Sukses

Geliat Bisnis Baju BeJe Jelang Ramadan dan Lebaran

Sepotong pakaian bermerek dijual hanya Rp 20 ribu

Liputan6.com, Jambi - Ramadan dan Lebaran menjadi momen yang ditunggu oleh para pedagang pakaian. Tingginya kebutuhan masyarakat menjadi kesempatan emas meraup untung berlipat.

Salah satunya adalah para penjual baju bekas yang oleh sebagian besar warga Jambi disebut baju "beje". Dari mana istilah bekas menjadi "beje" belum diketahui secara pasti.

Hanya saja istilah itu sudah amat lekat di lidah warga Jambi sejak puluhan tahun. Jambi memang cukup dikenal sebagai salah satu daerah di Sumatra yang banyak menjual macam-macam barang bekas.

Isnedi (50), salah seorang penjual baju "beje" di Pasar Angso Duo, Kota Jambi mengatakan, jumlah pembeli biasanya makin meningkat seiring makin dekatnya bulan Ramadan hingga lebaran tiba.

"Ini saja sudah mulai meningkat para pembelinya. Makin dekat lebaran biasanya makin banyak," ujar Isnedi saat dihubungi di Jambi, Sabtu, 20 Mei 2017.

Satu potong baju bekas dijual antara Rp 20 ribu sampai Rp 100 ribu. Macam-macam pakaian bekas di lapak miliknya itu. Mulai dari kaos, jaket kulit hingga celana jeans berbagai merek. Beberapa aksesoris bekas lain juga ikut dijual seperti sepatu, topi hingga sabuk.

Menurut Isnedi, barang bekas tersebut dibelinya secara borongan dari distributor yang mendatangkannya langsung dari Kualatungkal, ibu kota sekaligus daerah pelabuhan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi. Kualatungkal memang sudah dikenal sebagai 'surga' barang bekas di Jambi.

Berbagai barang bekas itu rata-rata didatangkan dari luar negeri, paling banyak Malaysia, Singapura dan Tiongkok. Namun tak jarang ada juga barang bekas dari beberapa negara Arab, bahkan Amerika Serikat.

Bujang, salah seorang penjual baju bekas lainnya mengaku membeli pakaian bekas dari distributor antara Rp 5 juta hingga Rp 8 juta untuk setiap paket atau satu bal. Jaket kulit bekas harganya lebih mahal, yakni Rp 12 juta perkarung dengan isi 100 buah.

"Jika pas dibongkar barangnya bagus, maka bisa untung lebih banyak," ujar Bujang.

Bahkan, kata Bujang, bila sedang mujur, ia bisa mendapatkan "keuntungan" tambahan. Saat membongkar dan mengecek isi kantong pakaian bekas ada terselip uang. Mulai dari Dollar Singapura, Ringgit Malaysia maupun uang luar negeri lainnya.

"Ya karena itu kan pakaian bekas pakai orang. Mungkin ada yang lupa naruh uang. Saya juga pernah nemu dari cincin sampai gelang emas saat bongkar," ucap Bujang.

Hamdan, salah seorang warga Bagan Pete, Kota Jambi mengaku kerap membeli pakaian bekas. Menurut dia, kualitas pakaian bekas tersebut menjadi salah satu alasan dia membelinya.

"Biasanya kan jenis pakaian bermerek. Pintar-pintar kita memilihnya, bisa ketemu yang bagus dengan harga murah," ujar Hamdan.

Untuk menghindari penyakit, Hamdan mengaku merebus terlebih dahulu dengan air panas pakaian bekas yang baru dibelinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.