Sukses

Ponorogo, Antara Ancaman Longsor Susulan dan Peladang Bandel

Kurang dari 100 meter dari lokasi tebing longsor, warga Ponorogo tetap nekat berladang meski sudah diperingatkan.

Liputan6.com, Ponorogo - Proses pencarian puluhan warga yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo dihantui ancaman longsor susulan. Meski begitu, sejumlah warga masih ada yang nekat berladang di zona merah rawan longsor.

"Dari evaluasi kami bersama PVMBG dan Tim Geologi UGM yang harus tetap diwaspadai adalah potensi longsor susulan," kata Deputi Penanggulangan Kedaruratan Bencana BNPB Tri Budiarto di lokasi bencana, dilansir Antara, Selasa (4/4/2017).

Berdasarkan hasil kajian bersama, kata dia, risiko longsor susulan masih tinggi, karena ditemukan retakan tanah memanjang dari sekitar pusat titik longsor lereng Bukit Gede ke arah samping kanan dan kiri hingga radius 150 meter.

Apalagi, hujan beberapa kali mengguyur dengan intensitas sedang dan tinggi, yang juga mengakibatkan proses pencarian korban hilang dua kali dihentikan pada hari pertama (Minggu, 2/4/2017) dan kedua (Senin, 3/4/2017).

Tri mengatakan, saat ini BNPB bersama seluruh unsur SAR, baik BPBD, TNI, Polri maupun lainnya terus aktif menyosialisasikan informasi tersebut sebagai upaya mitigasi bencana.

"Dari gambaran ini, kewaspadaan harus terus diingatkan. Tidak hanya bagi masyarakat setempat, tapi juga berlaku di seluruh tempat baik di Jatim, Jawa Tengah maupun Jawa Barat mengingat intensitas curah hujan yang tinggi," ujar dia.

Tri mengatakan hingga kemarin, proses pencarian tim gabungan baru berhasil menemukan tiga korban dari 28 orang yang dinyatakan hilang. Menurut dia, diperpanjang atau tidak upaya pencarian korban longsor akan diputuskan setelah dievaluasi Basarnas.

"Tentu akan dibahas lagi oleh tim terpadu, apakah diperpanjang atau tidak. Prosedurnya begitu," kata dia.

"Ya, kalau keputusannya dihentikan itu artinya korban akan dikubur bersama di lokasi bencana. Nanti tanah akan kami ratakan," ujar dia lebih lanjut.

Demikian pula apabila hasil evaluasi memutuskan pencarian akan dilanjutkan, Tri Budiarto memastikan bahwa keputusan itu akan disampaikan kepada publik.

Peladang Bandel

Selain disibukkan dengan proses pencarian, tim gabungan juga direpotkan warga yang tetap berladang di zona inti rawan longsor. Ketua Tim Tanggap Bencana Tanah Longsor Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Herry Purnomo saat meninjau lokasi bencana tanah longsor mengungkapkan warga itu bekerja di lokasi yang berjarak kurang dari 100 meter dari titik tebing yang longsor.

"Padahal, hasil pantauan kami di kanan kiri tebing yang longsor itu muncul retakan baru, yang sebelah kanan hingga radius 100-an meter sementara ke kiri lebih pendek, tapi tetap saja itu berbahaya," kata Herry, Senin, 3 April 2017.

Dia memastikan seluruh kawasan lereng Gunung Gede dan sekitarnya di Desa Banaran masuk zona merah. Maka itu, tidak boleh lagi ada hunian ataupun kegiatan manusia di wilayah itu.

Selain peladang, sejumlah warga beberapa kali terpantau melihat kondisi tebing yang longsor dari puncak Gunung Gede, persis di atas lereng longsor yang mengubur 28 orang hidup-hidup.

Tim SAR gabungan beberapa kali meneriaki warga dari titik nol lokasi longsor agar mereka yang berada di sekitar zona merah atau puncak tebing yang longsor untuk menyingkir, tapi mereka membandel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini