Sukses

Umpan Upah Jutaan Rupiah Berujung Sangkaan Jadi Anggota ISIS

Warga Malang yang diduga anggota ISIS itu dikenal sebagai penjual buku yang berkepribadian ramah.

Liputan6.com, Malang – Syahrul Munif (SM), warga Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ditangkap dengan dugaan masuk jaringan Abu Jandal, petinggi ISIS asal Indonesia. Ia disebut ikut berangkat berperang di Suriah karena dijanjikan mendapat uang puluhan juta rupiah.

Kapolres Malang AKBP Yade Ujung Setiawan mengatakan, terduga teroris diketahui pernah enam bulan berada di Suriah dalam kurun waktu 2013-2014. Namun sejak pulang ke Indonesia, ia sudah tak lagi berkomunikasi dengan orang–orang tersebut.

"Keterangan istrinya, suaminya saat itu berangkat ke Suriah untuk cari duit. Ternyata tak sesuai harapan," kata Yade di Malang, Senin, 19 Juni 2017.

SM kepada polisi mengaku diiming–imingi mendapat puluhan juta rupiah jika berangkat ke Suriah. Karena itu, warga kelahiran Jember itu pun berangkat bersama sejumlah orang lainnya. Namun, uang yang diterimanya selama berada di Suriah hanya Rp 600 ribu.

"Ternyata apa yang dijanjikan dan yang diberikan tak sesuai, itu pengakuan terduga pada kami. Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua jangan mudah diiming-imingi," ucap Yade.

SM baru satu tahun mengontrak rumah di Jalan Wijaya RT 7/RW 3, Pagentan, Singosari, Kabupaten Malang. Sehari-hari ia kini berjualan buku pelajaran sekolah. Sedangkan istrinya berjualan baju di rumah dan secara online. Warga setempat menyebut sosok SM seperti warga kebanyakan.

Slamet Riadi, Ketua RT setempat, mengatakan tidak pernah ada gelagat yang mencurigakan selama SM tinggal di kampung itu.

"Sehari–harinya ya biasa saja, kalau ketemu ya menyapa. Memang di kampung ini jarang ada kegiatan, jadi antar satu dengan lain kurang begitu bersosialisasi," ucap Slamet.

SM ditangkap Tim Densus 88 Antiteror pada pukul 08.00 WIB kemarin di depan pintu masuk kampung. Ia disebut masuk jaringan Abu Jandal, petinggi ISIS asal Indonesia. Terduga kini dalam proses menuju Mabes Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini