Sukses

Usai Nyaris Ditangkap, Teknisi Mesin Judi Aniaya Polisi Sumut

Dalam penganiayaan itu, teknisi mesin judi diduga dibantu anggota TNI AL.

Liputan6.com, Medan - Seorang personel pengamanan obyek vital Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Sumut) Brigadir Polisi Abdul Geofron Ahmad menjadi korban penganiayaan sejumlah orang. Penganiayaan terjadi di Jalan Veteran Pasar 9, Desa Manunggal, Labuhan Deli, Deli Serdang.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Polisi Rina Sari Ginting mengatakan, penganiayaan berawal saat Geofron bersama rekannya, Brigadir Polisi Yudi dari Satuan Sabhara Polrestabes Medan, menangkap seseorang berinisial AI. AI diketahui berprofesi sebagai teknisi mesin judi jackpot.

Penangkapan itu terjadi di Jalan Marelan, Pasar 4, pada Minggu, 11 Juni 2017. Saat akan diperiksa, AI melarikan diri dan meninggalkan sepeda motor Yamaha Xeon. Selanjutnya, sepeda motor dan peralatan mesin judi jackpot milik AI dibawa ke rumah Goefron, Jalan AMD Lingkungan 21, Medan Marelan.

Tiga hari berselang, tepatnya pada Rabu, 14 Juni 2017, sekitar pukul 17.00 WIB, sepeda motornya dihentikan oleh dua orang yang dikenalnya, yaitu Praka S dan T, di Jalan Veteran 8, Medan. Saat itu, Geofron hendak berangkat bekerja. Kedua lelaki itu lalu mengajak Geofron ke rumah Praka S di Jalan Veteran Pasar 8, Gang Sepakat.

"Sampai di gang itu, Geofron mendengar Praka S menelepon rekannya, Serka F, personel Marinir. Geofron langsung merasa tak aman dan berusaha kabur," kata Rina, Kamis, 15 Juni 2017.

Goefron lalu berusaha pergi dengan meninggalkan sepeda motornya yang dikuasai Praka S. Ia lalu dikejar dan tiba-tiba dari arah depan, muncul Serka F dan AI. Pengakuan Geofron, saat itu AI langsung memukul bagian kepalanya menggunakan kayu hingga kepalanya mengalami luka robek dan terjatuh.

"Saat korban terjatuh, para pelaku langsung bersama-sama memukulinya. Geofron kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut. Saat imi masih dirawat," ujar Kabid Humas.

Terkait hal ini, pihak Lantamal I Belawan melalui Kadispen Lantamal I Belawan, Mayor Laut (KH) Sahala Sinaga, membantah anggota TNI AL ikut memukuli Geofron.

"Tidak ada, yang bersangkutan dipukuli warga karena diteriaki sebagai maling. Kebetulan anggota kami ada di sana," ujarnya.

Sahala menyatakan pihaknya sudah mendatangi Geofron di rumah sakit dan menanyakan tudingan itu secara langsung. Menuru Sahala, Geofron mengaku tidak ada anggota TNI AL yang ikut menganiayanya saat itu.

"Kita tanya, kenapa disebutkan mereka ikut? Dia bilang karena anggota kita ada di sana dan korban mengenalnya. Kita masih melakukan pengejaran terhadap AI," ujar Sahala.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.