Sukses

Lolos dari Terkaman Buaya, Janda Asal Riau Mendapat 70 Jahitan

Saat asyik mandi, perempuan 34 tahun itu tiba-tiba diterkam dan diseret ke dasar sungai.

Liputan6.com, Meranti - Seorang janda bernama Akim di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kritis setelah diterkam buaya di sungai. Hingga kini korban masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang dan mendapat 70 jahitan akibat terkaman buaya.

Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, mengatakan serangan buaya ganas bermula ketika perempuan Suku Akit itu mandi di Sungai Apung pada Jumat 12 Mei 2017. Ketika itu, korban mandi bersama tiga kerabatnya, yakni Lenti, Mona, dan Dina.

Saat asyik mandi, perempuan 34 tahun itu tiba-tiba diterkam dan diseret ke dasar sungai. Melihat kejadian tersebut, Mona langsung menyelamatkan korban dengan menarik rambutnya.

"Tarikan ini terlepas dan korban diseret buaya ke dalam air," ucap mantan Kapolres Pelalawan itu, Sabtu, 13 Mei 2017.

Di dalam air, korban mendapati sebuah kayu dan langsung memukul moncong buaya. Korban kemudian naik ke permukaan meski masih berada dalam terkaman mulut hewan dari zaman purba itu.

Mona kembali melihat tangan korban dan langsung menariknya. Buaya tadi belum menyerah serta masih menarik tubuh korban ke dasar sungai. Tak kehabisan akal, Mona melihat pucuk nipah lalu memukulkannya beberapa kali ke kepala buaya tadi.

"Akhirnya buaya melepaskan tubuh korban dan menghilang di dasar sungai," kata Guntur.

Dalam keadaan terluka parah pada bagian paha kiri bagian dalam, kaki kiri dan pinggang sebelah kiri, korban langsung dibawa Mona ke puskesmas terdekat. Beberapa saat dirawat di sana, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang.

"Dokter di rumah sakit langsung melakukan tindakan medis, korban dioperasi dan mendapat jahitan lebih kurang 70," sebut Guntur.

Kejadian ini menambah rentetan buaya menyerang manusia. Pada 2017, sebelum kejadian menimpa Akim ini, sudah ada dua petani sagu diserang buaya. Lokasi dan sungainya berbeda, di mana semua korban selamat setelah "bergulat" dengan buaya.

Atas kejadian ini, Guntur mengimbau masyarakat supaya berhati-hati beraktivitas di sungai yang didiami buaya. Kepolisian tak ingin ada lagi manusia diserang buaya, apalagi nantinya menyebabkan kematian.

"Sebaiknya jangan lama berada di dalam sungai. Kalau perlu jangan didekati," juru bicara Polda Humas itu memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.