Sukses

Kereta Api Rawan Dilempari, KAI Datang ke Sekolah-Sekolah

Lokasi rawan pelemparan ke kereta api di wilayah Daop 4 Semarang antara lain di Kalibodri, Muktiharjo, dan Weleri.

Liputan6.com, Semarang - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk mengamankan arus mudik di sepuluh hari terakhir. Ratusan petugas, termasuk anjing pelacak, disiagakan selama arus mudik dan balik.

Dalam apel kesiapan, Executive Vice President Daop 4 Semarang, Wiwik Widayanti menyempatkan diri melihat langsung Stasiun Tawang mulai dari tiket hingga peron dan fasilitas kesehatan. Wiwik mengatakan PT KAI sudah menyiapkan segala hal untuk menyambut arus mudik dan balik mulai dari penambahan armada hingga personel pengamanan.

"Ada empat kereta api  tambahan untuk peningkatan pelayanan. Argo Muria, Argo Sindoro, Tawang Jaya Lebaran dan Premium," kata Wiwik di Stasiun Tawang Semarang, Kamis, 15 Juni 2017.

Operasi pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran 2017 itu melibatkan petugas pemeriksa jalan hingga 112 orang. Sedangkan, penjaga pintu perlintasan ada 171 orang. Merasa tak cukup, ditambahkan pula 17 tenaga ekstra untuk pengamanan jembatan-jembatan.

"Untuk PAM (pengaman) kami siapkan pengawalan kereta api menggunakan 79 Polsuska. Bantuan PAM dari TNI Polri ada 98 stasioner, 20 untuk PAM jalur. Tambahan 12 lagi untuk pengawasan di stasiun, termasuk K-9 (anjing pelacak)," kata Wiwik.

Menurut Wiwik, PT KAI juga sudah memetakan daerah rawan yang mengganggu kelancaran operasional kereta di wilayah Daop 4 Semarang. Kerawanan utama adalah pelemparan dan tertemper -kecelakaan karena banyak perlintasan tidak terjaga. Lokasi rawan pelemparan antara lain Kalibodri, Muktiharjo, dan Weleri.

"Kerawanan lengkap, paling banyak pelemparan dan tertemper. Biasanya di daerah Kali Bodri, terus sini ini (Muktiharjo), sama Weleri," kata Wiwik.

Pelemparan biasanya terjadi malam hari dan dilakukan anak-anak. Untuk mengantisipasi hal itu sudah sering dilakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan juga menempatkan petugas di daerah rawan.

"Kami sudah sosialisasi ke sekolah-sekolah, PAM jalur.  Kalau lihat anak-anak akan dihalau, kebanyakan memang anak-anak. Enggak ngerti saya, mungkin gemes lihat keretanya bagus," kata Wiwik.

Laporan terakhir mengenai perusakan kereta adalah adanya kaca kereta yang pecah akibat dilempar batu, meski tidak sampai menyebabkan penumpang luka. Kaca kereta didesain tidak langsung hancur berkeping-keping ketika terkena lemparan.

"Kereta Kaligung rusak. Perusakan terjadi di Weleri, kacanya pecah," kata Wiwik.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.