Sukses

Selamat Tinggal Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta

Kabar penutupan Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta disampaikan tiba-tiba oleh pengelola gedung yang ditempati museum selama ini. Ada apa?

Liputan6.com, Yogyakarta - Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga resmi ditutup di Taman Budaya Yogyakarta sejak Senin, 4 Juli 2017 lalu. Penutupan itu menandai berakhirnya kiprah museum yang menempati ruang kosong di bawah tangga Concert Hall lantai 2 Taman Budaya Yogyakarta sejak 2008.

Juru Bicara Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga, Redy Kuswanto mengatakan penggunaan bawah tangga itu disahkan dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Yayasan Dunia Damai selaku pengelola Museum Kolong Tangga dan Kepala Taman Budaya Yogyakarta.

Selama beroperasi sembilan tahun terakhir, sambung dia, museum menggelar workshop, pameran dan kelas-kelas khusus secara reguler yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan pendidikan bagi anak-anak. Namun, kegiatan itu kini harus dihentikan dengan alasan renovasi gedung.

"Kami menerima alasan ini, dan sejak enam tahun lalu kami mulai mencari, meminta, berbicara dengan berbagai pihak, guna mendapatkan sebuah tempat ruang, yang pada akhirnya bisa untuk berkegiatan dan memajang koleksi museum dengan baik," ujar Redy, Jumat, 7 Juli 2017.

Selama beroperasi, Redy menyebut koleksi museum yang awalnya hanya berjumlah 1.000 objek, kini telah mencapai 18.000 objek. Pihak museum menyadari perkembangan koleksi, anggota yayasan beserta relawan membutuhkan tempat yang lebih besar. Sebelum mendapatkan tempat baru, pihak museum tiba-tiba diberitahu jika mereka harus segera pindah.

"Hari Senin (3 Juli 2017), proses renovasi gedung TBY sudah berjalan dan kami menerima surat pemberitahuan pada hari yang sama, sehingga sejak Selasa (4 Juli 2017), Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga harus tutup untuk jangka waktu yang tidak bisa dipastikan. Pemberitahuan yang tiba-tiba ini mengharuskan kami bertindak mengamankan koleksi dan pemindahannya meskipun sangat sulit dan tidak tahu harus dibawa ke mana," ujarnya.

Pihak TBY, sambung dia, menyatakan setelah renovasi gedung selesai, Museum Anak Kolong Tangga tak bisa lagi menempati tempat tersebut, karena ruangan tersebut akan difungsikan sebagai loket bagi pertunjukan di Concert Hall.

Atas pemberitahuan itu, Redy menyampaikan kekecewaannya. Ia juga menyesalkan sikap pihak Taman Budaya Yogyakarta yang tidak menyiapkan alternatif tempat, bantuan maupun saran/masukan untuk kelanjutan operasional Taman Budaya Yogyakarta. Ia juga berpendapat, tindakan penutupan tiba-tiba tersebut merupakan wujud pihak-pihak tertentu yang tidak menganggap penting keberadaan museum.

"Kami menganggap cara yang ditempuh oleh penanggungjawab TBY terhadap permasalahan Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga beserta pendukungnya tidaklah terlalu kooperatif," ujarnya.

Kini, prioritas pihak Museum Anak Kolong Tangga adalah mengemas ribuan koleksi dari debu demi keamanan. Meski begitu, pihaknya menyatakan masih belum memperoleh tempat yang representatif untuk menjaga koleksi yang ada.

"‬Belum tahu juga mau dibawa ke mana, soalnya gudang yang kami punya juga sudah sesak untuk menyimpan koleksi yang lain," ujar Redy.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini