," kata Sekar.

Sekar bersama dengan  Meilisa Khoiriya, Raka Permana Adlin Putra dari Fakultas Kedokteran, Sri Wening Kurniajati dari Fakultas Kedokteran Hewan, dan Wahyu Setyaning Budi dari Fakultas Teknologi Pertanian melakukan serangkaian penelitian untuk membuktikan bahwa kacang tanah dapat menurunkan nafsu makan.

Percobaan dilakukan kepada 30 ekor tikus Sprague Dawley. Tikus diberi pakan tinggi lemak dan fruktosa untuk menginduksi obesitas. Sebagian tikus juga diberi susu kacang tanah melalui sonde oral selama 25 hari berturut-turut.

Setelah 25 hari, plasma darah tikus diambil untuk melihat kadar serotonin. Hasilnya, penambahan berat badan pada kelompok tikus yang diberi Sukata lebih sedikit ketimbang tikus yang tidak diberi Sukata.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.