Sukses

TKI Menghilang 7 Tahun, Keluarga Surati Presiden

Keluarga minta tolong agar Mala Komalasari yang jadi TKI di Arab Saudi dipulangkan.

Liputan6.com, Bandung - Keluarga dari tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bandung, Mala Komalasari (43), mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo. Surat tersebut berisi permintaan keluarga untuk memulangkan Mala yang bekerja di Arab Saudi sejak 2009.

Surat tersebut disampaikan sepupu Mala, Deni Sunarto (42), ke kantor Kementerian Sekretaris Negara di Jakarta pada 9 Mei 2017. Menurut Deni, Mala yang merupakan warga Kampung Ciseureuh, Desa Mandalahaji, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, itu tidak diketahui keberadaannya selama lebih dari tujuh tahun.

Dalam suratnya kepada Jokowi, Deni menyatakan, dalam beberapa tahun belakangan sepupunya tersebut teraniaya di Riyadh, Arab Saudi. Namun berbagai upaya yang dilakukan Deni agar bisa memulangkan sepupunya tidak membuahkan hasil.

Deni mengatakan, pihak keluarga sudah bersurat meminta bantuan kepada BNP2TKI pada 24 November 2014. Selanjutnya, BNP2TKI menindaklanjuti berkoordinasi bersurat ke KBRI Riyadh pada 21 Januari 2015 dengan nomor surat B.163/PL/1/2015 dan surat kedua BNP2TKI ke KBRI Riyadh pada 06 Juni 2016 dengan nomor surat B.1449/PL/VI/2016.

Dalam suratnya, Deni menyatakan ia telah mendatangi Direktur Perlindungan WNI dan BHI di Jakarta sebanyak dua kali untuk menyurati pemulangan Mala. Kedatangan pertama, yaitu pada 27 Februari 2017 dan kedua pada 4 April 2017.

Deni menjelaskan, Mala bekerja di Arab Saudi sejak 2009 melalui PJTKI PT Dima Kurnia Abadi. Tiga bulan awal bekerja, Mala mengirimkan uang Rp 5 juta. Uang itu dikirim ke ibunya untuk dipergunakan membiayai hidup orangtua dan anak Mala yang masih kecil.

Namun, setelah itu Mala diketahui bekerja ke majikan kedua bernama Zahar Humed Al Hardi. Sejak saat itulah Mala tak pernah ada kabarnya. Ia pun tak pernah lagi mengirimkan uang hingga saat ini.

Merasa curiga, keluarga melakukan upaya untuk mendapatkan kabar Mala pada 2014. Upaya pertama dilakukan dengan menelusuri perusahaan jasa TKI yang mengirimkan Mala. Nahas, perusahaan tersebut sudah tutup.

Deni kemudian melakukan upaya pencarian bersama BNP2TKI hingga akhirnya mendapati nomor kontak majikan kedua Mala. Sampai akhirnya dapat nomor telepon majikan pertama.

"Dari situ keluarga yang bisa bahasa Arab menanyakan keberadaan Teh Mala. Betul, Teh Mala selama tiga bulan bekerja di sana, tetapi setelah itu majikan pertama mau ke luar negeri sementara teh Mala ditinggal tidak mau. Setelah itu, Teh Mala bekerja di ke majikan kedua," kata Deni saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 7 Juli 2017.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabar Terakhir Mala

Pada 2015, pihak keluarga sempat mengontak Mala. Setelah majikan Mala berkunjung ke saudaranya, di sana Mala bertemu dengan Titin Fatimah yang juga sesama TKI asal Ciamis.

"Teh Titin meminjamkan teleponnya. Dari obrolan singkat itu, Teh Mala minta dipulangkan karena tidak digaji majikannya dan majikannya itu galak," ucap Deni.

Pihak keluarga lalu menyurati KBRI di Riyadh agar bisa memulangkan Mala. Cara tersebut dilakukan dengan menyurati BNP2TKI hingga ke Kementerian Luar Negeri.

Namun, upaya bertahun-tahun tersebut masih belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya Deni mengirimkan surat pada 9 Mei lalu kepada Presiden Joko Widodo agar memulangkan sepupunya ke Tanah Air.

"Surat saya buat tanggal 9 Mei dan dikirimkan tanggal 10 Mei. Sampai hari ini belum ditindaklanjuti," ucapnya.

Terakhir kali Deni dan keluarga berbicara dengan Mala pada 29 Juni lalu. Lagi-lagi melalui bantuan Titin yang meminjamkan teleponnya.

"Waktu bicara kemarin itu dia sampai lupa sama keluarganya. Teh Mala secara psikologis juga tertekan bekerja di sana," ujarnya.

Deni mengaku saat ini sedang berada di Jakarta. Dia bekerja sebagai sopir. Meski demikian, dia masih berharap di waktu yang ada untuk bisa melihat sepupunya kembali ke Indonesia.

"Saya punya waktu terbatas meski sudah ke sana-sini usaha untuk memulangkan Teh Mala. Makanya saya kirim surat ke Presiden. Saya inginnya Teh Mala kembali dengan selamat," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.