Sukses

Punya Rasa Khas, Kue Tetu Jadi Favorit Buka Puasa

Rasanya yang khas menjadi faktor kue tetu sering menjadi menu berbuka puasa.

Liputan6.com, Makassar - Kue tetu merupakan salah satu jajanan atau kuliner yang paling laris manis di Bulan Ramadan. Kue satu ini sering menghiasi pusat-pusat jajanan atau kuliner tradisional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan selama bulan puasa.

Rasanya yang khas menjadi faktor kue tetu menjadi menu takjil berbuka. Kue ini juga paling laris manis di kalangan pedagang Kota Makassar.

"Selain pisang ijo dan pallubutung, kue tetu yang paling cepat laku jelang waktu berbuka puasa," kata Nurhayati (41), salah seorang pedagang kue tradisional di pusat kuliner di Jalan Sudirman Makassar, Sabtu 3 Juni 2017.

Menurutnya, rasa kue tetu yang gurih bercampur manis sangat mudah dibuat. Kata dia, seluruh bahan bakunya dapat dibeli di pasar tradisional yang ada di Makassar.

"Bahan yang digunakan sederhana. Dan mudah untuk membuat kue ini. Cukup dibutuhkan tepung terigu, santan, dan gula merah," katanya.
Rasanya yang khas menjadi faktor kue tetu sering menjadi menu berbuka puasa. (Liputan6.com/Eka Hakim).
Selain bahan yang mudah didapatkan, proses pembuatannya pun hanya membutuhkan waktu yang singkat. Sehingga bagi mereka yang ingin membuat sendiri sebetulnya bisa mencoba di rumah.

Cara membuatnya, pertama, tepung terigu dicampurkan dengan santan cair, gula pasir, dan garam secukupnya. Adonan yang telah tercampur tersebut lalu diaduk hingga rata dan menjadi halus tanpa kelihatan sedikit pun gumpalan.

"Santan kental dipanaskan menggunakan api kecil dan aduk perlahan agar santan tidak pecah dan tidak mudah basi," ujar dia.

Selanjutnya menyiapkan daun pandan yang sudah dibentuk seperti mangkok atau berbentuk perahu. Daun pandan yang telah dibentuk sebagai cetakan kue tetu itu lalu ditaburi dengan gula merah yang telah dicairkan.

Setelah itu adonan tepung terigu juga dituangkan di atas gula merah tadi. Kemudian dikukus hingga setengah matang.

Adonan diperkirakan dikukus selama 20 menit. Lalu dituangkan kembali di atasnya santan kental yang telah dimasak lebih awal.

"Kemudian proses kukus kembali dilanjutkan hingga kue tetu matang dan siap dihidangkan. Sebaiknya hidangkan dalam kondisi dingin," kata Nurhayati mengenai pembuatan kue yang laris manis untuk penganan berbuka puasa di bulan Ramadan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini