Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Seks dan Kekuasaan Raja Jawa

Dalam Top 3 Berita Hari Ini, seks bagi raja-raja Jawa dianggap klangen atau pengalaman bercinta sebagai seni.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini teratas di kanal Regional ditempati kisah raja-raja Jawa yang lazimnya beristri lebih dari satu.

Salah satu alasan kenapa para raja Jawa banyak memiliki istri atau selir bisa disebabkan karena uang dan harta. Karena bagi wanita yang terpilih, diyakini akan punya masa depan yang baik dan lebih "mulia" dibanding dengan turunan rakyat biasa.

Sementara itu, bagi seorang raja Jawa makna banyak anak akan dapat menjamin kelangsungan dinastinya, apalagi punya banyak anak laki-laki.

Bagi raja-raja Jawa, seks bisa dianggap sebagai seni. Para raja menikmati dengan cara mengamati ciri-ciri perilaku atau tanda-tanda di tubuh wanita (candraning wanita).

Berita lainnya yang tak kalah menarik perihal dana latihan fisik Satpol PP Kota Semarang. Dengan jumlah anggaran yang fantastis, pelatihan samapta malah berujung pencabulan pada angggota Satpol PP perempuan.

Sementara itu, kakek Wa' Lampu penyimpan buku tua tentang sejarah leluhur Habibie dianggap gila oleh warga di sekitar rumahnya.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Raja Jawa Beristri Banyak, Hanya soal Urusan Bercinta?

Fajar di Candi Borobudur Magelang

Banyaknya istri atau selir bisa karena disebabkan uang dan harta sang raja Jawa, atau bisa juga karena kekuasaan politik raja. Maksudnya, wanita-wanita itu sebagai "upeti" sasrahan dari kerajaan lain yang dikalahkan dalam perang maupun dalam rangka memperkokoh hubungan politik persaudaraan.

"Dengan kata lain sebetulnya seks sangat penting bagi raja Jawa dengan para istrinya, karena keturunan raja sangat berharga sebagai 'trahing kusuma rembesing madu'," ucap Dosen Sejarah dan Kebudayaan Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Prapto Yuwono.

Prapto lebih jauh menggambarkan, seks bagi raja-raja Jawa bisa dianggap sebagai 'klangen' atau pengalaman bercinta yang bagai seni. Hal itu terbukti dengan banyaknya catatan dalam naskah primbon yang menginformasikan bagaimana kaum wanita menjadi obyek analisa penikmatan seksual.

Para raja menikmati dengan cara mengamati ciri-ciri perilaku atau tanda-tanda di tubuh wanita (candraning wanita).

Selengkapnya...

2. Dana Latihan Fisik Satpol PP Berbuntut Cabul Capai Rp 250 Juta

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Satpol PP Kota Semarang mencapai Rp 676 juta lebih. (Foto : Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Satpol PP Kota Semarang setiap tahun memiliki program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dalam APBD Kota Semarang 2017, anggaran tersebut mencapai Rp 676 juta lebih.

Jumlah itu dibagi dalam beberapa kegiatan, termasuk program kesamaptaan yang berakhir dengan dugaan pencabulan tujuh anggota Satpol PP perempuan.

Setelah Wakil Wali Kota Semarang Heaverita Gunaryanti meradang, giliran Anggota DPRD Kota Semarang dari Fraksi Partai Demokrat Danur Rispriyanto mengkritisi kinerja program yang berujung dugaan pencabulan oleh anggota Satpol PP Semarang.

Anggaran Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur tersebut sebagian besar dihabiskan untuk program Pembinaan Fisik Pegawai, yang salah satunya adalah Latihan Kesamaptaan. Dalam satu tahun anggaran, program pembinaan fisik ini memakan biaya hingga Rp 250 juta.

Selengkapnya...

3. Ingin Temui Habibie, Kakek Penyimpan Buku Tua Malah Dianggap Gila

Kakek penyimpan buku tua yang mencatat sejarah orangtua BJ Habibie itu tinggal di kebun jagung hanya bersama istri dan seorang anaknya. (Liputan6.com/Fauzan)

Tak sedikit yang menganggap Wa' Lampu adalah orang tidak waras karena keinginannya yang sangat besar untuk bertemu dengan presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie.

Sekretaris Kelurahan Massepe, Bambang, saat ditemui beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Wa' Lampu itu tidak waras. Menurut dia, mana mungkin seorang petani tua yang tinggal di pedalaman dapat mengetahui sejarah hidup seorang BJ Habibie.

"Tidak usah percaya, dia kan sudah tua, dan bisa saja dia tidak waras. Banyak warga sekitar sini tidak percaya dengan apa yang diketahui oleh Wa' Lampu," kata Bambang kepada Liputan6.com.

Anak pertama Wa' mengatakan, kondisi fisik orangtuanya sudah menurun karena pengaruh usia. Ia menyayangkan orang lain menganggap bapaknya kurang waras hanya karena tidak mempercayai perkataan Wa' Lampu yang menyimpan sejarah leluhur Habibie.

"Sehat itu orangtua, ingatannya bagus. Terserah adik mau percaya atau tidak, tapi saya pastikan kalau dia sehat psikologinya," kata Abu.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini