Sukses

Jawaban RS Manado Soal Kematian Ibu dan Bayi di Kandungan

Ibu hamil yang usia kandungannya memasuki 9 bulan itu meninggal setelah sebulan dirawat di RSUP Kandou Manado.

Liputan6.com, Manado - Seorang ibu hamil bernama Hesty Toweka (31), warga pendatang dari Tobelo Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, meninggal bersama bayi di kandungannya di RSUP Kandou Manado pada Senin, 8 Mei 2017, sekitar pukul 06.00 Wita. Pasangan ibu dan anak itu diduga meninggal akibat lambatnya penanganan medis. Lantas apa tanggapan pihak rumah sakit?

Direktur Utama RS Kandou Manado dr Maxi Rondonuwu DHSM melalui Kasubag Humas, Meyke Dondokambey saat dikonfirmasi, Selasa, 9 Mei 2017, mengatakan tidak ada pembiaran terhadap korban Hesty Toweka. "Korban mendapat pelayanan medis sebagaimana layaknya, namun memang belum dioperasi," kata Meyke.   

Dia menambahkan, karena alasan medis, operasi itu memang ditunda. "Tidak segera dioperasi, karena ada indikasi lain. Leukosit tinggi, ada infeksi. Kalau dioperasi ada resiko, sehingga infeksinya itu ditangani dulu," ujar Meyke.

Meyke juga menanggapi pernyataan pihak keluarga bahwa dokter yang menangani korban itu berganti-ganti. "Kami sudah lakukan sesuai SOP. Memang ada pergantian dokter, tapi mereka satu tim. Dan tentu catatan medisnya ada," tutur dia.

Meninggalnya Hesty bersama bayi yang dikandungnya itu menghebohkan RSUP Kandou Manado. Hal itu karena suami Hesty, Desti Kalibato (28), sempat ngamuk di rumah sakit. Desti mengatakan istrinya dirujuk dari Rumah Sakit Tobelo untuk mengikuti proses bersalin di RSUP Kandou Manado.

"Istri saya dirujuk karena leukositnya tinggi. Dan tiba di sini sejak tanggal 8 April lalu," kata Desti.

Namun sejak berada di ruangan inap Irina D, keluarga menilai layanan bagi ibu yang memasuki kehamilan lebih dari 8 bulan itu tidak semestinya. Hingga Rabu, 3 Mei 2017, seorang dokter mengabarkan keluarga kecil itu jika ibu hamil itu akan dioperasi.

Namun, janji itu tak terlaksana. Tanpa ada pemberitahuan kepada keluarga, jadwal operasi batal dilakukan. "Mereka tidak menjelaskan apa penyebabnya, sehingga proses operasi tidak dilakukan. Pasien memang peserta BPJS. Namun kami juga sempat bilang, jika ada biaya operasi, kami siap membayarnya, asal korban mendapatkan penanganan yang baik," ujar Desti.

Pada Jumat, 5 Mei 2017, kondisi pasien kembali memburuk dan langsung dipindahkan ke ruang ICU. Tangisan keluarga akhirnya pecah setelah Senin pagi, 8 Mei 2017, ibu hamil itu dinyatakan meninggal bersama bayi di dalam kandungannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.